Rabu (19/10/2016) pukul 07.00 WITA dari
Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) berangkat menuju ke Banjarbaru,
dengan Bapak H Saleh Suaidi dan Mahmudin.
Juga enam siswa Madrasah Tsanawiyah
Negeri (MTsN) Angkinang : Muhammad Ridho Arrijalul Aulia, Maulida Safitri, Nanda
Febriana, Fuji Mulia Rahmi, Rabbiyana Iqlila Hasni, dan Siti Desy Aulia.
Kami menggunakan mobil rental yang
dikemudikan Bapak H Saleh Suaidi. Tujuan kami dalam rangka pengenalan museum di
Kalimantan Selatan, menunjang referensi blog. Pertama ke Museum Lambung
Mangkurat Provinsi Kalsel di Banjarbaru.
Lalu ke Museum Perjuangan Rakyat Kalsel
di Banjarmasin. Saat di Banjarbaru ke Museum
Lambung Mangkurat bangunan utama sedang dalam suasana renovasi.
Jadi kami hanya bisa melihat koleksei
museum di beberapa tempat pameran saja. Saat kami berkunjung banyak siswa dari
SMKN Banjarbaru juga turut berkunjung. Ini untuk kali kedua saya datang ke
museum itu. Pertama tahun 2002 silam.
Saat itu saya sedang mengikuti liputan
Pekan Olahraga Daerah (POPDA) Kalsel. Untuk koleksi tentu tak ada yang berubah,
hanya bangunan saja yang berubah. Kami dipandu oleh staf museum untuk
menyaksikan satu persatu koleksi yang ada.
Diawali dengan di ruang iptek, kain
tenun, keramik dan juga lukisan Sholihin. Sekitar sejam di Museum Lambung
Mangkurat kami melanjutkan perjalanan. Singgah di Kantor Media Kalimantan di
Landasan Ulin.
Saya mencari sahabat lama, Sandi Firly,
redaktur media tersebut. Saat ditannya ke satpam, Sandi baru ada di kantor sore
hari. Jadi saya gagal bertemu dia, cuma bisa titip oleh-oleh iwak sapat karing
saja.
Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke
Banjarmasin menuju Museum Perjuang Rakyat Waja Sampai Kaputing. Karena
ukurannya lebih kecil dari museum sebelumnya kami cukup singkat untuk melihat
koleksi yang dipamerkan.
Setelah dari Museum Waja Sampai Kaputing
kami ke IAIN Antasari Banjarmasin. Ada yang diambil. Setelah itu kami shalat Dzuhur
dan Ashar di Masjid At Taqwa Banjarmasin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar