Senin, 12 Agustus 2013

KUMPULAN PUISI AKHMAD HUSAINI

SENIN, 12 AGUSTUS 2013


ENTAH SAMPAI KAPAN

Entah sampai kapan
aku bisa berlari
dari kenyataan yang ada
terima kasih kuucapkan
kepada yang telah berbuat baik padaku
hari ini
bidadari telah pergi dari sini
merekahlah bunga-bunga asmara
kensicayaan yang kian ringkih
mengelana
dalam rindu dalam sunyi
aku kian gundah

Kandangan, 2011


PUISI PETANI

Kupandangi wajahnya yang sayu
kulihat disana ada pancaran  wajah nan lugu
kutahu dia lelah dan loyo
sedari tadi bekerja di sawah
mencangkul lahan menjadi gembur
aku bahagia berkumpul bersamanya
walau jauh status kami
kupandangi langit dengan hati-hati
tak sadar aku tersenyum hambar
aku merasakan tak enak menghinanya
yang menjadi tempat berkeluh kesah
kini aku tahu bagaimana rasanya jadi petani
kudapatkan hikmah darinya
bahwa aku harus bersifat mandiri
kelak akupun juga akan jadi petani
karena aku terlahir dari keluarga petani
Tuhan terima kasihku pada-Mu
karena Kau telah memberi kami nikmat
pada kami seorang petani yang taat

Kandangan, 28 November 2003



BARA KEHIDUPAN YANG DIREMBESI AIR

Ribuan spaghetti tumpah dijalanan
menghilangkan sejuta kepanikan
diantara puluhan ribu rimbunan dedaunan
hentikan episode keangkuhanmu
saat dian mulai padam
bayu yang berhembus semilir
bara kehidupan yang dirembesi air
akhir dari episode
sandiwara kehidupan

Kandangan, 23 November 2003


SUASANA IDAMANKU

Ketika suasana iadaman tercium hidungku
aku ingin datang kembali menggapai tuju
mengingat kenangan silam yang seru
menyatu padu dengan sahabat rindu
ketika gelak tawa menebar aroma
adakah damai akan menyatu

Kandangan, Oktober 2002


DEMI CINTA

Kau memang berkuasa
duitmu tak terhitung
wajahmu bak purnama bergantung
sejuta lelaki mendamba
biar pupus bayangmu dalam hatiku

Kandangan, April 1997


RINDU KASMARAN

Dimalam yang indah ini
aku merenung seorang diri
ucapmu rindu kasmaranku
bibirmu gairah hidupku

Banjarmasin, Februari 2003


PERTARUNGAN SUNYI

Langit membara member makna
menuai harapan dalam dentang ketidakpastian
akulah rajamu yang menautkan harapan
datang menghalangi mata
indera keenam menampak baying langit biru
aku bosan mendengarkan suara-suara mengeluh
jangan ganggu aku
dia beraksi menampilkan kejenuhan
bolak-balik menyelingkuhi hari
dan melangkah pergi menyisakan sunyi

Kandangan, 26 Juli 2008


KANDANGAN MALAM INI

Ada muda-mudi bercumbu mesra
disudut gelap gedung mtq
da aroma jagung bakar menebar
memayungi bahagia mereka
malam ini kandangan disaput kabut
pertama ataukah seringkali terjadi
keramaian kota mulai surut
nafas-nafas syahwat beranjak pulang
kandangan mala mini sisakan cerita malang

Kandangan, 27 Juni 2004


INDAHNYA CINTA

Oh indahnya cinta
derai tawa bawa bahagia
bila keceriaan ada disini
akankah cinta akan sejati
tak ada ratap
disini kita bersitatap
jalan lurus meluncur mulus
bebatuan terjal hilang sudah
teringat dingin mengalir
seakan ia tahu
kita berburu cinta dialam nyata
aroma wangi nyata didepan mata
sesaat dalam buaian irama kata

Kandangan, 24 Juni 2004



TAK INGIN LAGI

Malam ini
disaat dosa-dosa mendekam
aku kegelapan
dan merasa kesepian
tidurpun terganggu
aku ingin cepat siang
biar tak menderita seperti ini
aku tak ingin lagi berbuat dosa

Kandangan, 30 November 2004


MASA LALU YANG KELAM

Mengingat akan masa laluku yang begitu kelam
terinjak oleh derita silam
buang jauh-jauh ego jelekmu
hilangkan kesombonganmu

Kandangan, 22 Desember 2003



TERSISIH DARI KOMPETESI

Kamu pendiam
akupun terasa kelam
tak gigih serta terlalu ketus
rendah diri karena tak aksi
mana ada yang seperti itu
hanya sebuah kesia-siaan belaka
kamu akan tersisih dari kompetesi hidup ini

Kandangan, 2011




GAUNG DUKA

Fajar kemenangan itu datang
mengayunkan langkah-langkah padu
indahnya wajah kotaku tempat kelahiran
aku menjerit membangun dalam himpitan
jam berdetak menantikan kepulangan anak
aku tahu yang kau mau dariku
tubuh yang dingin mencurahi fatamorgana bertiku
ingin jauh berjalan kearah sana
risau cinta klasik yang sirna
ilalang jalang mulai berisik
untuk ditambat dihati pasti
sesudah menghela pedati rindu
lewati bebatuan sayu
antara sunyi puja niatkan gaung duka

Kandangan, 22 Juni 2004



CINTA YANG BERPALING

Kasih....
tak pernah aku melupakanmu
tak pernah akan meninggalkanmu
tapi kenapa engkau yang mengakhiri
hubungan yang selama ini kita bina

Kasih...
banyak rintangan menghadang
tapi kita bisa melawan dengan cinta
yang begitu tulus dan sejati
kenapa sekarang engkau berubah
hatimu tak selembut dan sebaik dulu lagi
engkau sudah punya pengganti
aku mencoba untuk melupakanmu
karena kau sudah berpaling dariku

Kandangan, 2006




MENGARUNGI HIDUP

Bukalah mata hati kita
untuk melihat dunia
yang ramai oleh noda-noda kemodernan
menghadirkan kesedihan akan meratapi nasib
namun jangan merasa hebat
untuk mengulurkan janji
dengan rasa ceria
dalam rajutan dentang waktu yang semburat
izinkanlah aku mengarungi hidup
namun bersiaplah untuk selalu bersama
menjemput impian tak pasti
sungguh indah dunia
jika engkau berikan bingkai jadi bingkai
engkau seperti memeram dendam lama
hidup banyak dirasa tapi yang ada
tidak jadi apa-apa

Kandangan, 22 Juni 2004


KELUH DAN RATAP

Kenapa penyakit ini tak juga kunjung sembuh
inikah musibah itu
atau bala bencana bagi diriku
yang suka berbuat dosa dan nista
aku ingin cepat sembuh
hilang sejuta rasa gelisah
tak ingin resah
karena aku tak bersalah
entah sampai kapan aku begini
menikmati kepedihan tanpa henti
biarlah hari-hari berlalu tanpa arti

Kandangan, 28 April 2004


BERITA HARI INI

Koran memberitakan
Todung dan Munir kandidat Jaksa Agung
diperalat Wiranto dipakai lagi
Al Qaeda penggal warga AS
golput no.1 Wiranto no.2
Tia bawa pulang Chevrolet
batal bawa obor
Akbar pertahankan Kalla
Mega dituntut menjadi Ratu Balqis
Mega Wiranto berpotensi beli suara
Ketua Panwaslu Aceh diberhentikan
citra dipertaruhkan pemberitaan
68 pemantau kampanye presiden
mahasiswa ITS tolak debat capres
bawa saksi baru ke panwaslu
provinsi ditambah 100 ribu surat suara baru
4 karyawan mencuri ditangkap
kejutan kedua Latvia di Euro 2004
ludah Totti dijadikan game
ditutup dengan iklan mini

Kandangan, 20 Juni 2004



CINTA SEPASANG KEKASIH

Ada sepasang kucing bermesraan di kolong rumah
ada sepasang bocah bercinta disebatang kelapa tumbang
aku iri memandanganya
kenapa aku tak bisa seperti mereka
bila cinta tak mengenal kasta
cinta adalah rasa yang menyatu
siap berkorban apa saja
kemanapun pergi selalu ada rasa

Kandangan, 6 Maret 2004


TERTINDAS ASMARA

Tak pernah aku merasakan
gundah-gulana terjerat
benang-benang asmara
yang begitu memilukan perasaanku
dikala aku terbaring disini
sering aku bertanya-tanya
ada apa gerangan ?

Kandangan, 4 November 2004


TAK TAHAN

Dengarkanlah suaraku dinegri patah sayap
yang boros duit bagai disulap
terasa panas bila memegangnya
ingin selalu mengusirnya
sampai lenyap apa yang diinginkan
dari semua tanya
dan dari semua ragu

Kandangan, 9 November 2003


DI TIMUR JAUH

Ditimur jauh aku merana menanti keajaiban
kawan lupakah engkau pada diriku yang hina
jangan kau acungkan kesombongan
nanti akan kembali ke muka sendiri
dikesunyian malam nista ini
adakah kebahagiaan yang kutemukan
disanubari yang hancur oleh ketamakan

Kandangan, 8 November 2003



MALING

Dia maling buku
dia maling surat kabar
dia maling duit perpus
dia yang dibenci
dia yang tak disenangi
karena sifatnya yang tak terpuji

Kandangan, 17-04-2006

JANGAN GANGGU AKU

Kuberharap ada pelangi
yang melintasi hari-hariku
ada gurauan padu
setiap senyum yang kau berikan
member makna
setiap langkah yang tentu
memberi harapan
resah meninggalkan sisa
saat raut wajahmu yang bgitu mengesankan
member rasa dan nuansa
jangan pernah kau rindukan cinta yang sesungguhnya

Kandangan, 17-04-2006


IMAJI SENJA

Malam-malam duduk bersunyi diri
sambil menuai butiran imaji senja
adalah ini dan apakah hanya ini yang ada pada kita
tidakkah kau dengar lamat-lamat sepotong kasidah senja
yang dinyanyikan dengan suara malaikat
oh betapa indah
mendengar bulan bersajak
mensyukuri malam dengan gairahnya
menuliskan sketsa dibayangan pohon kelapa
oh betapa dhaifnya diri ini
dibanding reranting dan angin yang berdesing
akankah kita hanya menulis sepotong sajak
diantara beribu jejak yang pernah kita lukiskan
pada bumi kehidupan ini

Kandangan, November 2005



ORKESTRA GERIMIS
Sunyi senyap disini
aku rindu beragam keinginan
pasrah atau rendah diri
melangkah pergi menuju angkasa
menerawang hari-hari dengan kekecewaan
kenapa aku sinis menjelma kekalutan diri
perjalanan panjang ini memapah langkahku
dalam tirani yang resah mendesah

Kandangan, 31-01-2009



SENGGAMA HATI

Menatap wajah-wajah telanjang itu
air liurku pun bergolak
tatapan rindu didada bidang
dalam tangis ada kerinduan yang hilang
dihempas lumatan bibir bergincu
desir darah mudaku menggelinjang
yang tampak sendu dalam kenangan
menyetubuhi kata-katamu
dari peradaban sunyi
yang terkulai lemah
imaji khayalku menggapai penetrasi
aku insyaf dalam pelukan nurani nalarmu

Kandangan, 20 Mei 2008


PERJUMPAAN MALAM
Entah sampai kapan nasibku akan berubah
merindukan hadirnya kebahagiaan
tanpa arah dan rintangan
tanpa hinaan dan cacian
tanpa pelecehan diri yang nista

Angkinang, 08-04-2006


MAJULAH
Tunjukanlah dan buktikanlah
pada bumi yang bersejarah
tempat menunggu segala rasa
jangan tertindas oleh keadaan yang tak pasti
mereka juga manusia
hadapi dengan ketulusan dan keikhlasan
itu jalan terbaik yang ada
Kandangan, November 2003


RESAH DAN GELISAH

Mimpi apalagi yang bisa kuharapkan
dari banyak asa
dulu dipuja sekarang dibenci
hujan hari ini kian mendesah
antara caci maki
sekarang dalam lamunan
penyesalan itu cukup terlambat

Kandangan, 08-05-2012



SEBERAPA JAUH

Jauh darimu
hatiku tidak tenang
seberapa jauh mengejar mimpi
tapi kini aku tidak enak hati
ingin menjual
ingin jauh dariku
membangunkan mimpi-mimpi indah

Kandangan, 26-04-2012


GUNDAH

Hati gundah mala mini
tidak tenang
apa sebabnya ?
resah terus
tekadku sudah bulat
mimpi apalagi

Kandangan, 11-03-2012


PADAM LAGI

Sepi lagi
kenapa lagi-lagi begini
ingin mengeluh
kemana ?
ada banyak cerita indah disini
mimpi-mimpi yang belum terkejar
kali ini saja aku berharap
cepatlah menyala kembali
hanya sebuah ilusi

Kandangan, 24-03-2012



KARANG TARUNA YANG TANGGUH

Apa kata mereka tentang Karang Taruna
datang hanya sekali dalam setahun
yang kemudian menghilang
tiada makna

Selama ini apa yang bisa kita berikan
kepada masyarakat ?

Siapa bilang Karang Taruna tak ada guna
tempat kita memadu janji
janji tentang masa depan anak negeri
memberi harap tentang suasana di ranah estetika
mendendangkan nyanyi paramuda
dalam dentang puisi perjuangan masa kini

Kau yang taat, tanggap, tangguh, tandas
tangkas, terampil, dan tulus
menyebar di hati nurani semua

Rantau, September 2007


KEINDAHAN

Hidupku hanya untuk menikmati keindahan
kureguk dan kurasakan sendiri
ini sebuah pengalaman
karena dulu ciptaan orang lain tak nyaman
sehingga aku merasa bosan
aku benci kesedihan dan kehinaan
rasa senang adalah pesona dunia
jalani dengan mata hati ria

Kandangan, Juni 2002


DATANG

Kenapa engkau ragu menanti kedatanganku
yang pasti hadirnya
takkan engkau merasa gembira
hadirnya akan membawa bahagia
tinggalkan sejuta lara
pertama datang tampakkan duka
karena kita belum bersua
apa salahnya kalau kita berjumpa
yang pada akhirnya adalah mesra

Kandangan, 3 Maret 2004



LANGKAH KAKI

Selintas cakrawala menebar sunyi
Langkah kaki beriring kini
Dalam cakupan dentang waktu
Yang ingin terus meratap pilu

Kandangan, 2 Maret 2004



HANYA TINGGAL CERITA

Bagai menjalani sebuah kegagalan
aku meratapi dosa
takkan aku mampu berjalan
menemukan sebuah harapan
lajur-lajur yang patah dilewati angin
dan melesatlah dari ingatan
tak lagi ada kebaikan
hanya ada sejuta penyesalan
menyeruak ke jurang-jurang keangkuhan

Bjb-Kdgn, 17 Agustus 2004


KOSTUM IMAJINASI

Dalam sunyi
dalam hati
aku sendiri disini
ingin member arti
datanglah dengan suasana hati
ingin memiliki
ada banyak mimpi disini
tak perlu menyesali diri
relung hati yang paling dalam

Ada semacam keraguan tentang kehidupan
lihat kenyataan yang memporakporandakan mata hati
tasbih nyata alam karya
berjuta kenikmatan
pelajaran hidup yang kudapatkan
manifestasi tuntas bayu nirmala

Kandangan, 03-11-2011


KATA ASMARA

Mautkan datang menjelang
mana kecantikan yang dulu dipuja-puja
meraba nyala dalam hati
melangkah tinggalkan nista
dari lamunan dan khayalan
lahirlah puisi tentang keindahan hidupuku

Kandangan, 22 Februari 2005


GEMPA LAGI

Pulau Nias menangis
Senin malam 28 maret 2005
ratusan nyawa melayang
musibah Aceh terulang kembali
gempa berkekuatan 8,7 skala richter
alam memberi tanda
untuk kita selalu siaga

Kandangan, 29 Maret 2005


ESOK

Hari kemarin adalah masa lalu
hari esok adalah masa depan
jangan lupakan masa lalu
namun belajarlah melalui pengalaman
untuk menjelang masa depan nan gemilang
kuingin meraih masa depan nan gemilang
dengan asa dan tekad membaja
akan kutata hari esok penuh makna
kupersembahkan  hatiku dalam asa

Kandangan, 2005


TAK SELALU MEMILIKI

Kasih.....
malam ini dibawah sinar sang rembulan
kududuk seorang diri
kuteringat akan dirimu
tak terasa butir airmata jatuh ke pipi
hati meratap sedih

Kasih...
kini baru kusadari
aku memang jauh darimu
sungguh hatiku sakit berpisah denganmu
tapi kini aku mencoba untuk melupakanmu

Kasih....
cintailah dirinya seperti kau mencintai dirimu sendiri
jangan pernah kau sakiti hatinya
dan jangan biarkan dusta dan pengkhianatan
menjadi alat untuk menghancurkan
hubungan suci seseorang

Angkinang, Desember 2005


RENUNGAN

Di usia dewasa ini aku merenung
sudahkah aku berbuat baik
sudahkah aku bertobat
apa yang dapat kupersembahkan bagi orang lain
orangtuaku, agama, negara, dan bangsa
disini dalam renungan yang tak bertepi

Kandangan, 10 Juli 2001

BIAR DIRI MENDERITA
Bila keinginan muncul tiba-tiba
ia akan mengalahkan segalanya
tak kenal dingin biar diri menderita
biar tengah malam yang tak ada kata
kesunyian jiwa yang kian mencekam
mengalahkan perasaan takut
mimpi-mimpi yang terbangun
ia adalah suatu yang tak mungkin
sebuah perasaan diluar nalar
yang mengganggu pikiranku
meninggalkan sejuta masalah yang tak berkesudahan
Kandangan, Januari 2004


DIRIKU HINA
Kenapa aku diremehkan orang lain
apakah aku ini hina sekali
yang membuat langkahku terhenti
akibat memandang nikmat orang lain
bisakah aku seperti mereka
Kandangan, April 2002

