Kamis, 17 Juli 2014
Kegiatan
Bulan Ramadhan (KBR) 1435 H di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Angkinang,
Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Rabu (16/7) memasuki hari ketiga. Diikuti
siswa Kelas VIII. Seperti biasanya pada KBR dilakukan rangkaian kegiatan. Salah
satunya Tausyiah yang dibawakan Muhammad Jazuli, S.S, salah seorang guru di
MTsN Angkinang.
Dihadapan sekitar 120 siswa Kelas
VIII, Jazuli menyampaikan Ramadhan harus menjadi bulan kebersihan. “ Sesungguhnya
Allah mencintai orang yang taubat dan orang yang bersih. Kita harus berjuang sangat
keras untuk mengevaluasi gaya hidup bersih kita. Pakaian yang kotor tidak akan
nyaman, gigi kotor tidak mungkin bisa nyaman, apapun yang kotor tidak akan
membuat kita nyaman dan hidup kita indah. Hakekatnya kotoran itu identik dengan
kerendahan diri, namanya juga kotoran begitu pula kalau kita merasa tidak nyaman,
terhina, rendah, bisa jadi karena kita belum bisa mencintai kebersihan, padahal
bersih adalah prasyarat dari keindahan. Indah adalah sesuatu yang dicintai
Allah SWT,” tutur Jazuli dalam tausyiahnya.
Ditambahkan
guru Bahasa Arab ini, Shalat saja diawali dengan bersih. Tanpa wudhu shalat
tidak akan sah, wudhu itu bukan hanya membersihkan tetapi juga mensucikan. “ Sungguh
yang bersih itulah yang akan membuat sukses, bahagia. Oleh katrena itu,
Ramadhan ini adalah bulan bersih. Sekuat-kuatnya kita bersihkan dari yang lahir
sampai yang bathin, “ ujar Jazuli.
Pastikan
Ramadhan ini, harap Jazuli, kamar kita bersih, rumah kita bersih, kamar mandi
bersih dari sampah, bersih dari barang-barang yang akan membuat ria, bersih
dari barang milik orang lain, bersih dari barang yang tidak berguna. “ Karena
kalau rumah sudah kotor dari banyak barang yang haram, barang yang ria, barang
yang sia-sia, maka rumah itu tidak akan menyenangkan dan tidak akan berkah,”
ujarnya.
Siska Lefheya, siswi Kelas VIII A
mengaku senang dengan tausyiah yang disampaikan gurunya tersebut. “Sangat
bermanfaat. Membuka pikiran kita tentang Ramadhan dengan segala seluk-beluknya.
Diantaranya tentang kebersihan, ” ucap Siska Lefheya.
Siska, begitu ia biasa disapa, berharap
tausyiah yang disampaikan sebagai wahana menambah ilmu dan wawasan agama.
“Mudahan kita lebih bersemangat dalam menjalani hari-hari kedepan dengan
ilmu yang diperoleh selama KBR,” ujar Siska. (akhmad husaini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar