Senin, 19 Oktober 2020
PUISI INDAH DWI ROHMAWATI :
MERINDUMU, TETESAN AIR KEHIDUPAN
Bersama angin, di senja ini
Mendung hitam menyambuti
Membawa sedikit harapan
Untuk kami yang merindukan
Tetesan air kehidupan
Tlah lama kami rindu harum tanah basah
Juga kami bosan akan asap
Yang menyekat paru-paru
Teriknya sudah tak ingin kami nikmati
Bersama angin di senja ini,
Kami menerima nikmatMu
Yang tlah lama terindukan
Sepoinya angin memawa kedamaian
Tetesan kehidupan menyapa kami
Memberikan segala bentuk kenikmatan
Yang tak terhingga
Ya Allah,
Sujud kami untuk nikmatMu
Simpang Empat, 2019
PUISI INDAH RAHMAWATI :
LAYAR TERKEMBANG
Suling kapal berbunyi dua kali
Tanda isyarat dia akan pergi
Layar terkembang bersiap-siap terbang
Tertatih-tatih membawa bekal persiapan pulang
Nyanyian nahkoda menyadarkannya
Salam lembut ombak menggugah jiwa
Terbangun dari mimpinya
63 tahun di dunia fana
Banyak tertawa kini merana
Langit suram petir menghunjam
Lepas kendali kapal tenggelam
Terbalik meronta memohon petolongan
“Kau terlambat,” seru penghuni lautan
Setiap yang bernyawa pasti akan mati
Setiap yang mati akan tumbuh kembali
Setiap yang tumbuh akan dipertanggungjawabkan
Setiap yang dipertanggungjawabkan akan mendapat balasan
Karna adanya kita sejatinya tiada
Karna hidupnya kita sejatinya mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar