Rabu, 14 Agustus 2013

SEMANGAT NENEK PENJUAL TAPAI

RABU, 14 AGUSTUS 2013

Ketika hari Jum'at kemarin, pas jadwal pulang kantor sekitar jam 11 siang, saya melihat nenek (Dalam Bahasa Banjar : Nini)  tua berjalan dengan sedikit berat, karena memang beliau membawa lanjung (lanjung bahasa banjar adalah sejenis tempat bawaan yang berbentuk bulat, seperti tas carrier, yang diletakkan di punggung, terbuat dari ayaman rotan dan bambu).
Gambar
Jualan apa nek ? Tanyaku, “Tapai Baras” jawab beliau. (“Tapai Baras adalah tape yang terbuat dari beras ketan / bahasa banjar : lakatan, yang difermentasi). Ulun nukar ni ? kataku. Akhirnya beliau menurunkan lanjung yang cukup berat dari punggung beliau, dan membuka isinya, tapai yang tersusun rapi, berwarna hijau. Ulun nukar 5000 ribu, bungkus ni lah ? kataku. Dengan cepat beliau menyiapkan plastik dan mengisinya dengan tapai. 
Gambar
Rada sedikit sulit komunikasi dengan belaiu karena kemampuan pendengaran beliau sudah sangat menurun, karena memang umur beliau perkiraan saya sudah lebih dari 65 tahunan, Dengan raut muka khas orang tua namun tidak menghilangkan jiwa optimisme dan kesantunan serta manisnya senyuman.
Beliau berangkat dari rumah menggunakan mikrolet untuk sampai ke kota, dan setelah itu berjalan keliling  dari rumah ke rumah, dari toko ke toko, dari kantor ke kantor, sambil menawarkan tapai beliau. Sebuah perjuangan yang tidak biasa dianggap enteng.
Gambar

Semangat Nini Penjual Tapai :
Semangat Orang Tua, Bagi orang yang sudah berumur tua dengan keadaan fisik yang tentunya sudah semakin lemah namun masih memiliki semangat untuk bekerja mencari nafkah dan tidak pantang menyerah dengan keadaan tentunya sesuatu yang luar biasa. 
Semangat untuk tidak menyusahkan orang lain. Karena sudah tua bisa saja berpangku tangan dan menyerahkan kehidupannya pada anak-anaknya, namun itu tidak beliau pilih, karena tentunya ingin berdiri dikaki sendiri dan tidak menyusahkan orang lain termasuk anak-anaknya.
Semangat mencari rezki dengan tangan sendiri dan dengan cara terhormat. Berpangku tangan, berharap bantuan orang lain dan bahkan mengemis tidak jadi pilihan, karena ada keyakinan bahwa rezki dari Allah SWT selalu akan tercurah dengan usaha keras kita dan doa.
Semangat ikhtiar dan tawakkal sama Allah SWT, dan semangat memberikan yang terbaik.***

 Sumber : Muhammad Afif Bizri (avivsyuhada.wordpress.com)

1 komentar:

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...