ENTAH
SAMPAI KAPAN
Entah sampai kapan
aku bisa berlari
dari kenyataan yang ada
terima kasih kuucapkan
kepada yang telah berbuat baik padaku
hari ini
bidadari telah pergi dari sini
merekahlah bunga-bunga asmara
kensicayaan yang kian ringkih
mengelana
dalam rindu dalam sunyi
aku kian gundah
Kandangan,
2011
PUISI
PETANI
Kupandangi wajahnya yang sayu
kulihat disana ada pancaran wajah nan lugu
kutahu dia lelah dan loyo
sedari tadi bekerja di sawah
mencangkul lahan menjadi gembur
aku bahagia berkumpul bersamanya
walau jauh status kami
kupandangi langit dengan hati-hati
tak sadar aku tersenyum hambar
aku merasakan tak enak menghinanya
yang menjadi tempat berkeluh kesah
kini aku tahu bagaimana rasanya jadi
petani
kudapatkan hikmah darinya
bahwa aku harus bersifat mandiri
kelak akupun juga akan jadi petani
karena aku terlahir dari keluarga petani
Tuhan terima kasihku pada-Mu
karena Kau telah memberi kami nikmat
pada kami seorang petani yang taat
Kandangan,
28 November 2003
BARA
KEHIDUPAN YANG DIREMBESI AIR
Ribuan spaghetti tumpah dijalanan
menghilangkan sejuta kepanikan
diantara puluhan ribu rimbunan dedaunan
hentikan episode keangkuhanmu
saat dian mulai padam
bayu yang berhembus semilir
bara kehidupan yang dirembesi air
akhir dari episode
sandiwara kehidupan
Kandangan,
23 November 2003
SUASANA
IDAMANKU
Ketika suasana iadaman tercium hidungku
aku ingin datang kembali menggapai tuju
mengingat kenangan silam yang seru
menyatu padu dengan sahabat rindu
ketika gelak tawa menebar aroma
adakah damai akan menyatu
Kandangan,
Oktober 2002
DEMI
CINTA
Kau memang berkuasa
duitmu tak terhitung
wajahmu bak purnama bergantung
sejuta lelaki mendamba
biar pupus bayangmu dalam hatiku
Kandangan,
April 1997
RINDU
KASMARAN
Dimalam yang indah ini
aku merenung seorang diri
ucapmu rindu kasmaranku
bibirmu gairah hidupku
Banjarmasin,
Februari 2003
PERTARUNGAN
SUNYI
Langit membara member makna
menuai harapan dalam dentang
ketidakpastian
akulah rajamu yang menautkan harapan
datang menghalangi mata
indera keenam menampak baying langit
biru
aku bosan mendengarkan suara-suara
mengeluh
jangan ganggu aku
dia beraksi menampilkan kejenuhan
bolak-balik menyelingkuhi hari
dan melangkah pergi menyisakan sunyi
Kandangan,
26 Juli 2008
KANDANGAN
MALAM INI
Ada muda-mudi bercumbu mesra
disudut gelap gedung mtq
da aroma jagung bakar menebar
memayungi bahagia mereka
malam ini kandangan disaput kabut
pertama ataukah seringkali terjadi
keramaian kota mulai surut
nafas-nafas syahwat beranjak pulang
kandangan mala mini sisakan cerita
malang
Kandangan,
27 Juni 2004
INDAHNYA
CINTA
Oh indahnya cinta
derai tawa bawa bahagia
bila keceriaan ada disini
akankah cinta akan sejati
tak ada ratap
disini kita bersitatap
jalan lurus meluncur mulus
bebatuan terjal hilang sudah
teringat dingin mengalir
seakan ia tahu
kita berburu cinta dialam nyata
aroma wangi nyata didepan mata
sesaat dalam buaian irama kata
Kandangan,
24 Juni 2004
TAK
INGIN LAGI
Malam ini
disaat dosa-dosa mendekam
aku kegelapan
dan merasa kesepian
tidurpun terganggu
aku ingin cepat siang
biar tak menderita seperti ini
aku tak ingin lagi berbuat dosa
Kandangan,
30 November 2004
MASA
LALU YANG KELAM
Mengingat akan masa laluku yang begitu
kelam
terinjak oleh derita silam
buang jauh-jauh ego jelekmu
hilangkan kesombonganmu
Kandangan,
22 Desember 2003
TERSISIH
DARI KOMPETESI
Kamu pendiam
akupun terasa kelam
tak gigih serta terlalu ketus
rendah diri karena tak aksi
mana ada yang seperti itu
hanya sebuah kesia-siaan belaka
kamu akan tersisih dari kompetesi hidup
ini
Kandangan,
2011
GAUNG
DUKA
Fajar kemenangan itu datang
mengayunkan langkah-langkah padu
indahnya wajah kotaku tempat kelahiran
aku menjerit membangun dalam himpitan
jam berdetak menantikan kepulangan anak
aku tahu yang kau mau dariku
tubuh yang dingin mencurahi fatamorgana
bertiku
ingin jauh berjalan kearah sana
risau cinta klasik yang sirna
ilalang jalang mulai berisik
untuk ditambat dihati pasti
sesudah menghela pedati rindu
lewati bebatuan sayu
antara sunyi puja niatkan gaung duka
Kandangan,
22 Juni 2004
CINTA
YANG BERPALING
Kasih....
tak pernah aku melupakanmu
tak pernah akan meninggalkanmu
tapi kenapa engkau yang mengakhiri
hubungan yang selama ini kita bina
Kasih...
banyak rintangan menghadang
tapi kita bisa melawan dengan cinta
yang begitu tulus dan sejati
kenapa sekarang engkau berubah
hatimu tak selembut dan sebaik dulu lagi
engkau sudah punya pengganti
aku mencoba untuk melupakanmu
karena kau sudah berpaling dariku
Kandangan,
2006
MENGARUNGI
HIDUP
Bukalah mata hati kita
untuk melihat dunia
yang ramai oleh noda-noda kemodernan
menghadirkan kesedihan akan meratapi
nasib
namun jangan merasa hebat
untuk mengulurkan janji
dengan rasa ceria
dalam rajutan dentang waktu yang
semburat
izinkanlah aku mengarungi hidup
namun bersiaplah untuk selalu bersama
menjemput impian tak pasti
sungguh indah dunia
jika engkau berikan bingkai jadi bingkai
engkau seperti memeram dendam lama
hidup banyak dirasa tapi yang ada
tidak jadi apa-apa
Kandangan,
22 Juni 2004
KELUH
DAN RATAP
Kenapa penyakit ini tak juga kunjung
sembuh
inikah musibah itu
atau bala bencana bagi diriku
yang suka berbuat dosa dan nista
aku ingin cepat sembuh
hilang sejuta rasa gelisah
tak ingin resah
karena aku tak bersalah
entah sampai kapan aku begini
menikmati kepedihan tanpa henti
biarlah hari-hari berlalu tanpa arti
Kandangan,
28 April 2004
BERITA
HARI INI
Koran memberitakan
Todung dan Munir kandidat Jaksa Agung
diperalat Wiranto dipakai lagi
Al Qaeda penggal warga AS
golput no.1 Wiranto no.2
Tia bawa pulang Chevrolet
batal bawa obor
Akbar pertahankan Kalla
Mega dituntut menjadi Ratu Balqis
Mega Wiranto berpotensi beli suara
Ketua Panwaslu Aceh diberhentikan
citra dipertaruhkan pemberitaan
68 pemantau kampanye presiden
mahasiswa ITS tolak debat capres
bawa saksi baru ke panwaslu
provinsi ditambah 100 ribu surat suara
baru
4 karyawan mencuri ditangkap
kejutan kedua Latvia di Euro 2004
ludah Totti dijadikan game
ditutup dengan iklan mini
Kandangan,
20 Juni 2004
CINTA
SEPASANG KEKASIH
Ada sepasang kucing bermesraan di kolong
rumah
ada sepasang bocah bercinta disebatang
kelapa tumbang
aku iri memandanganya
kenapa aku tak bisa seperti mereka
bila cinta tak mengenal kasta
cinta adalah rasa yang menyatu
siap berkorban apa saja
kemanapun pergi selalu ada rasa
Kandangan,
6 Maret 2004
TERTINDAS
ASMARA
Tak pernah aku merasakan
gundah-gulana terjerat
benang-benang asmara
yang begitu memilukan perasaanku
dikala aku terbaring disini
sering aku bertanya-tanya
ada apa gerangan ?
Kandangan,
4 November 2004
TAK
TAHAN
Dengarkanlah suaraku dinegri patah sayap
yang boros duit bagai disulap
terasa panas bila memegangnya
ingin selalu mengusirnya
sampai lenyap apa yang diinginkan
dari semua tanya
dan dari semua ragu
Kandangan,
9 November 2003
DI
TIMUR JAUH
Ditimur jauh aku merana menanti
keajaiban
kawan lupakah engkau pada diriku yang
hina
jangan kau acungkan kesombongan
nanti akan kembali ke muka sendiri
dikesunyian malam nista ini
adakah kebahagiaan yang kutemukan
disanubari yang hancur oleh ketamakan
Kandangan,
8 November 2003
MALING
Dia maling buku
dia maling surat kabar
dia maling duit perpus
dia yang dibenci
dia yang tak disenangi
karena sifatnya yang tak terpuji
Kandangan,
17-04-2006
JANGAN
GANGGU AKU
Kuberharap ada pelangi
yang melintasi hari-hariku
ada gurauan padu
setiap senyum yang kau berikan
member makna
setiap langkah yang tentu
memberi harapan
resah meninggalkan sisa
saat raut wajahmu yang bgitu mengesankan
member rasa dan nuansa
jangan pernah kau rindukan cinta yang
sesungguhnya
Kandangan,
17-04-2006
IMAJI
SENJA
Malam-malam duduk bersunyi diri
sambil menuai butiran imaji senja
adalah ini dan apakah hanya ini yang ada
pada kita
tidakkah kau dengar lamat-lamat sepotong
kasidah senja
yang dinyanyikan dengan suara malaikat
oh betapa indah
mendengar bulan bersajak
mensyukuri malam dengan gairahnya
menuliskan sketsa dibayangan pohon
kelapa
oh betapa dhaifnya diri ini
dibanding reranting dan angin yang
berdesing
akankah kita hanya menulis sepotong
sajak
diantara beribu jejak yang pernah kita
lukiskan
pada bumi kehidupan ini
Kandangan,
November 2005
ORKESTRA GERIMIS
Sunyi senyap disini
aku rindu beragam keinginan
pasrah atau rendah diri
melangkah pergi menuju angkasa
menerawang hari-hari dengan kekecewaan
kenapa aku sinis menjelma kekalutan diri
perjalanan panjang ini memapah langkahku
dalam tirani yang resah mendesah
Kandangan, 31-01-2009
SENGGAMA
HATI
Menatap wajah-wajah telanjang itu
air liurku pun bergolak
tatapan rindu didada bidang
dalam tangis ada kerinduan yang hilang
dihempas lumatan bibir bergincu
desir darah mudaku menggelinjang
yang tampak sendu dalam kenangan
menyetubuhi kata-katamu
dari peradaban sunyi
yang terkulai lemah
imaji khayalku menggapai penetrasi
aku insyaf dalam pelukan nurani nalarmu
Kandangan,
20 Mei 2008
PERJUMPAAN MALAM
Entah
sampai kapan nasibku akan berubah
merindukan
hadirnya kebahagiaan
tanpa
arah dan rintangan
tanpa
hinaan dan cacian
tanpa
pelecehan diri yang nista
Angkinang, 08-04-2006
MAJULAH
Tunjukanlah
dan buktikanlah
pada
bumi yang bersejarah
tempat
menunggu segala rasa
jangan
tertindas oleh keadaan yang tak pasti
mereka
juga manusia
hadapi
dengan ketulusan dan keikhlasan
itu
jalan terbaik yang ada
Kandangan, November 2003
RESAH DAN
GELISAH
Mimpi
apalagi yang bisa kuharapkan
dari
banyak asa
dulu
dipuja sekarang dibenci
hujan
hari ini kian mendesah
antara
caci maki
sekarang
dalam lamunan
penyesalan
itu cukup terlambat
Kandangan,
08-05-2012
SEBERAPA JAUH
Jauh
darimu
hatiku
tidak tenang
seberapa
jauh mengejar mimpi
tapi
kini aku tidak enak hati
ingin
menjual
ingin
jauh dariku
membangunkan
mimpi-mimpi indah
Kandangan,
26-04-2012
GUNDAH
Hati
gundah mala mini
tidak
tenang
apa
sebabnya ?
resah
terus
tekadku
sudah bulat
mimpi
apalagi
Kandangan,
11-03-2012
PADAM LAGI
Sepi
lagi
kenapa
lagi-lagi begini
ingin
mengeluh
kemana
?
ada
banyak cerita indah disini
mimpi-mimpi
yang belum terkejar
kali
ini saja aku berharap
cepatlah
menyala kembali
hanya
sebuah ilusi
Kandangan,
24-03-2012
KARANG TARUNA
YANG TANGGUH
Apa
kata mereka tentang Karang Taruna
datang
hanya sekali dalam setahun
yang
kemudian menghilang
tiada
makna
Selama
ini apa yang bisa kita berikan
kepada
masyarakat ?
Siapa
bilang Karang Taruna tak ada guna
tempat
kita memadu janji
janji
tentang masa depan anak negeri
memberi
harap tentang suasana di ranah estetika
mendendangkan
nyanyi paramuda
dalam
dentang puisi perjuangan masa kini
Kau
yang taat, tanggap, tangguh, tandas
tangkas,
terampil, dan tulus
menyebar
di hati nurani semua
Rantau,
September 2007
KEINDAHAN
Hidupku
hanya untuk menikmati keindahan
kureguk
dan kurasakan sendiri
ini
sebuah pengalaman
karena
dulu ciptaan orang lain tak nyaman
sehingga
aku merasa bosan
aku
benci kesedihan dan kehinaan
rasa
senang adalah pesona dunia
jalani
dengan mata hati ria
Kandangan, Juni
2002
DATANG
Kenapa
engkau ragu menanti kedatanganku
yang
pasti hadirnya
takkan
engkau merasa gembira
hadirnya
akan membawa bahagia
tinggalkan
sejuta lara
pertama
datang tampakkan duka
karena
kita belum bersua
apa
salahnya kalau kita berjumpa
yang
pada akhirnya adalah mesra
Kandangan, 3
Maret 2004
LANGKAH KAKI
Selintas
cakrawala menebar sunyi
Langkah
kaki beriring kini
Dalam
cakupan dentang waktu
Yang
ingin terus meratap pilu
Kandangan, 2
Maret 2004
HANYA TINGGAL
CERITA
Bagai
menjalani sebuah kegagalan
aku
meratapi dosa
takkan
aku mampu berjalan
menemukan
sebuah harapan
lajur-lajur
yang patah dilewati angin
dan
melesatlah dari ingatan
tak
lagi ada kebaikan
hanya
ada sejuta penyesalan
menyeruak
ke jurang-jurang keangkuhan
Bjb-Kdgn, 17
Agustus 2004
KOSTUM IMAJINASI
Dalam
sunyi
dalam
hati
aku
sendiri disini
ingin
member arti
datanglah
dengan suasana hati
ingin
memiliki
ada
banyak mimpi disini
tak
perlu menyesali diri
relung
hati yang paling dalam
Ada
semacam keraguan tentang kehidupan
lihat
kenyataan yang memporakporandakan mata hati
tasbih
nyata alam karya
berjuta
kenikmatan
pelajaran
hidup yang kudapatkan
manifestasi
tuntas bayu nirmala
Kandangan,
03-11-2011
KATA ASMARA
Mautkan datang menjelang
mana kecantikan yang dulu dipuja-puja
meraba nyala dalam hati
melangkah tinggalkan nista
dari lamunan dan khayalan
lahirlah puisi tentang keindahan
hidupuku
Kandangan,
22 Februari 2005
GEMPA LAGI
Pulau
Nias menangis
Senin
malam 28 maret 2005
ratusan
nyawa melayang
musibah
Aceh terulang kembali
gempa
berkekuatan 8,7 skala richter
alam
memberi tanda
untuk
kita selalu siaga
Kandangan, 29
Maret 2005
ESOK
Hari
kemarin adalah masa lalu
hari
esok adalah masa depan
jangan
lupakan masa lalu
namun
belajarlah melalui pengalaman
untuk
menjelang masa depan nan gemilang
kuingin
meraih masa depan nan gemilang
dengan
asa dan tekad membaja
akan
kutata hari esok penuh makna
kupersembahkan hatiku dalam asa
Kandangan, 2005
TAK SELALU
MEMILIKI
Kasih.....
malam
ini dibawah sinar sang rembulan
kududuk
seorang diri
kuteringat
akan dirimu
tak
terasa butir airmata jatuh ke pipi
hati
meratap sedih
Kasih...
kini
baru kusadari
aku
memang jauh darimu
sungguh
hatiku sakit berpisah denganmu
tapi
kini aku mencoba untuk melupakanmu
Kasih....
cintailah
dirinya seperti kau mencintai dirimu sendiri
jangan
pernah kau sakiti hatinya
dan
jangan biarkan dusta dan pengkhianatan
menjadi
alat untuk menghancurkan
hubungan
suci seseorang
Angkinang,
Desember 2005
RENUNGAN
Di
usia dewasa ini aku merenung
sudahkah
aku berbuat baik
sudahkah
aku bertobat
apa
yang dapat kupersembahkan bagi orang lain
orangtuaku,
agama, negara, dan bangsa
disini
dalam renungan yang tak bertepi
Kandangan, 10
Juli 2001
BIAR DIRI MENDERITA
Bila
keinginan muncul tiba-tiba
ia
akan mengalahkan segalanya
tak
kenal dingin biar diri menderita
biar
tengah malam yang tak ada kata
kesunyian
jiwa yang kian mencekam
mengalahkan
perasaan takut
mimpi-mimpi
yang terbangun
ia
adalah suatu yang tak mungkin
sebuah
perasaan diluar nalar
yang
mengganggu pikiranku
meninggalkan
sejuta masalah yang tak berkesudahan
Kandangan, Januari 2004
DIRIKU HINA
Kenapa
aku diremehkan orang lain
apakah
aku ini hina sekali
yang
membuat langkahku terhenti
akibat
memandang nikmat orang lain
bisakah
aku seperti mereka
Kandangan, April 2002
PAK AMAT
Malam
yang sepi Pak Amat jual sapi
sapinya
lapas Pak Amat jual kapas
kapasnya
hancur Pak Amat jual kancur
kancurnya
rapai Pak Amat jual tapai
tapainya
basi Pak Amat jual nasi
nasinya
enak Pak Amat jual anak
anaknya
hilang Pak Amat jual galang
galangnya
lumbus Pak Amat jual gambus
gambusnya
nyaring Pak Amat jual paring
paringnya
panjang Pak Amat tatilanjang
Kandangan, 2009
TAFAKUR DIRI
Disudut
kota yang telanjang
kulihat
bumi menangis meraung
tafakur
diri yang hina nista
ku
tak tahu kemana kaki ini akan melangkah
Kandangan, 22 Februari 2004
SADARLAH
Jangan
kau lakukan itu disini
kita
beragama, beriman dan bertaqwa
kita
punya rasa dan asa
sadarlah
untuk bebaskan diri dari dosa
Kandangan, Mei 2000
ADA SEMUT
Dimana-mana
ada semut
dirambut
pendek ada semut
diatas
meja dekat gelas the manis ada semut
mengerumuni
sisa-sisa gula yang berhamburan
tirulah
semut
mereka
gigih mengais rejeki
sifat
gotong royong selalu bersama
ada
semut merah
ada
semut hitam
ada
yang kecil
ada
yang besar
sama-sama
merasakan nikmatnya manis
tak
kenal lelah
bekerja
siang malam
dimana
mereka tinggal
aku
tak tahu
aku
tidak memikirkan itu
Kandangan, 21 Juni 2004
DESA KEKUATAN KITA
Di
desa kita hidup
ditengah
gentayangan lintah darat
kalau
hidup terus-terusan susah
dilumbung
kita menabung
masa
panen masa berpesta
desa
harus menjadi kekuatan ekonomi
ramainya
desa modal utama
untuk
bekerja dan mengembangkan devisa
haruskah
kita tinggalkan desa tercinta
yang
punya banyak asa
Kandangan, 9 Juni 2004
MEMBIAS WARNA PELANGI
Hujan
menggelisahkan malamku
cecak
bergelantungan mematri diri
nyamuk
mencari rasa dikulit tubuhku
membias
warna pelangi yang kelam
aku
lahir mencari jati diri
dalam
tautan imajinasi
melangkahkan
kaki
pergi
seorang diri
menepi
menghayati
setiap
sisi hidup ini
Kandangan, 2008
MOSAIK MALAM
Ketika
senja pulang menghilang
malam
datang memandang
langit
penuh bintang
bulanpun
menerangi bumi yang kerontang
Kandangan, 29 Oktober 2008
MENCARI JALAN BARU
Kalau
hidupku terus begini
takkan
ada yang memberi janji
saatnya
mencari jalan nanti
untuk
meretas kesuksesan pasti
Kandangan, 21 April 2004
MENANTIMU
Padamu
hujan yang mengucurkan kesejukan
tentang
firman Tuhan pada dunia
tolong
kabarkan pada-Nya
maafkan
kami yang telah berdosa
dan
jangan biarkan kedatanganmu suatu saat nanti
mengabarkan
hukuman atas kelalaian kami
aku
menantimu
untuk
desa tercinta dan lestarinya alamku
dengan
sepenuh hati
Kandangan, 2007
DIMANJAKAN AMBISI
Dihari
yang indah ini
kenapa
perasaanku tidak karuan
menuntut
jadi orang kaya
disini
dalam ketidakmampuan
disudut
lamunan yang tak terbatas
dan
datang silih berganti
bermain
cinta dipelupuk mata
dalam
keremangan yang dimanjakan ambisi
Kandangan, 24 November 2003
PASRAH BERBALUT NISBI
Ketika
rembulan redup ingatan kembali datang
dalam
keterbatasan aku bangkit
melihat
glamour dunia ini
patah
oleh ingatan sumbing
pasrah
berbalut nisbi
aku
disini dalam kesedihan tanpa sebab musyabab
hilir
mudik terombang-ambing oleh keadaan
aku
tinggal di ranah Qarun dan Firaun
kebengisan
dan kekejaman jadi santapan
dihari-hariku
yang kelabu
Kandangan, 24 November 2003
KEMENANGAN
Sejarah
membuktikan pengorbanan
adalah
kemenangan pasti
saat
ini adalah kemenangan itu
yang
lama sudah ditunggu
tapi
ini adalah rasa takutku
yang
mengguramang dalam batinku
siapkan
mental untuk bertamu
Kandangan, 10
November 1999
Tidak ada komentar:
Posting Komentar