Senin, 1 Februari 2021
Beberapa hari lalu saya ada mendengar di Radio Swara Murakata Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) sebuah puisi Bahasa Banjar yang dibawakan seorang perempuan mirip suara rekan saya Rasuna.
Namun belakangan yang membaca itu Uchty Ricca Albana. Pantas saja teman saya menyebut yang baca puisi Rika cukup kenal dengannya. Ternyata Rika yang dimaksud adalah yang membaca puisi tersebut. Saya lambat paham.
Adapun puisi yang dibawakan itu karya penyair muda HST Rezqie MA Atmanegara. Puisinya cukup menyentuh hati, sehingga tak terasa air mata saya menetes kala menyimaknya lebih dalam. Penasaran besok harinya saya membuka akun youtube, agar lebih jelas menyimak puisi tersebut.
Bujuran sudah ada di youtube. Saya tak tahu judul yang pasti puisi tersebut. Untuk sementara cukup saya beri judul Banjir Barabai saja dulu. Mungkin Rezqie terinspirasi Paman Birin yang mengatakan banjir cuma lewat saja.
Rezqie sudah saya kenal lama, namun tak pernah sekalipun bertegur sapa atau sekedar ngobrol ringan saat hadir pada satu kegiatan sastra. Ia adalah pimpinan Sanggar Buluh Merindu Kalimantas Selatan. Tinggal di Jalan A Yani Barikin Padang, Kecamatan Haruyan, Kabupaten HST.
Terakhir Rezqie meraih Juara I Lomba Cipta Puisi Bahasa Banjar Aruh Sastra Kalimantan Selatan (ASKS) XVII Tahun 2020 di Kabupaten Tabalong, dengan judul puisi Isim Tatamba Kuruna.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar