Sabtu, 12 Juli 2014
Tak
perlu banyak mimpi disini
pertanyaan
bertubi-tubi
lahirkan
retasan ambisi
pagi-pagi
menabur harapan
mengelabui
mata-mata
berlari
dalam rentak usia
bilamana
kenangan sejuta komitmen
yang
dibawa dalam setabur kinanti
ujung
riwayat sebuah peradaban
lapar
bisa dibeli
kuncup
bunga mawar
adat
tradisi yang lampau
ratap
pilu anak bangsa
ketika
gempita politik menabur mata
dengan
keterpaksaan meniduri resah
seleksi
alam berpetualang janji
mencatatkan
kerinduan yang langlang
tetes
darah penghabisan
segenap
perasaan menggelayut
dibibir
bernisbi melankolis
kedudukan
awal tak perlu berhenti
ingin
tercipta banyak ambisi
noktah
cinta diseraut kelam
dari
sisi mana saja memandang
tumpukan
materi tak menggoyahkan
seteru
berbendungan raksasa
jelang
berbuka
ada
banyak rasa menyembul
turut
merasakan apa yang enaknya saja
semoga
cepat ditemukan
ditengah
terjangan komoditas cinta
lajur
konotasi penetrasi sengkarut
airmata
mata air semua
satu
tuju beragam keinginan
diantara
banyak pilihan
terus
menerus begini saja
nikmati
apa adanya
jangkauan
jauh
akan
tetapi tak tentu arah
dari
segenap rasa cinta mendamba
terkenang
wajah-wajah manis
menutupi
kerisauan diranah potensi
hadir
dalam benak yang siap merenda
Kandangan,
30-06-2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar