Selasa, 25 Oktober 2016

Lebih Dekat dengan Mutia Saidah (Kelas VII C MTsN Angkinang)

Rabu, 26 Oktober 2016




Nama lengkapnya Mutia Sa’idah, biasa disapa dengan Mutia. Lahir di Kandangan, 13 Agustus 2004. Sekarang duduk dibangku Kelas VII C Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Orangtuanya bekerja sebagai pedagang emas di Pasar Kandangan. Waktu Sekolah Dasar (SD) dulu pelajaran favorit Mutia adalah Bahasa Indonesia. Saat SD tugas yang sering dilakukan waktu apel pagi Senin adalah pengerek bendera. Sepulang sekolah yang dilakukannya shalat, makan, dan mandi.

Sementara saat hari libur atau hari Minggu tugasnya membersihkan rumah, belajar, dan bajalanan. Masjid yang dekat rumahnya Masjid Al Husaini Mursinah.

Kampung tempat ia tinggal Bakarung Tengah. Pola orangtuanya dalam mendidik cukup baik. Yang disenangi Mutia saat berada di sekolah belajar, berteman, dan berbelanja.

Mutia suka menonton tayangan Tukang Bubur Naik Haji di RCTI karena lucu. Cita-citanya menjadi dokter. Sedangkan hobinya membaca buku. Berat dan tinggi badan Mutia 53 kg dan 143 cm. Mutia tidur dan bangun setiap harinya pukul 20.00 dan pukul 04.00 WITA.

Mutia pernah dimarahi orangtua karena tidak masuk sekolah, takut menghafal kalian waktu Kelas III. Daerah yang paling jauh yang pernah dikunjungi dalam rangka mengunjungi paman. Pengalaman paling berkesan saat kecil dulu tercebur di sungai. Alasan masuk MTsN Angkinang karena banyak ilmu agamanya.

Ekstra kurikuler yang diikuti Mutia di MTsN Angkinang Paskibra, Paduan Suara, Menari, dan Pramuka. Tiga guru favorit di MTsN Angkinang Noorfahmi, Mariyani, Ahmad Haitami. Setamat MTsN Angkinang akan melanjutkan ke SMKN 1 Kandangan.

Wajahnya mirip dengan ayah. Yang paling ditakuti adalah ibu, karena panyarikan. Pernah dengan ayahnya ke pameran setelahh Maghrib baru pulang pukul 21.00 WITA. Tiga kegiatan yang dilakukan berulang-ulang setiap hari belajar, shalat, dan makan.

Tiga benda atau barang yang selalu ada bila mau kemana saja tas, handphone, dan uang. Ia pertama kali memakai handphone sejak Kelas IV SD, yang berguna untuk menunjang pendidikan. Guru yang paling ditakuti waktu SD dulu adalah Ibu Raidah karena panyarikan.

Mutia pertama kali membaca Al Quran sejak Kelas III SD diajari oleh ayahnya. Pernah terbangun tengah malam karena bermimpi. Yang tidak disenangi Mutia saat berada di rumah bila disuruh bagawian. Ayah dan ibunya sudah naik haji.

Pelajaran yang tidak disenangi Matematika. Keinginannya yang sampai saat ini belum jadi kenyataan sepeda motor. Menurut Mutia orangtuanya adalah penyayang, perhatian, dan malajari nang baik.

Yang tidak ia senangi saat berada di sekolah ada yang nakal, panyambatan, dan panyarikan. Pernah menangis di SD karena sakit. Olahraga yang ia senangi bulutangkis karena mengasyikkan.

Mutia puasa penuh pada bulan Ramadhan sejak Kelas V SD. Waktu SD dulu olahraga paling jauh dilaksanakan di Taniran berupa praktek lari, kesana naik sepeda. (akhmad husaini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...