Sabtu, 03 Agustus 2013

TULISAN USAI NANG LAIN

MINGGU, 4 AGUSTUS 2013

SENYUM MENGERLING

Waktu adalah titian
Kata-kata adalah jembatan
Tapi yang menautkan kita
Adalah senyum yang saling mengerling

Kandangan, 14 Juni 2006


YANG SELALU TERBAYANG
Engkau yang manis menggula
Visual diri yang selalu membawa arti
Akankah kurengkuh hari-hari dengan harapan
Agar aku bias hadir bersama nalarmu yang rela menghamba
Indahnya kesempurnaan cinta
Mengingatkan akan namamu dalam benakku
Raih masa depan dengan mengartikan hari-hari yang pasti
Niscaya akan membawa kabar kepada kesetiaan diri
Kandangan, 8 Juni 2009

FAJAR KEMENANGAN
Ketika mentari malu-malu untuk muncul berbias
Bumi panas tak ada alas
Tirai belantara seakan bergoncang pias
Nafas fauna semarak membahana
Kilau permata bergelora
Pagi hari hadirkan kedamaian hakiki
Tak ada sengketa tak ada angker
Maju terus untuk gapai cita

Kandangan, Agustus 2003


RAMADHAN DI ANGKINANG
 DULU DAN SEKARANG

    Bulan suci Ramadhan 1434 H kali ini terasa indah bagi warga Angkinang. Bertepatan dengan musim ranai alias selesai musim panen padi. Jadi aktivitas cukup pas. Tidak berat.
    Mayoritas warga menggantungkan diri dengan pertanian. Yang lain adalah guru, PNS, pedagang, tukang, dsb.
    Angkinang beberapa hari terakhir diguyur oleh hujan. Kadang panas. Bahkan sumur ditempat saya sempat bangai airnya. Tapi Alhamdulillah setelah diguyur hujan lebat kembali bagus.
    Suasana Ramadhan sangat terasa bila malam tiba. Aktivitas ibadah warga terlihat saat Tarawih. Juga ada Tadarus Qur’an. Pada siang hari pukul 11.00 buka pasar wadai.
    Aktivitas anak muda di Angkinang menggelar bagarakan sahur. Dengan menggunakan soundsystem. Mereka gembira membangunkan warga untuk bersahur sekitar pukul 02.00 s/d 03.00 WITA.
    Namun Ramadhan sekarang terasa berbeda dengan bulan puasa biasanya. Nuansa saat bulan puasa dulu waktu saya masih kecil sangat kentara.Tadarus dulu pesertanya banyak hingga puluhan orang. Sementara saat ini dapat dihitung dengan jari. Orangnya itu-itu saja.
    Bagarakan sahur dulu cukup ramai. Jalan kaki dengan menggunakan alat musik sederhana. Bahannya terbuat dari barang bekas. Ada panci, botol, dsb. ***



Kandangan, 25-07-2013

   

TELEVISI DI DEPAN RUMAH SAKIT
    Sudah beberapa hari saya berada di RSUD Brigjend H Hassan Basery Kandangan. Setiap malam ikut nonton televise di depan. Hitam putih warna televisinya. Ada diatas penonton dibawah berjarak sekitar 5 meter. Ada beberap bangku disediakan.***
Kandangan, 2011

ANACONDAS THE HUNT FOR THE BLOOD ORCHID
    Provinsi Padrang, Kalimantan. Terdengar lagu rap Nombok Dong milik Iwa K. Jin Soon. Anggrek berdarah. Plat mobil KT. Nama monyet Kong. Sinyal tidak ada. Menyusuri sungai dengan kapal sewaan. Melawan buaya. Itu beda tipis. Mendranang. Kapal jatuh ke air terjun. Lalu hancur berkeping-keping. Nyawa masih bias diselamatkan. Barang-barang ikut tenggelam. Sungai Tukut. Bukit Naga. Lopak. Kapal Bloody Mary.***
Kandangan, 2011

IMAM
    Apakah orang seperti saya bias jadi imam ? Ya pasti laki-laki harus jadi imam. Baik untuk keluarga maupun agama.
    Tapi dalam shalat berjamaah saya selalu jadi makmum. Tak pernah sekalipun jadi imam. Saya takut salah. Tidak memiliki bacaan yang fasih. Pernah ditunjuk tapi saya menolak. Karena memang saya tidak bisa.
    Hingga bila ditempat shalat tidak ada imamnya, saya takutnya minta ampun. Takut kalau-kalau saya disuruh jadi imam.
    Melihat hal ini krisis imam perlu diperhatikan oleh semua pihak. Maksudnya shalat berjamaah di langgar dan masjid. Sangat memalukan bila suatu ketika di sebuah langgar saat ibadah shalat digelar imamnya tidak ada. Sementara warga sekitar tempat itu. Malu kalau orang luar shalat ditempat ibadah itu. Mereka menyimpulkan beginilah kondisi keislaman disini. Alangkah malunya. Figur imam harus disiapkan dari sekarang. Imam orang yang baik dan fasih bacaannya.***
Kandangan, 2011

TEMAN DI RUMAH SAKIT
    Beberapa hari ini saya berada di rumah sakit. Menunggui keluarga, tepatnya acil saya yang sedang dirawat karena sakit. Saya berharap saat seperti ini punya teman di rumah sakit. Biar mudah dalam berurusan. Teman saya itu bisa bidan, perawat, dokter, staf administrasi rumah sakit, dsb. Saya senang bila disapa teman tersebut. Disapa dihadapan keluarga di kamar inap.
    Apalagi teman saya itu cantik dan masih muda. Juga pakai busana muslim. Tapi ini hanya impian saya saja. Nyatanya kini saat berada di rumah sakit tak satupun dari mereka yang saya kenal apalagi mereka yang kenal saya.
    Tak perlu berharap banyak memang. Saya sekali lagi hanya bisa berkhayal. Ingin disapa, dihormati oleh perawat, bidan, dokter cantik di rumah sakit tersebut.
    Ini adalah sebuah keniscayaan dan nantinya berbuah harapan. Saya ingin lebih dihargai ketimbang seperti saat sekarang ini.***
Kandangan, 2011

HAFALAN SHALAT DELISA
    Tadi pagi saya menyaksikan tayangan tentang film baru di SCTV. Judulnya Hafalan Shalat Delisa. Diangkat dari novel terlaris Tere Liye dengan judul yang sama. Berlatar kejadian tsunami di Aceh tahun 2004 silam.
    Pemainnya antara lain Nirina Zubir, Chantex S, dsb. Nama Tere Liye sudah lebih dulu saya kenal. Saya pernah membaca novelnya berjudul Pukat. Dibagian akhir novel tersebut ada iklan promosi buku Tere Liye lainnya yakni Hafalan Shalat Delisa. Tak saya duga ternyata novel tersebut difilmkan. Diluncurkan pada 22 Desember 2011.
    Pada tayangan di SCTV ditampilkan cuplikan-cuplikan film Hafalan Shalat Delisa (HSD). Tampak tentara AS yang tergabung dalam kapal induk ikut membantu korban tsunami.
    Pada awalnya Delisa dan warga sedang mengikuti pengajian. Saat itu sedang ujian latihan shalat. Diluar ruang tempat orangtua mereka menunggu. Tiba-tiba tsunami datang menghantam kampung mereka. Delisa terus saja menghafal bacaan shalat. Hingga terasa sunyi senyap.Delisa ditemukan dengan kondisi sehat. Namun salah satu kaki terpaksa diamputasi.
    Alangkah indahnya jika pemain perempuan dalam film HSD mencerminkan keislaman dalam keseharian. Buktinya dalam film saja mereka berjilbab. Ini terlihat dalam peluncuran film tersebut. Beda 100 %. Mereka berpakaian terbuka. Tidak pakai jilbab. Pamer tubuh dan aurat. Seorang pemainnya yang berperan sebagai relawan asing malah menampilkan kemontokan bagian tubuhnya.***
Kandangan, 2011

BEBAS
    Saya disini bebas merdeka. Mau ke sekolahan jam berapakah. Mau turun mau tidak. Mau saruan mau kada. Terserah saya. Tak ada yang menegur dan melarang. Disini saya Cuma honorer. Bukan PNS. Saya ingin sendiri. Menyepi seorang diri. Saya senang menyendiri untuk mencari inspirasi. Lamunan saya muncul. Lebih tepatnya disebut khayalan. Khayalan ingin lebih dari orang, lebih kaya, lebih pintar, dihormati orang, naik haji. Apa yang diinginkan selalu jadi kenyataan. Ah ini Cuma lamunan saya saja.***
Kandangan, 2011

MUHAMMAD IHSAN
    Namanya Muhammad Ihsan. Pelajar Kelas VII D MTsN Angkinang. Berasal dari Desa Telaga Sili-Sili Kec. Angkinang. Anak pertama dari dua bersaudara.
    Pulang sekolah ia shalat Dzuhur, istirahat, menggembala sapi, jalan-jalan. Usai shalat maghrib ngaji. Shalat Isya. Usai shalat Isya nonton teve. Acara yang digemarinya adalah Jika Aku Menjadi (Trans TV). Sementara ia tidur jam 8 malam. Bangun jam 5.
    Saat hari libur / Minggu aktivitasnya pada pagi hari main bola. Hobinya adalah main bola dan bulutangkis.
    Pernah ke Benteng Madang bersama teman-teman di kampong. Sepeda dibawa naik keatas takut sepeda hilang. Padahal cukup melelahkan. Karena harus menaiki ratusan anak tangga.
    Ia punya keluarga di Pal 11 Gambut. Prestasi M. Ihsan ranking 3 dari 14 siswa sewaktu di SD. Menyukai buku-buku Islami seperti kisah para nabi.
    Ihsan mudah bergaul dan ramah dengan siapa saja. Cita-citanya memberikan yang terbaik bagi kedua orangtua, agama, dan bangsa.
    Mudah akrab dengan siapapun. Terkadang sok akrab dengan orang lain. Aktif pramuka dan kegiatan ekstra kurikuler lainnya di sekolah. Kelak dikemudian hari, saat kelas VIII Ihsan menjadi Ketua OSIS MTsN Angkinang.***
Kandangan, 2011

PENAMPILAN
    Benarkah penampilan mencerminkan kepribadian ? Saya tidak tahu jawabannya yang pasti. Namun inilah yang saya alami. Saya punya teman (maaf) tampang preman. Pakaian sehari-hari seperti orang jahat. Memang dulu ia suka berbuat yang tidak baik. Tapi, kini setelah berumahtangga penampilannya seperti itu-itu saja. Ada yang berubah, hatinya luar biasa lembutnya.
    Ceritanya saat saya mau membeli ayam kampung kepadanya. Ia member pencerahan kepada saya. Hal ini tidak saya duga sebelumnya. Karena selam ini saya merasa lebih baik dari dia.
    Menurut teman saya itu, kalau kita memelihara ayam Bangkok bagaimanapun niatnya tentu ayam itu digunakan orang lain untuk diadu. “ Meskipun niat kita memelihara untuk dijual,” ujar teman saya itu.
    Sementara untuk memelihara ayam jangan dilepas. Gunakan kandang khusus. Kalau ayam itu berkeliaran tentu memakan milik orang lain. “ Belum tentu orang lain suka bila dimakan ayam kita,” ujarnya.
    Akhirnya saya merasa tercerahkan atas kata-katanya. Ternyata penampilan seseorang jangan dianggap jelek. Hatinya bisa lebih mulia dari kita.***
Kandangan, 2011



TAK MUNGKIN
    Ini cerita dari teman saya. Tentang sesuatu yang tak mungkin tapi kalau Tuhan berkehendak maka terjadilah. Seekor domba dan seekor monyet. Sama-sama menginginkan pucuk beringin. Bagi seekor monyet itu adalah hal yang mudah baginya untuk menggapainya. Sementara bagi domba itu sangat mustahil.
    Monyet dengan lincah bergelantungan dari ranting ke ranting. Dari dahan ke dahan. Hingga sampai ke puncak untuk memetik pucuk beringin.
    Sementara bagi domba naik pohon saja tidak bisa. Monyet tentu mencemooh serta berbangga diri.
    Domba terus berusaha dan berdo’a. Tuhan merobohkan pohon beringin. Domba pun dapat menggapai keinginannya untuk menggapai pucuk beringin tanpa susah payah.
    Inilah kuasa Tuhan. Sesuatu yang tak mungkin bisa saja menjadi sesuatu yang mungkin terjadi. Kalau itu memang sudah kehendak-Nya.***
Kandangan, 2011

JAKET PEMBERIAN TEMAN
    Jaket jeans itu pemberian teman saya M. Suhaimi. Dia adalah teman waktu sekolah di MTsN Angkinang dulu. Dia kini bermukim di Kambang Basar.
    Suhai, begitu ia biasa disapa, adalah anak dari Mistar orang Rantawan. Ia masih ingat denganku. Jaket itu diberikan saat kami sama-sama berada di RSUD Brigjend H Hassan Basery Kandangan. Saya menunggu acil yang sakit setelah operasi. Sementara Suhai ada keluarganya juga yang sedang dirawat.
    Waktu tsanawiyah dulu Suhai juga pernah memberi saya kopiah jangang. Dia tahu saya hidup dalam keprihatinan, kurang mampu. Kini Suhai sudah beristeri. Dikaruniai dua orang anak laki-laki. Yang tertua bernama Zainal Abidin. “ Kalau sudah tamat SD nanti, mungkin akan sekolah di tsanawiyah tempat kamu,” ujar Suhai.
    Duh baiknya kamu. “ Santak ha nah. Kaena ditapas dirumah,” ujar Suhai sembari melepas jaket jeans itu dari tubuhnya. Tak saya mengucapkan terima kasih atas pemberiannya itu. Dan berdo’a semoga kebaikannya itu mendapat ganjaran dari Allah SWT.***
Kandangan, 2011


BANJIR LAGI
    Pukul 08.10 WITA saya pergi ke sekolahan. Ternyata wajah sekolah berubah. Banjir lagi. Tadi subuh hujan turun cukup lebat. Sehingga aktivitas belajar mengajar jadi terganggu. Anak-anak asyiknya main air. Apalagi yang kelas VII. Jarang-jarang menyaksikan hal seperti itu. Tentu tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bermain air. Tapi dampaknya lantai kelas dan pelataran jadi kotor. Ini kejadian tahunan yang selalu terjadi berulang-ulang di sekolah saya.***
Kandangan, 2011

OLGA SYAHPUTERA
    Belum lama tadi saya menyaksikan tayangan infotainment Silet di RCTI. Mengulas tentang kunjungan Olga Syahputera dan Jessica Iskandar ke Batulicin, Kalsel. Mereka hadir untuk acara ulang tahun anak seorang pengusaha sekaligus menghibur warga Batulicin bersama Ashanty dan Aurel.
    Dalam tayangan itu diulas serba-serbi kunjungan Olga. Mulai menuju Bandara Soekarno –Hatta. Olga dalam mobil tampak melakukan aksi nyanyi dengan muka keluar dari jendela mobil. Komedian namanya.
    Mereka tiba di Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru. Lalu naik pesawat kecil menuju Batulicin. Menyaksikan keindahan alam Kalimantan dari udara. Di dalam pesawat kecil itu Olga dan Jessica bak pramugara dan pramugari.
    Tiba di Batulicin mereka disambut oleh keluarga yang mengundang. Ada dua remaja puteri naik motor trail. Satu diantaranya anak pengusaha yang berulang tahun. Olga dan Jessica salaman dengan anak pengusaha tersebut.
    Malamnya mereka menghibur warga Batulicin. Dijamu santap makan malam. Ke Bandara Syamsudin Noor diantar dengan helikopter. Merekapun kembali ke Jakarta.
    Ada tanda tanya dibenak saya melihat tayangan ini. Siapa pengusaha dimaksud yang mengundang Olga dan Jessica tersebut ? Berapa banyak dana yang digelontorkan untuk mengundang kedua artis itu ? Duh kaya rayanya orang yang mengundang kedua seleb tersebut.***
Kandangan, 2011




SADIS
    Sadis. Itulah kesan yang saya dapatkan saat menyaksikan tayangan rekaman CCTV perampokan di sebuah perkantoran di Banjarbaru. Penjaga malam tewas dianiaya perampok. Perampok mencari barang-barang berharga.***
Kandangan, 2011

DIBERI SENYUMAN ANEH
    Waktu itu Adit habis pergi ke tempat keluarga. Pulang jam 4 subuh. Pada saat itu entah kenapa Adit tidak mau diantar sampai depan rumah oleh keluarganya. Adit memilih turun di jalan raya. Dari jalan raya ke rumahnya harus melewati gang beberapa puluh meter. Saat itu Adit berpikir subuh juga, jadi tidak takut.
    Ketika mau masuk gang agar lebih cepat sampai, di ujung gang tampak ada bapak-bapak yang sedang duduk santai. Adit senang sekali jadi tidak takut karena masih ada orang.
    Adit menyapa dan memberi senyum pada bapak itu. Bapak itu membalas senyumannya. Ketika Adit lewat, saat menengok ke belakang bapak itu sudah tidak ada lagi. Adit bingung, kok secepat itu dia menghilang.
    Ketika sampai ke rumah, kebetulan ada saudara Adit yang punya indera keenam. Saudaranya itu bertanya, “ Tadi pulang lewat mana ?”
    Adit menjawab lewat gang yang seperti biasa.
    “ Emangnya kenapa ?” ujar Adit.
    “ Tidak apa-apa,” jawab saudaranya.
    Besoknya, bulu tangan dan kaki Adit berdiri tegak semua. Adit bingung kenapa kok dia merinding. Sudah disiram dengan air tapi bulunya tetap berdiri tegak. Setelah itu Adit langsung tidak bisa berjalan. Pinggang Adit terasa berat sekali. Mau ke kamar saja Adit sampai merangkak karena memang benar-benar tidak bisa bangun. Adit menggerak pun tidak bisa. Adit panic sekali, Adit menelepon saudaranya yang punya indera keenam dan bisa mengobati.
    Ketika diterawang oleh saudaranya, Adit langsung bisa jalan. Adit bersyukur sekali. Kata saudaranya waktu Adit lewat gang itu, bapak-bapak yang Adit lihat itu sudah meninggal.***
Kandangan, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Selama di Aceh

 Sabtu, 23 November 2024 Dari Diary Akhmad Husaini, Ahad (21/08/2022)  Semua akan abadi setelah diposting Dugal ke blog pribadi, tentu denga...