PAK AMAT
Malam yang sepi Pak Amat jual sapi
sapinya lapas Pak Amat jual kapas
kapasnya hancur Pak Amat jual kancur
kancurnya rapai Pak Amat jual tapai
tapainya basi Pak Amat jual nasi
nasinya enak Pak Amat jual anak
anaknya hilang Pak Amat jual galang
galangnya lumbus Pak Amat jual gambus
gambusnya nyaring Pak Amat jual paring
paringnya panjang Pak Amat tatilanjang
Kandangan, 2009

TAFAKUR DIRI
Disudut kota yang telanjang
kulihat bumi menangis meraung
tafakur diri yang hina nista
ku tak tahu kemana kaki ini akan melangkah
Kandangan, 22 Februari 2004

SADARLAH
Jangan kau lakukan itu disini
kita beragama, beriman dan bertaqwa
kita punya rasa dan asa
sadarlah untuk bebaskan diri dari dosa
Kandangan, Mei 2000

ADA SEMUT
Dimana-mana ada semut
dirambut pendek ada semut
diatas meja dekat gelas the manis ada semut
mengerumuni sisa-sisa gula yang berhamburan
tirulah semut
mereka gigih mengais rejeki
sifat gotong royong selalu bersama
ada semut merah
ada semut hitam
ada yang kecil
ada yang besar
sama-sama merasakan nikmatnya manis
tak kenal lelah
bekerja siang malam
dimana mereka tinggal
aku tak tahu
aku tidak memikirkan itu
Kandangan, 21 Juni 2004


DESA KEKUATAN KITA
Di desa kita hidup
ditengah gentayangan lintah darat
kalau hidup terus-terusan susah
dilumbung kita menabung
masa panen masa berpesta
desa harus menjadi kekuatan ekonomi
ramainya desa modal utama
untuk bekerja dan mengembangkan devisa
haruskah kita tinggalkan desa tercinta
yang punya banyak asa
Kandangan, 9 Juni 2004

MEMBIAS WARNA PELANGI
Hujan menggelisahkan malamku
cecak bergelantungan mematri diri
nyamuk mencari rasa dikulit tubuhku
membias warna pelangi yang kelam
aku lahir mencari jati diri
dalam tautan imajinasi
melangkahkan kaki
pergi seorang diri
menepi menghayati
setiap sisi hidup ini
Kandangan, 2008


MOSAIK MALAM
Ketika senja pulang menghilang
malam datang memandang
langit penuh bintang
bulanpun menerangi bumi yang kerontang
Kandangan, 29 Oktober 2008


MENCARI JALAN BARU
Kalau hidupku terus begini
takkan ada yang memberi janji
saatnya mencari jalan nanti
untuk meretas kesuksesan pasti
Kandangan, 21 April 2004


MENANTIMU
Padamu hujan yang mengucurkan kesejukan
tentang firman Tuhan pada dunia
tolong kabarkan pada-Nya
maafkan kami yang telah berdosa
dan jangan biarkan kedatanganmu suatu saat nanti
mengabarkan hukuman atas kelalaian kami
aku menantimu
untuk desa tercinta dan lestarinya alamku
dengan sepenuh hati
Kandangan, 2007


DIMANJAKAN AMBISI
Dihari yang indah ini
kenapa perasaanku tidak karuan
menuntut jadi orang kaya
disini dalam ketidakmampuan
disudut lamunan yang tak terbatas
dan datang silih berganti
bermain cinta dipelupuk mata
dalam keremangan yang dimanjakan ambisi
Kandangan, 24 November 2003



PASRAH BERBALUT NISBI
Ketika rembulan redup ingatan kembali datang
dalam keterbatasan aku bangkit
melihat glamour dunia ini
patah oleh ingatan sumbing
pasrah berbalut nisbi
aku disini dalam kesedihan tanpa sebab musyabab
hilir mudik terombang-ambing oleh keadaan
aku tinggal di ranah Qarun dan Firaun
kebengisan dan kekejaman jadi santapan
dihari-hariku yang kelabu
Kandangan, 24 November 2003


KEMENANGAN

Sejarah membuktikan pengorbanan
adalah kemenangan pasti
saat ini adalah kemenangan itu
yang lama sudah ditunggu
tapi ini adalah rasa takutku
yang mengguramang dalam batinku
siapkan mental untuk bertamu

Kandangan, 10 November 1999

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Selama di Aceh

 Sabtu, 23 November 2024 Dari Diary Akhmad Husaini, Ahad (21/08/2022)  Semua akan abadi setelah diposting Dugal ke blog pribadi, tentu denga...