Minggu, 23 Oktober 2016

Pelangi Petang di Langit Angkinang

Senin, 24 Oktober 2016


Oleh : Akhmad Husaini

Adit masih berada di rumah saja. Hujan gerimis menuju lebat turun di Angkinang. Adit seorang yang senang akan sensasi. Seorang penulis, sastrawan, blogger, traveller, penulis buku, petani dsb.

Namun hidupnya dalam kesederhanaan. Karena memang Adit anak seorang petani, yang tentu materinya tak berlebihan. Namun Adit masih bersyukur dengan keadaan ini.

Pendidikan pun tak tinggi, hanya setingkat SMA saja. Bekerja sebagai honorer di sebuah madrasah yang jaraknya sekitar satu kilometer dari rumah. Dengan sepeda motor butut setiap hari pukul 06.30 Adit berangkat.

Pulang kembali ke rumah pada malam setelah shalat Maghrib. Apa yang dikerjakan Adit selama  belasaan jam di madrasah ? Memanfaatkan fasilitas kantor untuk menulis. Karena memang fasilitas cukup lengkap. Sementara di rumah, Adit tak memiliki apa-apa.

Menulis berita tentang madrasah setiap hari adalah kegiatan Adit. Yang mungkin di tempat lain jarang ada. Sementara disini Adit diberi tugas itu. Berkat kerajinannya menulis berita selama dua tahun terakhir bisa meraih penghargaan terbaik. Tahun 2014 sebagai Peringkat III se provinsi, dan tahun 2015 Peringkat I.

Entah kenapa dalam beberapa bulan ini semangat Adit menulis berita agak menurun. Padahal mendekati pemeringkatan untuk tahun 2016 ini. Tak tahu secara pasti. Karena fasilitas sudah lengkap, ada kamera dan laptop untuk menunjang pemberitaan. Dulu dengan seadanya justru semangatnya cukup tinggi.

Dalam usia dewasa ini Adit berusaha untuk lebih banyak mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satunya dengan shalat Dhuha setiap pagi. Saat lowong tugas bekerja di madrasah Adit pergi ke mushala madrasahnya.

Adit mengambil kunci ruang mushala di kantor guru. Lalu membuka ruang mushala. Sebelumnya ia berwudhu. Ia kerjakan shalat Dhuha sebanyak dua rakaat dilanjutkan dengan berdo’a.

Adit merasa lega bisa menjalankan ibadah tersebut. Di tengah kesibukan kerja di tempat tugas. Ia ingin shalat dhuha menjadi kebiasaan setiap harinya.

Setiap berada di rumah Adit juga rajin shalat berjamaah di Langgar yang dekat dengan rumahnya. Terutama shalat Maghrib, Isya dan Subuh. Dengan demikian ia bisa berkumpul dengan warga. Itu dilakukan agar terus terjalin silaturrahmi.

Masih ada yang Adit inginkan dalam waktu dekat ini, beli celana panjang hitam dua lembar, tapih, baju muslim, tebeng sepeda mutur dan menabung sebanyak mungkin di BPR.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...