Jumat, 02 Oktober 2020

Anka Threes, Legenda Radio di Kandangan dan Memori Andi Chandra

Sabtu, 3 Oktober 2020

 

Oleh : Ajie Permana

Diakui atau tidak, sebuah studio radio di Jalan Pahlawan Kandangan, merupakan satu bangunan yang bisa dikatakan termasuk "bersejarah" di Kota Dodol, Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Terutama bagi mereka, para penggemar radio yang ada di kota Kandangan, bahkan Banua Enam, dan sekitarnya.

Dimana sekitar tahun 1986, saya yang saat itu masih duduk di bangku Kelas V SD, dan sudah termasuk "penggila radio", kaget dengan kehadiran sebuah siaran radio baru yang tiba" menggelegar memulai siarannya di skala AM 1400 KHz.

Yang membuat kami bangga, ternyata radio tersebut dipancarkan dari Kota Dodol, Kandangan. Sebuah terobosan luar biasa, karena saat itu Kandangan termasuk salah satu kota di Banua Lima, yang belum memiliki stasiun radio swasta. Masyarakat Banua Lima, saat itu cuma punya 2 stasiun radio swasta, Barabai dengan Dirgahayu-nya dan Amuntai dengan Gema Kuripan-nya.

Jadi boleh dikatakan secara resmi Kandangan, adalah kota ketiga di Banua Lima, yang punya radio siaran swasta. Stasiun radio tersebut bernama Radio Anka Threes, yang mengudara pertama kalinya dari Jalan Panglima Batur Kandangan. Stasiun radio ini banyak melahirkan penyiar, yang dikemudian hari banyak dikenal masyarakat.

Di awal siaran, mungkin ada yang masih ingat ? Ada Bang Udin AG, Heri Sugianto, Bung Taher, dan lainnya. Ada juga yang masih hidup dan bisa kita temui orangnya, beliau adalah Bung Hairin Nazrin, yang dulu mungkin bagi para Kai Nini sekarang, sering mendengarkan berita " Rakat Mufakat" dari mulut beliau.

Acara-acara yang dihadirkan Radio Anka Threes juga banyak yang meniliki rating tinggi, diantaranya yang paling fenomenal adalah acara yang diasuh Trio Heboh, Amang Katun, Amang Adul dan Aluh Katuyung, yang hadir mengocok perut pendengarnya dengan format Bakisah Bahasa Banjar, lupa lagi kami nama acaranya, harap maklum.

Generasi berikutnya, semakin banyak para penyiar tenar, yang di kemudian hari juga pindah dan menjadi tokoh-rokoh penyiar utama di stasiun radio lainnya. Ada Bung Saz Kurniawan, yang menjadi top di Radio Bahana Nirmala (Mercu Clan) Martapura, Bung Ashwin Pardede, yang kini jadi pengelola Radio Ruhui Rahayu Rantau, hingga sekarang.  

Ada pula nama penyiar muda dan menjadi idola para penggemarnya di tahun 90-an, seperti Reno Wijaya, Bagus Ariandi, Teno Yunizar, Ella, Dewi dan seterusnya, sampai pada generasi Julak Ingut dan Ucha Ansari. Salah satu penyiar idola pendengar di masa tahun 90-an yang paling terkenal dan fenomenal adalah (alm) Bung Andi Chandra. Setiap acara yang ia format di masa itu, dan dihadirkan untuk penggemarnya selalu meledak dan memiliki jumlah penggemar yang luar bisa.

Gaya komunikatif dan atraktifnya, memang luar biasa. Logatnya yang "Jawa" memang punya daya tarik tersendiri, terlebih almarhum adalah sosok penyiar yang sudah lebih dulu terkenal, karena pernah mengudara di beberapa radio lainnya. Jujur saja, masa itu, pendapat di kalangan pendengar, dimana ada Andi Chandra maka radionya akan populer.

Hal inilah yang disadari oleh owner Radio Anka Thress. Kemampuan (alm) Bapak H Syarkawi sang pemilik Radio Anka Threes dalam melakukan lobi, patut diacungi jempol, sehingga mampu memboyong sosok Andi Chandra untuk bergabung di Radio Anka Threes.

Kehadiran Andi Chandra, memang, secara pribadi saya nilai memiliki andil yang sangat besar dan membuat Radio Anka Threes menjadi sangat populer masa itu. Derap Fajar Menyingsing, Gita Surya Pagi, dua  diantara acaranya yang begitu menggaung setiap pagi di rumah-rumah warga, yang dipancarkan oleh Radio Anka Threes dari alamat barunya, yakni di Jalan Pahlawan No 33 Kandangan.

Apalagi acara Sahabat Pena yang diasuhnya, sangat berjubel diikuti oleh banyak penggemar di berbagai daerah, bukan hanya Kandangan atau Kabupaten HSS, tapi sampai ke kabupaten tetangga lainnya, bahkan Kalimantan Tengah. Sosok yg bersahaja dan tidak neko-neko ini, memang sangat dikenal luas. Bahkan banyak penggemar radio, yang setia mengikuti acaranya, kemana saja dia berpindah stasiun.

Beberapa radio yang pernah dia gabung antara lain, Radio Dirgahayu Barabai, Radio Tanjung Puri Perkasa Tanjung, Radio Swara Citra Suryanada Amuntai, Radio Anka Threes Kandangan, Radio Jaya Swara Satui dan Radio El-Bass Sungai Danau. Saya pribadi sangat mengenal dan berkawan dekat dengan almarhum, sehingga sangat mengenal sosoknya yang sederhana.

Pengalamannya yang malang melintang di dunia siaran, tidak membuatnya angkuh dan berbangga diri. Bahkan terakhir saat beliau masih aktif di Sungai Danau, setiap pulang ke Kandangan (istri dan anaknya ada di Gambah Luar), selalu tak lupa bertandang ke gubuk kami, sekedar silaturrahmi dan bertukar pendapat tentang dunia siaran. Selalu rendah diri, tidak ada omongan ember dari mulutnya, padahal segudang pengalaman ada padanya.

Yang malah membuat saya sungkan, tak jarang beliau tak segan-segan minta pendapat kami, bagaimana membuat format acara yang bagus, padahal kami sangat muda dibanding dirinya. Kadang bikin spot iklan, voice over malah minta kami. Saya pribadi hanya menyindir, "Buaya minta tolong sama cecak", dirinya hanya tersenyum sambil berkata "Ente kan lebih muda, lebih strong, suara ane udah kendor," katanya.

Kenangan dan persahabatan kami memang akan selalu menjadi kenangan. Bagi kami almarhum adalah sosok sahabat sekaligus senior yang sangat sederhana dan bersahaja. Tak terasa, sudah beberapa tahun meninggalkan kita untuk selamanya.  Beragam memori juga akan selalu menjadi kenangan di hati penggemarnya.

Semoga almarhum Mas Andi Chandra, selalu mendapatkan ketenangan disisi Allah SWT. Jasa-jasa dalam memberikan informasi dan menghibur masyarakat luas, akan selalu menjadi nilai pahala. Doa kami selalu menyertaimu, Bang Andi Chandra, seorang angkasawan yang sangat melegenda, terutama di kalangan pendengar radio Kota Dodol Kandangan dan Banua Enam sekarang.

Penggemarnya mungkin sekarang banyak yang sudah jadi Abah dan Uma, bahkan Kai dan Nini, Ikon dari Radio Anka Threes yang dikemudian hari berganti nama menjadi Radio Purnama Nada. Ketiadaan regenerasi dari owner, merupakan faktor utama dari kemunduran stasiun radio yang pernah menjadi kebanggaan warga Kandangan ini. Sebuah stasiun yang dahulu orang selalu tunggu kehadirannya, terutama saat boomingnya sandiwara Radio Saur Sepuh, Misteri Nini Pelet, Misteri Gunung Ciremai, Tutur Tinular dan Ibuku Malang Ibu Tersayang.

Semua tinggal kenangan, yang ada tersisa sekarang hanyalah bekas bangunan studio berlantai dua, yang sudah lama tak digunakan. Namun, bagi mereka yang remaja di tahun 1980-an sampai dengan 1990-an, disinilah dulu pusat keramaian, yang tak pernah sunyi oleh para penggemarnya. Bahkan acara dan even seringkali diselenggarakan di tempat ini.

Beberapa artis ternama juga pernah bertandang, bahkan Brama Kumbara dan Mantili dari Kerajaan Madangkara juga pernah singgah. Setelah sempat mengalami kevakuman, turun dari udara beberapa saat lamanya, radio ini kini kembali mengudara di skala 98,2 FM, masih eksis hingga sekarang, namun sudah diakuisisi bergabung dengan Radio Amandit FM Grup, Kandangan.***

 

 (Tulisan di atas diambil dari akun facebook Ajie Permana, dengan perubahan judul dan teknis penulisan, tanpa mengurangi isi, makna dan tujuan dari pemilik awal tulisan)

1 komentar:

  1. bujur, sya dulu pernah sd n smp taun 1988 s.d 93 dikandangan, radio anka thress sangat ngetop, ada beberapa lomba karaoke yang diadakan begitu ramainya yg ikut, radio anka thress idolanya generasi muda kandangan pada saat itu tahun akhir 80an n awal 90an

    BalasHapus

Suasana di Rumah Malam Sabtu

 Jumat, 26 April 2024 Suasana di dalam rumah saya, pada hari Jumat (26/04/2024) malam Sabtu sekitar pukul 22.15 WITA. (ahu)