Oleh
: Akhmad Husaini
Adit masih berada di rumah saja. Hujan
gerimis menuju lebat turun di Angkinang. Adit seorang yang senang akan sensasi.
Seorang penulis, sastrawan, blogger, traveller, penulis buku, petani dsb.
Namun hidupnya dalam kesederhanaan.
Karena memang Adit anak seorang petani, yang tentu materinya tak berlebihan.
Namun Adit masih bersyukur dengan keadaan ini.
Pendidikan pun tak tinggi, hanya
setingkat SMA saja. Bekerja sebagai honorer di sebuah madrasah yang jaraknya
sekitar satu kilometer dari rumah. Dengan sepeda motor butut setiap hari pukul
06.30 Adit berangkat.
Pulang kembali ke rumah pada malam setelah
shalat Maghrib. Apa yang dikerjakan Adit selama
belasaan jam di madrasah ? Memanfaatkan fasilitas kantor untuk menulis.
Karena memang fasilitas cukup lengkap. Sementara di rumah, Adit tak memiliki
apa-apa.
Menulis berita tentang madrasah setiap
hari adalah kegiatan Adit. Yang mungkin di tempat lain jarang ada. Sementara
disini Adit diberi tugas itu. Berkat kerajinannya menulis berita selama dua
tahun terakhir bisa meraih penghargaan terbaik. Tahun 2014 sebagai Peringkat
III se provinsi, dan tahun 2015 Peringkat I.
Entah kenapa dalam beberapa bulan ini
semangat Adit menulis berita agak menurun. Padahal mendekati pemeringkatan
untuk tahun 2016 ini. Tak tahu secara pasti. Karena fasilitas sudah lengkap,
ada kamera dan laptop untuk menunjang pemberitaan. Dulu dengan seadanya justru
semangatnya cukup tinggi.
Dalam usia dewasa ini Adit berusaha
untuk lebih banyak mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satunya dengan
shalat Dhuha setiap pagi. Saat lowong tugas bekerja di madrasah Adit pergi ke
mushala madrasahnya.
Adit mengambil kunci ruang mushala di
kantor guru. Lalu membuka ruang mushala. Sebelumnya ia berwudhu. Ia kerjakan
shalat Dhuha sebanyak dua rakaat dilanjutkan dengan berdo’a.
Adit merasa lega bisa menjalankan ibadah
tersebut. Di tengah kesibukan kerja di tempat tugas. Ia ingin shalat dhuha
menjadi kebiasaan setiap harinya.
Setiap berada di rumah Adit juga rajin
shalat berjamaah di Langgar yang dekat dengan rumahnya. Terutama shalat
Maghrib, Isya dan Subuh. Dengan demikian ia bisa berkumpul dengan warga. Itu
dilakukan agar terus terjalin silaturrahmi.
Masih ada yang Adit inginkan dalam waktu
dekat ini, beli celana panjang hitam dua lembar, tapih, baju muslim, tebeng
sepeda mutur dan menabung sebanyak mungkin di BPR.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar