Kamis, 7 Januari 2021
PUISI ZUAIRIAH :
KENANGAN ITU
Pesawat menderu dalam ketinggian menyebabkan jalan
Kelihatan bagai seutas rambut meliuk-liuk
Dari jendela tampak jalan berliku
Kutatap jalan itu
Astaga, jalan itu berakhir pada kenangan sayup
tetapi jelas terasakan
Jalan itu semesta kerinduan lelaki
menyeberangi danau
mendekap bukit, gunung, sungai, ladang, ubii, jagung
dan rumpun bambu
Rumah ladang di pinggir kali
gambaran mesra wajah ibuku
Dari atas tampak bedanya, jauh sekali
seperti sapuan kuas pelukis
disusuli garis meliuk
muncul mengiris dalam dera pesawat
nyanyian masa dulu ketika mencangkul di ladang sehabis sekolah
nyanyian kerja paksa
Aku ingat setiap musim menuai
aku bersama ibu membawa pakaian tua, garam dan gula
apa yang diingat jauh dan sayup dalam kenangan
kuangkat mataku menjauhi jendela pesawat
menukikkan pandangan dan kenangan ke bagian lain
penumpang lain dan pramugari asyik melihat panorama
Lewat celah gumpalan awan menangkap sebuah guratan jalan berliku
jalan itu mengingat riwayatku
Amboi,
di tepi sungai berliku pernah tidur kecapekan
di bawah langit terbuka di tepi unggun
memasak makanan, air dengan bekas kaleng mentega
Ingat ibu memelukku
mata ibuku memenuhi panorama
guratan kulit di bawah matanya
jalan menggurat semesta kehidupanku
perjalanan udara berubah jadi genangan air mata ibuku
segala kerinduanku bermuara di danau itu
di balik awan, di balik kenangan, di balik usia tua
aku sadar perjalanan udara dengan pesawat
perjalanan menuju mata ibuku
Aku bangga ibuku
kenangan manis makin lama makin jelas
tak merasa dalam perut pesawat
melainkan hidup di ladang, rumah ilalang
di bawah rumpun bambu
Kenangan tak bisa ditinggalkan
dibawa bersama ke mana saja
kenangan itu, kenangan itu
bagai pertunjukan mengharu usia dewasa
Tapin, 16 April 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar