Hj Galuh Bungsu Sumarni, M.AP
Nama lengkapnya Hj Galuh Bungsu Sumarni, M.AP. Lahir di Amuntai, 8 Desember
1964. Tinggal di Jalan Brigjend H Hassan Basery RT 04 No 01 Desa Kota Raden
Hulu, Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Kalimantan Selatan. Riwayat
pendidikannya SDN Jingah Emas, SMPN 1 Amuntai, SMEAN Amuntai, Universitas
Lambung Mangkurat Banjarmasin FISIP (S1), STIA Bina Banua (S2). Jabatan
sekarang Kepala Dispenda HSU.
Sebagai pejabat daerah, peran Hj Galuh begitu penting dalam pemerintahan
Kabupaten HSU. Sosoknya sebagai perempuan, tak ayal menjadi pusat perhatian.
Karena bisa menjadi seorang pemimpin di Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD).
Dia sekarang menjabat sebagai Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Kadispenda) HSU.
Posisinya dipastikan penuh dengan kesibukan. Tapi prinsipnya untuk
mengedepankan shalat, jadi kunci utama menjalani berbagai kegiatan.
Hj Galuh memegang shalat sebagai tiang agama. Ketika menjalankan shalat
yang menjadi kewajiban, ia akui semua kegiatan bisa dijalanianya dengan lancar.
Bahkan setiap hari, terbiasa bangun pukul 04.00 WITA. Waktu yang menurutnya puncak
kedekatan antara umat dengan Sang Pencipta, Allah SWT. Dikala Subuh, juga
merupakan waktu untuk menyiapkan berbagai keperluan keluarga, sebelum berangkat
ke tempat kerja.
Sudah menjadi kebiasaan, bahkan di hari libur pun. Tetap bangun pukul empat
pagi. Ibu dua putera ini mengaku, kenyamanan dirinya untuk terus mendekatkan
diri pada Sang Maha Pencipta, ketika tahun 2008. Saat ia menunaikan ibadah
haji. Bisa mengunjungi Tanah Suci, menjadi pengalaman yang luar biasa. Sejak saat
itu, ia mengaku mulai menjaga ibadah, termasuk sikapnya sehari-hari.
Shalat menjadi hal utama. Berusaha untuk mengerjakan di awal waktu. Dalam
kondisi apapun, selalu menyempatkan diri untuk shalat di awal waktu. Prinsip
hidupnya, menyandarkan seluruh permasalahan kepada Sang Maha Pencipta. Hal ini juga
diajarkannya kepada kedua puteranya. Karena ia akui, setiap kali berada dalam
kesulitan, Allah selalu menunjukkan jalan keluar terbaik dengan cara-Nya
sendiri.
Hal lain, adalah menjaga kepercayaan dalam menjalankan jabatan yang
diemban. Paling utama, menjaga diri. Baru, menjaga anak buah agar teguh dan
tidak tergoda dengan peluang untuk melakukan tindakan yang bisa merugikan
negara. Sebab, diakuinya Dispenda adalah tempat berkumpulnya uang dari setiap
SKPD.
Ia selalu mengingatkan kepada pegawai untuk benar-benar bisa membedakan hak
milik pribadi dan milik negara. Kini, sebagai Kadispenda menjadi amanah yang
harus dijaga. Meski, dulu ia bercita-cita ingin menjadi guru. Lulusan FISIP
Unlam ini telah mengabdikan diri menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) selama 30
tahun.
Bukan tanpa rintangan, bisa menjadi PNS, sekaligus menjadi ibu, juga
sebagai isteri. Tapi ia mampu menyalurkan semangatnya kepada keluarga dan
pegawai yang berada dibawah naungannya. Perjuangan untuk menjalankan seluruh
peran membutuhkan tenaga ekstra. Dengan niat ibadah, semua bisa dijalani setiap
hari dengan sebaik mungkin.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar