Rabu, 14 Agustus 2013

GEROBAK SAPI

RABU, 14 AGUSTUS 2013

Gerobak sapi, mungkin kata yang sudah jarang kita dengar. Dan juga merupakan benda yang sudah jarang kita lihat. Gerobak ini merupakan alat transportasi jaman dulu. Sebelum kendaraan kendaraan modern marak di jalanan gerobak sapi adalah sarana transportasi yang banyak dipakai oleh kebanyakan orang.  Namun seiring dengan perkembangan jaman dan perbaikan sarana jalan, maka sedikit demi sedikit kendaraan ini mulai tersingkir, digantikan kendaraan dengan mesin bensin maupun diesel.

Di daerah pedesaan dan di jalan kecil lingkungan desa maka masih sangat mungkin benda ini akan kita lihat dan digunakan masyarakat sebagai alat transportasi barang dan orang, mengangkut hasil pertanian, ataupun yang lainnya. Namun untuk di daerah perkotaan, apalagi dijalan raya (Jalan Nasional atau Propinsi) maka gerobak sapi mungkin akan sangat langka kita temukan.

Gerobak Sapi di kalangan orang banjar sudah menjadi alat tranportasi barang dan orang sejak zaman dahulu kala. Bahkan gerobak sapi dahulu lebih besar kalau dibandingkan dengan gerobak sapi sekarang, dan gerobak dulu seringnya di tarik dengan 2 ekor sapi, sedangkan sekarang hanya ditarik 1 ekor sapi. Di daerah Hulu Sungai biasanya gerobak sapi ini digunakan untuk mengangkut barang tertentu, seperti batang kayu, batang rumbia, barang dagangan dll.

Pada tahun 2000-an ke bawah gerobak sapi masih sering terlihat lewat di jalan Nasional di daerah Hulu Sungai, namun dengan banyaknya moda transportasi yang lain, lebih efektif dan efesien maka sekarang gerobak sapi mulai tersingkir di kalangan orang banjar. Sekarang sangatlah jarang ada gerobak sapi lewat jalan nasional dan provinsi khususnya di daerah Kandangan (Hulu Sungai Selatan).

Dalam pantauan saya, hal ini rada sedikit berbeda dengan di Barabai (Kabupaten hulu Sungai Tengah), dimana Gerobak sapi masih sering terlihat di jalanan Nasional ataupun provinsi di Barabai. Ada yang membawa kayu, atau juga batang rumbia untuk dijual sebagai pakan ternak itik, dan lebih seringnya juga untuk membawa barang dagangan untuk di jual di pasar mingguan di daerah Kab. HST atapun juga di daerah perbatasan di HSS, seperti di pasar Pantai Hambawang (hari selasa) dan juga pasar Bagambir (hari Jum’at).

Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya gerobak sapi (mungkin bisa sampai 5 atau 10 gerobak sapi) yang diparkir di pinggiran jalan nasional dekat pasar Bagambir pada setiap hari jumat pagi-siang. Pasar Bagambir yang terletak di Desa Bamban, Kec. Angkinang, Kab. Hulu Sungai Selatan ini sangat dekat dengan perbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, mungkin kira-kira sekitar 200 meter dari perbatasan (pintu gerbang Kabupaten). Dan memang kebanyak gerobak sapi itu berasal dari Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Inilah bagian sejarah, dimana sesuatu akan menggantikan sesuatu yang lain, peradaban akan menemukan pilihannya dan sesuai dengan kebutuhannya. Kalau mengikuti teori Aristoteles tentang Siklus Peradaban, maka bagian sejarah akan selalu terulang. Timbul lalu hilang/digantikan dan selanjutnya akan timbul kembali . . . begitu seterusnya . . .***

Sumber : Muhammad Afif Bizri (avivsyuhada.wordpress.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Selama di Aceh

 Sabtu, 23 November 2024 Dari Diary Akhmad Husaini, Ahad (21/08/2022)  Semua akan abadi setelah diposting Dugal ke blog pribadi, tentu denga...