Rabu, 13 Januari 2016

Perjalanan Panjang

Kamis, 14 Januari 2016


Cerpen Ramlah (Kelas IX D MTsN Angkinang)

Perjalanan Panjang

Saat aku terlahir kedua semua orang tertawa melihatku sedangkan aku menangis. Bayi yang mungil dan tak berdosa itu adalah aku. Aku dibesarkan di tengah keluarga yang sederhana. Aku sangatlah bahagia bisa dibesarkan oleh ibu seperti dia yang sangat peduli denganku dan sangat menyayangiku.

Aku sangatlah bersyukur dididik oleh keluarga yang baik dan melindungiku waktu itu umurku baru satu tahun. Aku baru bisa berjalan dan mulai berbicara. Waktu begitu cepat berlalu aku belum tahu teman aku akan melangkah. Aku di sekolahkan di TK. Aku sangat bahagia saat aku masih kecil. Suasana yang dulunya lucu, tangis, tawa yang ada kini sudah berlalu.

Aku menginjak usia kanak-kanak berumur 8 tahun dan aku perubahan menjadi anak yang sempurna dulu waktu duduk dibangku Sekolah Dasar (SD). Aku selalu diejek ditertawakan banyak air terjun yang mengalir dimataku. Sungguh sangat malang aku waktu itu. Namun waktu yang begitu menyedihkan cepat berlalu.

Waktupun hari demi hari kujalani bulan demi bulan aku iringi. Tahun demi tahun aku selalu mengalami tawa, canda, sedih, bahagia, sakit banyak rasa dalam kenangan SD. Tiba waktu umurku 13 tahun. Aku ingin melanjutkan sekolah ke pesantren. Tapi aku masih bingung apa aku bisa tinggal dalam suasana tanpa keluarga.

Keputusanku ingin melanjutkan ke pesantren tidak tercapai. Lalu aku ingin sekolah ke Madrasah Tsanawiyah (MTs). Di MTs inilah kenangan terindahku. Semuanya begitu sempurna. Aku sangat bahagia bisa bersekolah ke MTs ini. Perjalananku yang panjang ini membuatku bisa menempatkan hadirku. Pada saat aku Kelas VIII aku mulai mengalami masa pubertas.

Suka dengan lawan jenis hal itu yang aku alami sampai sekarang. Yang dulunya tak tahu apa itu cinta kini malah termakan cinta. Apakah yang aku alami saat ini. Tanya dalam benakku. Hingga perjalanan panjang ini tak tahu sampai kapan akan berhenti semua yang aku lakukan akan aku pertanggungjawabkan disana nanti. Sampai perjalanan panjang ini tak ada batasnya lagi.***

Tawia, 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...