Senin, 4 Januari 2021
PUISI RAHMAT AKBAR :
JEREBU, HUJAN DATANG BANJIR PUN MERADANG
Mari bersulang, kawan
Nikmati–hirup-sampai kita mati
Mereka tak pernah peduli
Si jago merah datang menghampiri.
Di Borneo ini alam hanya terkapar
Batu-batu berhenti bertafakur
Pepohonan tak lagi bertawassul
Rerumputan berlari entah ke mana kering kerontang
Siapakah yang membawa luka ini?
Jerebu menyerbu, siang menjadi gersang hujan hanya ada dalam ingatan
Gambut, Tanah Bumbu, Banjarbaru hingga Kotabaru
Ke mena ia mampu menanak karena lesap tubuhnya telah koyak
Mari kita bersulang, kawan
Setelah lama menikmati luka-hujan pun datang-banjir pun meradang
Waduk-waduk di bantaran alam berganti perumahan sampai
pertambangan
Tak ada tempah singgah rinainya
Maka ada sesuatu yang istimewa diberikan;nelangsa.
Sementara orang-orang yang berkuasa duduk manis
Tertawa ria dengan lantangnya berkata
“sekarang tanah di sini bebas dari jerebu bahkan banjir,” ucapnya.
Memang aman bagimu tapi tidak bagi kami.
Belum lagi Meratus yang sebentar lagi ingin diendus
Kita tinggal menunggu kapan bala itu akan datang
Ingin rasanya menyumpal mulut metreka dengan kertas berakar
Agar tau bahwa Tuhan mencipta dan kita semua harus menjaganya
Kotabaru, 9 Oktober 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar