Selasa, 13 Agustus 2013

SURAT DARI IMEL

SELASA, 13 AGUSTUS 2013

            Tanggal 17 Juli 2003 tepatnya hari Kamis saya menerima surat dari Imel di Amuntai. Ini merupakan balasan dari surat yang saya kirim beberapa minggu sebelumnya. Berikut isi suratnya
Amuntai, Juli 2003
Toex : A. Husaini
di – Tempat
Assalammu’alaikum Wr. Wb
            Terlebih dahulu aku ucapkan terima kasih sekali lagi atas pujiannya. Aku juga merasa tidak layak dipuji seperti itu. Nanti bisa besar kepala jadinya. Aku juga mau bilang kalau aku kaget alias surprise sekali seperti disambar gledek (eh becanda kok).
            Rupanya kamu seorang wartawan ya ? Pantas saja sukanya nanya-nanya dan ingin tahu saja. Dan itu juga membuat hatiku senang punya kenalan dan boleh dong kita juga bertanya dan pingin tahu tentang kamu dan profesimu. Tapi sebelum nanya-nanya oke deh kita jawab dulu pertanyaan-pertanyaan kamu dulu. Tapi ngomong-ngomong kamu lucu juga ya. Aku juga senang punya teman yang humoris. Jangan-jangan kamu pernah satu panggung sama pelawak Tessy ya ? (He..he..he..becanda).
            Pada biodataku dulu memang sengaja tidak dicantumkan namaku soalnya namanya cukup aneh entar kamu nanya-nanya soal nama itu khan jadi panjang. Oke deh tidak apa-apa. Namaku sebenarnya Sumile Rusbandi. Agak berbau Jawa. Ya, memang aku blasteran Jawa-Kalimantan.
            Panggilan sehari-hari Imel. Sebenarnya aku tidak pernah menyiar di radio lain. Pengetahuan tentang bidang tersebut juga tidak begitu tahu. Cuma hobi saja. Pernah dengar orang nyiar. Dulu aku juga punya penyiar idola yang berasal dari Jogjakarta. Namanya Paris dari radio Yasika FM. Kenapa kok dari Jogja ? Ceritanya panjang sekali. Tapi sedikit bisa aku ceritakan dengan kamu. Aku sebenarnya lulusan dari D1 El Rahma Jogjakarta jurusan Desain Grafis. Lebih kurang bisa disebut Desainer Grafic (Grafict Design) dan selama satu tahun 3 bulan di Jogja. Aku sering dengar radio di kost bersama teman-teman. Salah satu penyiar idola kami adalah Paris. Suaranya cool dan ngepop, renyah banget di denger (emang kerupuk). Juga gayanya nyantai dan ngocol banget jadi pas banget untuk jiwa para kawula muda. Dan juga ada mbak yang di kost tiap malam latihan siaran buat ngelamar ke salah satu radio swasta di Jogja dan sedikit banyaknya tau bagaimana orang menyiar. Meskipun dia tidak diterima. Soalnya persaingan disana cukup berat. Kualitasnya bagus-bagus.
            Tadinya sih tidak ada niatan mau jadi penyiar. Cuma mau nyalurin hobi aja diterima atau tidak itu urusan belakangan. Tidak disangka aku lulus audisi di RGK. Pada waktu itu sedang buka lowongan. Dari sana bermula segala aktifitas kepenyiaranku. Waktu pertama gugup sekali dan salah tingkah juga. Ngomongnya tidak begitu lancarr maklum baru pertama kalinya. Dan tentang suka duka dalam menyiar memang banyak banget. Dan aku juga. Mendapat pengalaman yang belum pernah aku alami.
            Dulunya sih aku berpikiran tuh kerjaannya enak, nyantai, dan selalu happy. Tapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Fifty-fifty lah. Ada suka dan dukanya. Dalam bidang ini juga tidak hanya dituntut pintar ngomong dan bersuara bagus (enak didengar gitchu). Secara tidak langsung juga ada pemikiran yang smart dan kreatif. Disini juga aku berusaha bagaimana menyajikan sesuatu yang dapat dinikmati / menghibur disamping itu dapat memberikan suatu masukan / tambahan dalam artian media hiburan bisa orang dapatkan dengan mudah. Namun masyarakat juga butuh sesuatu yang selain menghibur juga bermanfaat. Hendaknya dapat disajikan pada salah satu stasiun radio itu sendiri. Disamping hiburan juga informasi (wah Imel ngomongnya intelek banget ya ?). Hitung-hitung  bisa jadi salah satu artikel di majalah nantinya. (Eh nggak kok cuma guyon).
            Dan bagi aku sich media radio untuk daerah Amuntai khususnya dan luar pada umumnya. Sambutannya cukup antusias baik yang aktif / pasif. Dengan media tersebut mereka dapat tahu situasi terkini daerah sendiri yang tidak didapatkan di media lain. Mungkin seperti itu gambarannya. Juga tentu lebih memasyarakat.
            Untuk jumlah penyiar di RGK ada 8 orang.  Untuk laki-laki 4  yakni Mas Irwan, Abby, Kai Jabuk (Maharani), dan Fefen. Sementara perempuannya juga 4 yakni Mbak Ati, Tika, Yuni, dan aku sendiri. Adapun alamat aku belum tahu pasti tapi yang saya ketahui Mas Abby dari Kebun Sari, Irwan (Palimbang Sari), Kai Jabuk (Pasar Senin), Fefen (Palampitan), Mbak Ati (Sungai Malang), Yuni (Nagara), dan Tika (Palampitan).
            Soal jalan H. Ali Sei Karias aku kurang tahu. Emang pernah kesana. Daerah Karias dari tempatku kira-kira 10 menit. Aku juga tidak begitu hapal daerah Amuntai. Aku tidak suka jalan-jalan dan tipe anak rumahan. Tapi bukan katak dalam tempurung.
            Aku siaran 4 kali dalam seminggu. Oke deh mungkin segitu azha. Lain kali disambung lagi. Jangan lupa kalau balas jangan lupa perangko juga kertas suratnya sekalin abis ceritanya panjang banget. (Maaf bercanda....)
            Nah sekarang gentian aku nanya kamu. Kenapa kamu wartawan senang mendengarkan radio ? Apa motivasi kamu jadi wartawan ? Ceritakan juga dong tentang pengalaman dibidang jurnalistik ? Yup begitu azha. Salah khilaf mohon dimaafkan. ( Imel )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...