Senin, 11 Januari 2021
PUISI BUNGA NINDIA LESTARI :
TOPENG KACA
Butiran lara menyapu pantai tak lazim bila jatuh merugi
Riuh ombak menghempas pagi membelah langit menembus
cakrawala tinggi
Wajah yang membuka tabir melepuh sudah terbelah dua
membagi sabda gurindam
Hias merona menerpa wajah hati yang indah kini memasrah
Tak elok jika hanya merana bagai kaca terbelah
Topeng bermuara api membara sesak di jiwa luntur di dada
Mengayun pena dalam nestapa bagai peluru melesat ke jiwa-jiwa
penguasa
Oh, aku lelah menyaksikan dunia ke mana lagi kubawa kaki yang
basah
Topeng kaca yang indah silau diterpa matahari
Berontak dan bersorak mereka di gedung-gedung pencakar
langit
Bahkan burungpun menyaksikan batal singgah ke tempat yang
seharusnya
Bunga-bunga pun layu dalam kenangan dedahanan kering
diterpa angin harapan
Menjadi saksi bisu keraguan
Akankah kita merangkak bersama
Bersimpuh dan bersimbah keringat di antara topeng-topeng kaca
penista
Spanduk-spanduk pemilu yang mengumbar janji semata
Merenggut hak rakyat yang semuanya tak merdeka
Di batas waktu di ujung jalan kuingin melihat negeri dambaanku
Yang masyarakatnya pulih dari rasa sakit
Di antara topeng kaca berkilau tidakkah ada rasa memilu
Melihat penguasa menyerukan kalimat ketidakadilan
Namun nyatanya hancur lebur
Membaur jadi satu dan bersiaplah suatu saat nanti akan meledak
Kotabaru, Oktober 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar