Rabu, 14 Agustus 2013

KEBERHASILAN PEMBANGUNAN KALSEL DI USIA KE 63

RABU, 14 AGUSTUS 2013

  • Memasuki usia Provinsi Kalimantan Selatan ke-63 tahun 2013 diakui telah banyak keberhasilan pembangunan yang telah dilakukan dibawah kepemimpinan pasangan Gubernur Kalsel, H Rudy Ariffin dan Wakil Gubernur, H Rudy Resnawan.
gubwagubKeberhasilan pembangunan yang bisa dirasakan masyarakat, antaralain mulusnya jalan nasional dan jalan provinsi yang menjadi akses masyarakat dalam bidang transportasi dan angkutan sejumlah penduduk unggulan daerah untuk dipasarkan.

Selain itu menurunnya angka kemiskinan di Kalsel dari September 2012 tercatat sekitar 5,01 persen, kini tinggal 4,77 persen per Maret 2013 atau sekitar 181.739 jiwa. "Saya menyakini penurunan angka kemiskinan di Kalsel dan kini posisi berada di tiga besar terkecil di Indonesia itu berdampak luas terhadap sektor lainnya, termasuk sektor pendidikan dan kesehatan," kata Gubernur Kalsel, H Rudy Ariffin.

Menurut Gubernur, menurunnya angka kemiskinan  di Kalsel itu merupakan wujud nyata dari kerja keras semua komponen masyarakat di daerah ini dan berarti juga terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat Kalsel.

 Penurunan angka kemiskinan di Kalsel merupakan wujud nyata dari pembangunan yang dilaksanakan selama ini dengan bersinergi dengan pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten/kota se-Kalsel. Khususnya bidang kesehatan, kata Gubernur Kalsel, Dampak nyata yang dialami masyarakat Kalsel dari penurunan angka kemiskinan itu terjadinya penurunan angka kematian ibu melahirkan dari 2010 sekitar 110/100 ribu menjadi 92/100 ribu tahun 2011.

Selain itu Kata Gubernur, angka kematian bayi (AKB) juga mengalami penurunan dari tahun 2010 tercatat 50/1.000 turun menjadi 34/1.000 tahun 2011.

Kemudian, umur harapan hidup masyarakat mengalami peningkatan dari tahun 2010 sekitar 63,7 tahun menjadi 68,4 tahun, tetapi usia harapan hidup warga Kalsel itu masih rendah dari warga Kalimantan Tengah(Kalteng).

Selain itu, seiring dengan menurunnya jumlah angka kemiskinan di Kalsel per Maret 2013 itu, kini desa tertinggal di Kalsel terus menurun.

Berdasarkan data Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. Provinsi Kalsel menyebutkan, hasil monitoring di lapangan jumlah desa tertinggal yang ada pads 13 kabupaten/kola se-Kalsel saat ini sekitar 450 desa, turun dari tahun 2010 yang masih sekitar 600 desa.

Penurunan desa tertinggal itu berkat adanya sejumlah program pemerintah yang diberikan kepada daerah, antara lain program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri perdesaan.

Selain itu, ada program yang diluncurkan pemerintah provinsi (Pemprov) Kalsel sejak tahun 2008 yakni gerakan pengembangan masyarakat dalam rangka pengentasan kemiskinan (Gerbangmas Taskin).

Untuk program Gerbangmas Taskin, katanya, Pemprov Kalsel mengalokasikan dana setiap desa sebesar Rp50 juta dan setiap tahun jumlah desa yang mendapat kucuran dana pemberdayaan masyarakat itu sebanyak 52 desa dan setiap kabupaten dua kecamatan.

"Kira patut bersyukur alas keberhasilan pembangunan yang selama ini telah dilaksanakan, hal ini tidak terlepas dari peran serta seluruh lapisan masyarakat di daerah ini," kata Gubernur Kalsel, H Rudy Ariffin, dalam setiap kesempatan.

Peran Berta masyarakat dalam mendukung pembangunan di daerah ini, kata Gubernur, melalui upaya mereka menjadi situasi daerah ini sehingga tetap kondusif sehingga pemerintah bisa melaksanakan pemerintahan dan pembangunan dengan baik.
  • MP3EI Di Kalsel Mulai Geliat
Masterplan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) koridor Kalimantan, khususnya di Provinsi Kalimantan Selatan mulai menggehat, salah satu geliat yang terlihat dengan berdirinya sejumlah proyek pembangunan yang mendukung MP3EI.

Selama ini orang beranggapan bahwa MP3EI hanya wacana belaka, tetapi kenyataan geliat program yang mendukung percepatan pembangunan ekonomi Indonesia di Kalsel mulai tampak dan untuk koridor Kalimantan terkait bidang energi dan pangan.

Gubernur Kalsel, H Rudy Ariffin menyatakan, sejumlah proyek yang mendukung percepatan pembangunan ekonomi Indonesia di Kalsel meliputi pembangunan fly over (jembatan layang) di Jalan A Yani Simpang Gatot Subroto.

Proyek multiyears yang didanai APBN dalam dua tahun anggaran dan menghabiskan dana sekitar Rp210 miliar im sepanjang 400 meter dengan empat jalur dan dua jalur dan merupakan jembatan layang pertama di Kalsel.

Selain jembatan layang sepanjang 400 meter dengan kontraktor PT Pembangunan Perumahan (PP), jugs dilakukah pelebaran jalan pads sisi kiri dan kanan sepanjang 375 meter dengan dana sekitar Rp36 miliar.

Pembangunan jembatan layang di Simpang Gatot Subroto Banjarmasin itu diyakini menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan yang terjadi di kawasan ini, terutama ketika pagi hari dan jam pulang kantor/sekolah.

Kini progress pembangunan jembatan layang tersebut diperkirakan lebih dari 40 persen dan diharapkan tedadi percepatan pembangunan, karena selama ini menjadi keluhan masyarakat, karena terjadi kemacetan.

Selain itu, proyek yang juga mampu mempercepat pembangunan ekonomi di Kalsel adalah de-ngan beroperasinya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Asam-Asam unit 3 dan 4 dengan kapasitas 2 X 65 Megawatt (MW), di Kabupaten Tanahlaut.

PLTU Asam-Asam unit 3 dan 4 telah dinyatakan layak operasional setelah melalui tes dan kini sudah masuk sistem kelistrikan PT PLN Kalselteng sejak April 2013 lalu.

Untuk pembangunan PLTU Asam-Asam unit 3 dan 4 di Desa Asam-Asam, Kabupaten Tanah laut dengan nilai investasi mencapai Rp1,7 triliun.

Selanjutnya, pabrik besi spons rotary kiln kapasitas 315.000 ton/ tahun dan power plant dengan kapasitas 2 X 14 MW yang dibangun patongan antara PT Krakatau Steel, PT Aneka Tambang (Antam) dan Pemprov Kalsel.

pembangunan industri baja dan energi yang dibangun PT Meratus Jaya Iron Steel, di Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) dan peletakan batu pertamanya oleh Wakil Presiden, HM Jusuf Kalla itu dengan investasi Rp 1,381 triliun.

Disamping itu, juga telah dibangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang dibangun pihak swasta yakni salah satu perusahaan pertambangan yang beroperasi di Kalsel yakni PT Adaro Indonesia.

PLTU yang dibangun PT Makmur Sejahtera Wisesa (PT Adaro Power Group), di Kabupaten Tabalong tersebut dengan kapasitas 2 x 30 MW dengan nilai investasi sekitar Rp1,6 triliun.
Kemudian, proyek pengembangan infrastuktur pertambangan di Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Kotabaru yang dibangun PT Arutmin Indonesia dengan total investasi sekitar Rpl,5 triliun.

pembangunan peti kemas pelabuhan trisakti Banjarmasin oleh PT Pelindo III sepanjang 265 meter X 34,5 meter yang telah mulai dibangun April 2012 de-ngan nilai investasi Rp375 miliar.

Secara keseluruhan, kata Gubernur, nilai investasi dalam rangka implementasi MP3EI di Kalsel lebih dari Rp 11 triliun dan investasi tersebut berasal dari APBN, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) daerah dan swasta.

Penyiapan SDM Berkualitas Dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas, Gubernur Kalsel, H Rudy Ariffin, menggagas pembangunan SMA Banua Kalsel (Bilingual Boarding School) yang dibangun sejak tahun 2010 yang didanai APBD Kalsel dengan total sekitar Rp45 miliar.

SMA Banua Kalsel yang kini memasuki tahun kedua dimaksudkan untuk mencetak kader anak bangsa di daerah ini yang sehat fisik dan psikis serta memiliki nilai akademis yang bagus dan diharapkan menguasai Bahasa Inggeris.

Gubernur Kalsel, H Rudy Ariffin menyatakan, pihaknya berharap SMA Banua Kalsel mampu melahirkan generasi berkualitas dimasa mendatang. "Kira berkeinginan ke depan dari SMA Banua akan lahir generasi muda yang maju dan berkarakter sehingga menjadi generasi yang menjadi kebanggaan masyarakat di daerah ini, " ujarnya.

Menurut Gubernur Kalsel, putra-putri terbaik yang kini tersaring dari generasi muda yang ada di daerah ini diharapkan nantinya para lulusan SMA Banua Kalsel tersebut nantinya mampu menghadapi kompetisi global.

Menteri pendidikan dan Kebudayaan, Prof DR Ir Mohammad Nuh, DEA, ketika melakukan kunjungan ke SMA Banua Kalsel itu, menyatakan, upayapeningkatan kualitas SDM yang dilakukan Pemprov Kalsel layak dibanggakan.

"Saya kira luar biasa apa yang telah dilakukan Pemprov Kalsel untuk meningkatkan kualitas SDM agar para generasi muda di daerah ini nantinya mampu bersaing di era global," ujarnya beberapa waktu lalu.

SMA Banua dibangun dengan dana yang bersumber dari APBD Provinsi Kalsel beberapa tahun anggaran, hal itu salah satu ide dari Gubernur Kalsel, H Rudy Ariffin, untuk menyiapkan generasi muda yang berkualitas dimasa mendatang.

Menurut Mohammad Nuh, support Pemprov Kalsel untuk memajukan pendidikan dengan membangun lembaga pendidikan yang berstanda internasional im sangat luar biasa dan patut ditiru oleh daerah lainnya di negeri ini.

"Kalau melihat support yang diberikan Pemprov Kalsel untuk memajukan dunia pendidikan itu, maka tidak tega rasanya membatalkan Sekolah berstandar internasional (SBI)," ujarnya.
***

Sumber : Mata Banua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Selama di Aceh

 Sabtu, 23 November 2024 Dari Diary Akhmad Husaini, Ahad (21/08/2022)  Semua akan abadi setelah diposting Dugal ke blog pribadi, tentu denga...