Tanggal
17 Juli 2003 tepatnya hari Kamis saya menerima surat dari Imel di Amuntai. Ini
merupakan balasan dari surat yang saya kirim beberapa minggu sebelumnya.
Berikut isi suratnya
Amuntai,
Juli 2003
Toex
: A. Husaini
di
– Tempat
Assalammu’alaikum
Wr. Wb
Terlebih dahulu aku ucapkan terima
kasih sekali lagi atas pujiannya. Aku juga merasa tidak layak dipuji seperti
itu. Nanti bisa besar kepala jadinya. Aku juga mau bilang kalau aku kaget alias
surprise sekali seperti disambar gledek (eh becanda kok).
Rupanya kamu seorang wartawan ya ?
Pantas saja sukanya nanya-nanya dan ingin tahu saja. Dan itu juga membuat
hatiku senang punya kenalan dan boleh dong kita juga bertanya dan pingin tahu tentang
kamu dan profesimu. Tapi sebelum nanya-nanya oke deh kita jawab dulu
pertanyaan-pertanyaan kamu dulu. Tapi ngomong-ngomong kamu lucu juga ya. Aku
juga senang punya teman yang humoris. Jangan-jangan kamu pernah satu panggung
sama pelawak Tessy ya ? (He..he..he..becanda).
Pada biodataku dulu memang sengaja
tidak dicantumkan namaku soalnya namanya cukup aneh entar kamu nanya-nanya soal
nama itu khan jadi panjang. Oke deh tidak apa-apa. Namaku sebenarnya Sumile
Rusbandi. Agak berbau Jawa. Ya, memang aku blasteran Jawa-Kalimantan.
Panggilan sehari-hari Imel.
Sebenarnya aku tidak pernah menyiar di radio lain. Pengetahuan tentang bidang
tersebut juga tidak begitu tahu. Cuma hobi saja. Pernah dengar orang nyiar.
Dulu aku juga punya penyiar idola yang berasal dari Jogjakarta. Namanya Paris
dari radio Yasika FM. Kenapa kok dari Jogja ? Ceritanya panjang sekali. Tapi
sedikit bisa aku ceritakan dengan kamu. Aku sebenarnya lulusan dari D1 El Rahma
Jogjakarta jurusan Desain Grafis. Lebih kurang bisa disebut Desainer Grafic
(Grafict Design) dan selama satu tahun 3 bulan di Jogja. Aku sering dengar radio
di kost bersama teman-teman. Salah satu penyiar idola kami adalah Paris.
Suaranya cool dan ngepop, renyah banget di denger (emang kerupuk). Juga gayanya
nyantai dan ngocol banget jadi pas banget untuk jiwa para kawula muda. Dan juga
ada mbak yang di kost tiap malam latihan siaran buat ngelamar ke salah satu
radio swasta di Jogja dan sedikit banyaknya tau bagaimana orang menyiar.
Meskipun dia tidak diterima. Soalnya persaingan disana cukup berat. Kualitasnya
bagus-bagus.
Tadinya sih tidak ada niatan mau
jadi penyiar. Cuma mau nyalurin hobi aja diterima atau tidak itu urusan
belakangan. Tidak disangka aku lulus audisi di RGK. Pada waktu itu sedang buka
lowongan. Dari sana bermula segala aktifitas kepenyiaranku. Waktu pertama gugup
sekali dan salah tingkah juga. Ngomongnya tidak begitu lancarr maklum baru
pertama kalinya. Dan tentang suka duka dalam menyiar memang banyak banget. Dan
aku juga. Mendapat pengalaman yang belum pernah aku alami.
Dulunya sih aku berpikiran tuh
kerjaannya enak, nyantai, dan selalu happy. Tapi pada kenyataannya tidak
seperti itu. Fifty-fifty lah. Ada suka dan dukanya. Dalam bidang ini juga tidak
hanya dituntut pintar ngomong dan bersuara bagus (enak didengar gitchu). Secara
tidak langsung juga ada pemikiran yang smart dan kreatif. Disini juga aku
berusaha bagaimana menyajikan sesuatu yang dapat dinikmati / menghibur
disamping itu dapat memberikan suatu masukan / tambahan dalam artian media
hiburan bisa orang dapatkan dengan mudah. Namun masyarakat juga butuh sesuatu
yang selain menghibur juga bermanfaat. Hendaknya dapat disajikan pada salah
satu stasiun radio itu sendiri. Disamping hiburan juga informasi (wah Imel
ngomongnya intelek banget ya ?). Hitung-hitung
bisa jadi salah satu artikel di majalah nantinya. (Eh nggak kok cuma
guyon).
Dan bagi aku sich media radio untuk
daerah Amuntai khususnya dan luar pada umumnya. Sambutannya cukup antusias baik
yang aktif / pasif. Dengan media tersebut mereka dapat tahu situasi terkini
daerah sendiri yang tidak didapatkan di media lain. Mungkin seperti itu
gambarannya. Juga tentu lebih memasyarakat.
Untuk jumlah penyiar di RGK ada 8
orang. Untuk laki-laki 4 yakni Mas Irwan, Abby, Kai Jabuk (Maharani),
dan Fefen. Sementara perempuannya juga 4 yakni Mbak Ati, Tika, Yuni, dan aku
sendiri. Adapun alamat aku belum tahu pasti tapi yang saya ketahui Mas Abby
dari Kebun Sari, Irwan (Palimbang Sari), Kai Jabuk (Pasar Senin), Fefen
(Palampitan), Mbak Ati (Sungai Malang), Yuni (Nagara), dan Tika (Palampitan).
Soal jalan H. Ali Sei Karias aku
kurang tahu. Emang pernah kesana. Daerah Karias dari tempatku kira-kira 10 menit.
Aku juga tidak begitu hapal daerah Amuntai. Aku tidak suka jalan-jalan dan tipe
anak rumahan. Tapi bukan katak dalam tempurung.
Aku siaran 4 kali dalam seminggu.
Oke deh mungkin segitu azha. Lain kali disambung lagi. Jangan lupa kalau balas
jangan lupa perangko juga kertas suratnya sekalin abis ceritanya panjang
banget. (Maaf bercanda....)
Nah sekarang gentian aku nanya kamu.
Kenapa kamu wartawan senang mendengarkan radio ? Apa motivasi kamu jadi
wartawan ? Ceritakan juga dong tentang pengalaman dibidang jurnalistik ? Yup
begitu azha. Salah khilaf mohon dimaafkan. ( Imel )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar