Nama lengkapnya Mutia Sa’idah, biasa
disapa dengan Mutia. Lahir di Kandangan, 13 Agustus 2004. Sekarang duduk
dibangku Kelas VII C Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Angkinang, Kabupaten
Hulu Sungai Selatan (HSS). Merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Orangtuanya bekerja sebagai pedagang
emas di Pasar Kandangan. Waktu Sekolah Dasar (SD) dulu pelajaran favorit Mutia
adalah Bahasa Indonesia. Saat SD tugas yang sering dilakukan waktu apel pagi
Senin adalah pengerek bendera. Sepulang sekolah yang dilakukannya shalat,
makan, dan mandi.
Sementara saat hari libur atau hari
Minggu tugasnya membersihkan rumah, belajar, dan bajalanan. Masjid yang dekat rumahnya Masjid Al Husaini Mursinah.
Kampung tempat ia tinggal Bakarung
Tengah. Pola orangtuanya dalam mendidik cukup baik. Yang disenangi Mutia saat berada
di sekolah belajar, berteman, dan berbelanja.
Mutia suka menonton tayangan Tukang
Bubur Naik Haji di RCTI karena lucu. Cita-citanya menjadi dokter. Sedangkan
hobinya membaca buku. Berat dan tinggi badan Mutia 53 kg dan 143 cm. Mutia tidur
dan bangun setiap harinya pukul 20.00 dan pukul 04.00 WITA.
Mutia pernah dimarahi orangtua karena
tidak masuk sekolah, takut menghafal kalian waktu Kelas III. Daerah yang paling
jauh yang pernah dikunjungi dalam rangka mengunjungi paman. Pengalaman paling
berkesan saat kecil dulu tercebur di sungai. Alasan masuk MTsN Angkinang karena
banyak ilmu agamanya.
Ekstra kurikuler yang diikuti Mutia di
MTsN Angkinang Paskibra, Paduan Suara, Menari, dan Pramuka. Tiga guru favorit
di MTsN Angkinang Noorfahmi, Mariyani, Ahmad Haitami. Setamat MTsN Angkinang
akan melanjutkan ke SMKN 1 Kandangan.
Wajahnya mirip dengan ayah. Yang paling ditakuti
adalah ibu, karena panyarikan. Pernah
dengan ayahnya ke pameran setelahh Maghrib baru pulang pukul 21.00 WITA. Tiga
kegiatan yang dilakukan berulang-ulang setiap hari belajar, shalat, dan makan.
Tiga benda atau barang yang selalu ada
bila mau kemana saja tas, handphone, dan uang. Ia pertama kali memakai
handphone sejak Kelas IV SD, yang berguna untuk menunjang pendidikan. Guru yang
paling ditakuti waktu SD dulu adalah Ibu Raidah karena panyarikan.
Mutia pertama kali membaca Al Quran
sejak Kelas III SD diajari oleh ayahnya. Pernah terbangun tengah malam karena bermimpi.
Yang tidak disenangi Mutia saat berada di rumah bila disuruh bagawian. Ayah dan ibunya sudah naik
haji.
Pelajaran yang tidak disenangi Matematika.
Keinginannya yang sampai saat ini belum jadi kenyataan sepeda motor. Menurut
Mutia orangtuanya adalah penyayang, perhatian, dan malajari nang baik.
Yang tidak ia senangi saat berada di
sekolah ada yang nakal, panyambatan,
dan panyarikan. Pernah menangis di SD
karena sakit. Olahraga yang ia senangi bulutangkis karena mengasyikkan.
Mutia puasa penuh pada bulan Ramadhan
sejak Kelas V SD. Waktu SD dulu olahraga paling jauh dilaksanakan di Taniran
berupa praktek lari, kesana naik sepeda. (akhmad husaini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar