Sabtu, 24 Oktober 2020
PUISI KALSUM BELGIS :
DOA BUMI
Hijau itu adalah kau duhai pertiwi
Dan bumi tak henti mereguk embun
Madu yang mengucur dari ujungujung
Rerumputan.
Suarasuara alam adalah angin bernyanyi
Pada sela kecipak air yang mengulum bebatuan
Bening,
Sedemikian bening udaraku.
Entah dalam hitungan keberapa nikmat alam itu
Teresa.
Sebab hari ini aku menikmati perjalanan
Yang terasa begitu panjang dan melelahkan
Aku terseok di antara kabut asap dan gersangnya
Udara.
Merekah kerontang lahanlahan pematang
Pengab terhirup sisasisa pembakaran hutan
Dan ladangladang.
Duh,
Hijau rimbun pepohonan begitu merindu
Cicit cabak dan burung cici madu begitu pilu
Ladang itu,
Hutan galamku
Raib musnah menyisakan hitam panas bara
Kebakaran?
Pembakaran?
Ah entahlah,
Yang kutau adalah luka pada bumiku
Perih pada alam lingkunganku
Sehingga doa tersusun pada tiap helaan napasku
Tuhan hijaukan lagi pertiwiku
Perdu laksana kuntumkuntum delima.
Pelaihari, 3 September 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar