Senin, 30 November 2015

Kebahagiaan untuk Sahabat

Selasa, 1 Desember 2015


Cerpen Jumiati (Kelas IX B MTsN Angkinang) :

Kebahagiaan untuk Sahabat

Oleh : Jumiati

Persahabatan bukan hanya sekedar kata-kata yang menyejukkan dan membahagiakan. Persahabatan yang sebenarnya merupakan ikatan suci yang selalu setia dalam kesusahan maupun dalam keadaan berduka. Sebuah persahabatan hanya akan terjadi apabila ditaburi bubuk kasih sayang yang tulus yang muncul dari dalam hati. Yang mampu menorehkan kasih sayang yang ditulis dengan tinta cinta, yang mampu menghilangkan torehan cinta itu. Hanya Tuhanlah yang bisa menghapusnya dengan tetesan darah dan nyawa.

Sebuah persahabatan yang awal mulanya kebohongan yang diciptakan oleh satu orang yangn bernama Nayra, yang berpura-pura sebagai anak rendahan. Padahal Nayra dari keluarga berada. Kebohongannya itu bertujuan untuk mencari sebuah persahabatan. Yang benar-benar dikarenakan kasih sayang bukan dikarenakan uang. Nayra adalah seorang wanita cantik, pintar dan secara fisik Nayra kelihatan sempurna.

Nayra seorang pelajar yang duduk di Kelas IX Tsanawiyah. Mempunyai prestasi yang membanggakan dan selalu mendapat pujian. Nayra selalu menjadi pusat perhatian para guru namun susah mendapatkan seorang teman. Di sekolah dia hanya punya teman yang benar-benar dia sayangi hanya tiga orang. Teman yang paling Nayra suka dan paling ia sayang adalah Amelia dan Deva, yang sama-sama suka usil mempunyai sifat bagaikan seorang anak SD dan disamping itu Nayra juga suka berteman dengan Iska. Iska adalah teman duduk sebangku Nayra.

Persahabatan mereka berempat itu diberi nama Four Angel. Mereka berempat selalu bersama dalam melewati semua rintangan tanpa perpisahan. Mereka kurang suka mengikuti kegiatan sekolah. Mereka hanya ikut kegiatan pramuka. Karena mereka suka akan petualangan dan sewaktu ada kegiatan perkemahan mereka mengikutinya tanpa berpikir panjang. Mungkin mereka berpikir bisa menghabiskan malam hari bersama dan melihat bintang bersama untuk pertama kalinya dan bisa tidur di malam hari bersama. Itu adalah impian mereka. Semua kegiatan yang ada mereka lakukan bersama. Kasih sayang mereka yang tulus dikarenakan persahabatan mereka adalah empat bersaudara yang berlainan orangtua.

Sifat mereka berempat hampir sama bagaikan empat bersaudara yang kembar. Sampai-sampai mata Amelia minus. Nayra pun juga ikutan minus. Tapi ada sifat mereka yang berbeda. Amelia matanya minus menggunakan kacamata saat belajar dan Nayra sebaliknya. Nayra menggunakan Iska. Penglihatannya saat ada tulisan. Nayra terlalu gengsi menggunakan kacamata. Jadi Iska menjadi repot sendiri.

Namun tiba-tiba kebahagiaan itu pudar secara perlahan. Kesedihan dan musibah menimpa Nayra. Secara tiba-tiba Nayra mengidap kanker otak stadium awal. Kesedihan yang dialami Nayra tidak mau dibagi dengan teman-temannya. Jadi rasa sedih itu disimpannya rapat-rapat. Nayra tidak mau teman-temannya ikut bersedih. Kesedihan yang seolah-olah disamarkan dengan senyuman manis di bibir Nayra. Rasa sedih ditanggungnya, tak mau dibaginya. Tidak ada tempat untuk mengadu dan mengeluh untuknya. Hanya bisa mengadu pada tinta diatas kertas putih.

Seolah-olah Nayra mengadu pada teman-temannya. Kertas putih menjadi saksi bisu akan kesedihan Nayra. Bagi Nayra mengeluh dan meneteskan airmata tiada gunanya. Karena itu semua tidak bisa mengubah semuanya. Pikiran yang kosong dan melindungi sahabat dari kesedihan yang menerpanya. Menimbulkan satu pemikiran menjauh dari teman-temannya. Mengorbankan sebuah perasaan untuk kebahagiaan orang-orang yang Nayra sayang. Bertingkah bagaikan orang jahat suka membuat-buat masalah tanpa berpikir panjang atas tingkah laku yang dibuatnya.

Perbuatan Nayra banyak membuat orang marah dan membuat teman-temannya bersedih. Telah banyak orang yang menjauhinya. Termasuk teman-temannya sendiri. Pemikiran Nayra untuk menjauhi orang-orang di sekitarnya bukan tanda kebencian Nayra melainkan  rasa kasih sayang Nayra pada orang-orang di dekatnya itu. Tujuan  Nayra untuk menjauh dari orang-orang dan teman-temannya agar mereka semua tidak merasakan kehilangan Nayra suatu hari nanti. Apabila ajal menjemputnya. Kini tinggallah Nayra seorang diri. Mungkin Nayra menanggung kesedihan sendiri. Tapi Nayra bahagia melihat orang-orang dan teman-temannya bahagia bisa tersenyum.

Mungkin yang diperlukan Nayra kaki yang akan berjalan sendiri lebih jauh dari biasanya. Tangan kecil yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya. Mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya. Leher yang akan lebih lama menatap ke atas. Yang mempunyai tekad yang lebih keras dari baja. Hati yang akan merasa lebih lama dari biasanya. Serta mulut yang akan berdo’a lebih lama dari biasanya.

Tak terasa waktu yang lamban berlalu. Waktu tanpa adanya seorang teman yang menemani. Akhirnya Ujian Nasional (UN) pun tiba. Nayra pun ikut serta dalam UN itu dan mendapatkan hasil yang memuaskan dan menakjubkan sekolah di SMA dan disanapun Nayra tidak mempunyai teman. Nayra hanya menghabiskan waktunya dengan mengarang novel tentang kehidupan pahit yang menyedihkan asli dari kehidupannya. Mempunyai harapan suatu hari nanti hasil karya novelnya bisa diterbitkan.

Cita-cita Nayra bukan menjadi pengarang novel tapi membuat cerita itu adalah hobinya. Nayra sering menulis harapannya di buku hariannya tentang harapannya dengan orang-orang di dekatnya. Serta teman-temannya. Harapan untuk menjadi seorang dokter. Harapnnya bisa keliling dunia dan menaklukkkan alam. Terutama menaklukkan gunung Mahameru, puncak tertinggi di Pulau Jawa. Harapan Nayra itu sering dianggapnya mustahil melihat keadaannya. Kecuali Tuhan berkehendak akan hal itu. Lampiran yang hanya bisa diimpikan di malam hari dan bisa menjadi kenyataan dalam impian belaka.

Sedangkan penyakit yang menerpanya semakin bertambah ganas dan penyakit kanker itu sudah menyebar dan kemungkinan sakit yang diderita Nayra itu adalah pertanda dia akan segera dipanggil menghadap Tuhan Yang Maha Esa. Mungkin kesedihan dan rasa sakit yang dideritanya akan sirna tapi meninggalkan luka dihati orangtuanya. Dan disamping itu teman Nayra, Iska ada di rumah Nayra untuk memberikan undangan pernikahannya pada Minggu depan.

Nayra pun mau menghadiri pernikahan Iska tapi secara tiba-tiba Nayra jatuh pingsan dan dilarikan ke rumah sakit dan tim dokter melakukan penanganan secara cepat. Tak berselisih waktu lama Nayra meninggal dunia tepat di hari ulang tahunnya. Sebelum Nayra meninggal dunia Nayra meminta satu permintaan pada kedua orangtuanya. Nayra mau novel yang berjudul Kebahagiaan untuk Sahabat. Agar bisa diterbitkan tak lama kemudian akhirnya novel Nayra diterbitkan dan banyak orang menyukai hasil karya novelnya tersebut.
Teman-teman Nayra menyukai novel Nayra dan teman-teman Nayra baru sadar penyebab Nayra berubah. Kini teman-teman Nayra hanya bisa memandangi sebuah nisan yang begitu cantik dihadapan mereka. Jelas tersurat dibatu nisan berwarna putih dan terukir nama teman mereka. Cahya Nur Nayra, Lahir 17 November 1997, Wafat 3 April 2011.

Teman-teman Nayra berjongkok sambil membelai nisan Nayra. Gerimis hujan membasahi. Semakin lama semakin deras. Sederas airmata yang jatuh di pipi teman-teman Nayra. Teman-teman Nayra sering mengunjungi makam Nayra dan membawakan bunga mawar putih karena Nayra sangat suka mawar putih. Mawar putih dilambangkan sebuah kesucian diri. Putihnya sebuah hati tanpa adanya noda. Meskipun mawar berduri tapi setangkai bunga mawar mampu menaklukkkan hati. Kata-kata itulah yang sering diucapkan Nayra dan sekarang diucapkan oleh teman-temannya di depan makam Nayra.***


Tawia, November 2015

           


Biodata Siswa

Nama               : Jumiati
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL                 : Tawia, 17 Maret 2000
Alamat                        : Tawia, Kecamatan Angkinang, Kabupaten HSS
Nama Ayah     : Yusri
Nama Ibu        : Masniah
Pekerjaan         : Pelajar Kelas IX B MTsN Angkinang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...