Saat melintas di
Mandala, Kecamatan Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) belum
lama tadi, saya menyaksikan seorang nenek berjalan kaki membawa lanjung berisi kayu bakar. Saya
tertarik, lalu menghentikan sepeda motor. Kemudian berbincang dengan nenek tersebut.
Nenek itu mengaku baru saja mencari kayu bakar di kawasan hutan Ambutun.
Berjarak sekitar 2 kilometer dari rumah sederhananya di Mandala.
Nenek itu mengaku
berusia sekitar 80 tahun. Kayu bakar itu bakal digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Untuk memasak nasi, merebus air, menggoreng
ikan, dsb. Di rumah nenek itu tinggal seorang diri. Anak-anaknya sudah
berpisah mengikuti keluarga. Suaminya sudah meninggal dunia. Jadi ia hanya tinggal
sebatangkara saja. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari nenek itu hidup
bertani. Ia pantang meminta-minta.
Nenek itu punya
prinsip sepanjang masih bisa bekerja secara tetap, tetap bekerja. Itu lebih
baik baginya. Nenek itu pada musim bahuma
juga bercocok tanam padi. Tapi tidak banyak. Hanya sekitar 5 borongan saja.
Namun tetap ia jaga dengan baik. Hasilnya memang lumayan. Di usianya yang sudah
renta tetap semangat menjalani hidup. Kayu bakar yang dicarinya sebagai upaya
memenuhi kebutuhan hidup. (akhmad husaini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar