Rangkaian waktu yang terus sempurna
menjelma kekeluan hati
yang tak berwenang membawa diri
redup perjalanan sepuas diri
menajam kekuasaan hati
dedikasi rindu ambisi sendu
beragam keraguan mengampuni
semacam banyak kebijaksanaan
aku memang tak bisa seperti mereka
aku bukankah sarjana
karena aku tak bisa menggapainya
teruslah merintih pasti
dari kejutan senarai bakti
polarisasi kemestian yang menggunung
dalam keraguan seribu ambisi
teruslah meraih mimpi
sepanjang suara meraih apologi
gigih harap satu warna
status kita saling berbeda
menarik perhatian orang lain
bila bangunan segera selesai
itu memang pernah saling mengada
agar kita bisa saling mencinta
sontak diri menghalau prestasi
gatal mental ini entah kenapa
melihat geliat keseharian di banua ini
datang sudah terlambat
jauh lebih berbaik hati
dalam anggapan beribu janji
itu yang pernah kau harapkan
dari tradisi waktu kian mencumbu
semangat tinggi pemikiran banyak keadaan
luruh senja motivasi diri
kelindan waktu yang bersatu
menyemai langkah dalam perjalanan
aku datang dengan semangat tinggi
menyemai jalan yang terus terluka
untuk membawa retas sunyi
dari kekacauan diri memberi arti
menghunjam perasaan semua orang
kau datang memberi aku kekuatan
dalam balutan ruas jalan memberi suara
jalan-jalan yang kulewati
melintasi pedesaan yang indah
sawah terbentang indah
datanglah dengan senyum manismu
jangan pernah merasa kelu
agar kita bisa saling mengerti
Kandangan,
19-01-2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar