Cerpen Jumiati (Kelas IX B MTsN Angkinang) :
Kebahagiaan untuk Sahabat
Oleh : Jumiati
Persahabatan bukan hanya sekedar kata-kata yang menyejukkan dan
membahagiakan. Persahabatan yang sebenarnya merupakan ikatan suci yang selalu
setia dalam kesusahan maupun dalam keadaan berduka. Sebuah persahabatan hanya akan
terjadi apabila ditaburi bubuk kasih sayang yang tulus yang muncul dari dalam
hati. Yang mampu menorehkan kasih sayang yang ditulis dengan tinta cinta, yang
mampu menghilangkan torehan cinta itu. Hanya Tuhanlah yang bisa menghapusnya
dengan tetesan darah dan nyawa.
Sebuah persahabatan yang awal mulanya kebohongan yang diciptakan oleh satu
orang yangn bernama Nayra, yang berpura-pura sebagai anak rendahan. Padahal
Nayra dari keluarga berada. Kebohongannya itu bertujuan untuk mencari sebuah
persahabatan. Yang benar-benar dikarenakan kasih sayang bukan dikarenakan uang.
Nayra adalah seorang wanita cantik, pintar dan secara fisik Nayra kelihatan sempurna.
Nayra seorang pelajar yang duduk di Kelas IX Tsanawiyah. Mempunyai prestasi
yang membanggakan dan selalu mendapat pujian. Nayra selalu menjadi pusat
perhatian para guru namun susah mendapatkan seorang teman. Di sekolah dia hanya
punya teman yang benar-benar dia sayangi hanya tiga orang. Teman yang paling
Nayra suka dan paling ia sayang adalah Amelia dan Deva, yang sama-sama suka
usil mempunyai sifat bagaikan seorang anak SD dan disamping itu Nayra juga suka
berteman dengan Iska. Iska adalah teman duduk sebangku Nayra.
Persahabatan mereka berempat itu diberi nama Four Angel. Mereka berempat
selalu bersama dalam melewati semua rintangan tanpa perpisahan. Mereka kurang
suka mengikuti kegiatan sekolah. Mereka hanya ikut kegiatan pramuka. Karena mereka
suka akan petualangan dan sewaktu ada kegiatan perkemahan mereka mengikutinya
tanpa berpikir panjang. Mungkin mereka berpikir bisa menghabiskan malam hari
bersama dan melihat bintang bersama untuk pertama kalinya dan bisa tidur di
malam hari bersama. Itu adalah impian mereka. Semua kegiatan yang ada mereka
lakukan bersama. Kasih sayang mereka yang tulus dikarenakan persahabatan mereka
adalah empat bersaudara yang berlainan orangtua.
Sifat mereka berempat hampir sama bagaikan empat bersaudara yang kembar.
Sampai-sampai mata Amelia minus. Nayra pun juga ikutan minus. Tapi ada sifat
mereka yang berbeda. Amelia matanya minus menggunakan kacamata saat belajar dan
Nayra sebaliknya. Nayra menggunakan Iska. Penglihatannya saat ada tulisan.
Nayra terlalu gengsi menggunakan kacamata. Jadi Iska menjadi repot sendiri.
Namun tiba-tiba kebahagiaan itu pudar secara perlahan. Kesedihan dan
musibah menimpa Nayra. Secara tiba-tiba Nayra mengidap kanker otak stadium
awal. Kesedihan yang dialami Nayra tidak mau dibagi dengan teman-temannya. Jadi
rasa sedih itu disimpannya rapat-rapat. Nayra tidak mau teman-temannya ikut
bersedih. Kesedihan yang seolah-olah disamarkan dengan senyuman manis di bibir
Nayra. Rasa sedih ditanggungnya, tak mau dibaginya. Tidak ada tempat untuk
mengadu dan mengeluh untuknya. Hanya bisa mengadu pada tinta diatas kertas putih.
Seolah-olah Nayra mengadu pada teman-temannya. Kertas putih menjadi saksi
bisu akan kesedihan Nayra. Bagi Nayra mengeluh dan meneteskan airmata tiada
gunanya. Karena itu semua tidak bisa mengubah semuanya. Pikiran yang kosong dan
melindungi sahabat dari kesedihan yang menerpanya. Menimbulkan satu pemikiran
menjauh dari teman-temannya. Mengorbankan sebuah perasaan untuk kebahagiaan
orang-orang yang Nayra sayang. Bertingkah bagaikan orang jahat suka membuat-buat
masalah tanpa berpikir panjang atas tingkah laku yang dibuatnya.
Perbuatan Nayra banyak membuat orang marah dan membuat teman-temannya bersedih.
Telah banyak orang yang menjauhinya. Termasuk teman-temannya sendiri. Pemikiran
Nayra untuk menjauhi orang-orang di sekitarnya bukan tanda kebencian Nayra melainkan rasa kasih sayang Nayra pada orang-orang di
dekatnya itu. Tujuan Nayra untuk menjauh
dari orang-orang dan teman-temannya agar mereka semua tidak merasakan
kehilangan Nayra suatu hari nanti. Apabila ajal menjemputnya. Kini tinggallah
Nayra seorang diri. Mungkin Nayra menanggung kesedihan sendiri. Tapi Nayra
bahagia melihat orang-orang dan teman-temannya bahagia bisa tersenyum.
Mungkin yang diperlukan Nayra kaki yang akan berjalan sendiri lebih jauh
dari biasanya. Tangan kecil yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya. Mata
yang akan menatap lebih lama dari biasanya. Leher yang akan lebih lama menatap
ke atas. Yang mempunyai tekad yang lebih keras dari baja. Hati yang akan merasa
lebih lama dari biasanya. Serta mulut yang akan berdo’a lebih lama dari
biasanya.
Tak terasa waktu yang lamban berlalu. Waktu tanpa adanya seorang teman yang
menemani. Akhirnya Ujian Nasional (UN) pun tiba. Nayra pun ikut serta dalam UN
itu dan mendapatkan hasil yang memuaskan dan menakjubkan sekolah di SMA dan disanapun
Nayra tidak mempunyai teman. Nayra hanya menghabiskan waktunya dengan mengarang
novel tentang kehidupan pahit yang menyedihkan asli dari kehidupannya. Mempunyai
harapan suatu hari nanti hasil karya novelnya bisa diterbitkan.
Cita-cita Nayra bukan menjadi pengarang novel tapi membuat cerita itu
adalah hobinya. Nayra sering menulis harapannya di buku hariannya tentang harapannya
dengan orang-orang di dekatnya. Serta teman-temannya. Harapan untuk menjadi
seorang dokter. Harapnnya bisa keliling dunia dan menaklukkkan alam. Terutama
menaklukkan gunung Mahameru, puncak tertinggi di Pulau Jawa. Harapan Nayra itu
sering dianggapnya mustahil melihat keadaannya. Kecuali Tuhan berkehendak akan
hal itu. Lampiran yang hanya bisa diimpikan di malam hari dan bisa menjadi
kenyataan dalam impian belaka.
Sedangkan penyakit yang menerpanya semakin bertambah ganas dan penyakit
kanker itu sudah menyebar dan kemungkinan sakit yang diderita Nayra itu adalah
pertanda dia akan segera dipanggil menghadap Tuhan Yang Maha Esa. Mungkin
kesedihan dan rasa sakit yang dideritanya akan sirna tapi meninggalkan luka
dihati orangtuanya. Dan disamping itu teman Nayra, Iska ada di rumah Nayra
untuk memberikan undangan pernikahannya pada Minggu depan.
Nayra pun mau menghadiri pernikahan Iska tapi secara tiba-tiba Nayra jatuh
pingsan dan dilarikan ke rumah sakit dan tim dokter melakukan penanganan secara
cepat. Tak berselisih waktu lama Nayra meninggal dunia tepat di hari ulang
tahunnya. Sebelum Nayra meninggal dunia Nayra meminta satu permintaan pada
kedua orangtuanya. Nayra mau novel yang berjudul Kebahagiaan untuk Sahabat. Agar bisa diterbitkan tak lama kemudian
akhirnya novel Nayra diterbitkan dan banyak orang menyukai hasil karya novelnya
tersebut.
Teman-teman Nayra menyukai novel Nayra dan teman-teman Nayra baru sadar
penyebab Nayra berubah. Kini teman-teman Nayra hanya bisa memandangi sebuah nisan
yang begitu cantik dihadapan mereka. Jelas tersurat dibatu nisan berwarna putih
dan terukir nama teman mereka. Cahya Nur
Nayra, Lahir 17 November 1997, Wafat 3 April 2011.
Teman-teman Nayra berjongkok sambil membelai nisan Nayra. Gerimis hujan
membasahi. Semakin lama semakin deras. Sederas airmata yang jatuh di pipi teman-teman
Nayra. Teman-teman Nayra sering mengunjungi makam Nayra dan membawakan bunga mawar
putih karena Nayra sangat suka mawar putih. Mawar putih dilambangkan sebuah
kesucian diri. Putihnya sebuah hati tanpa adanya noda. Meskipun mawar berduri
tapi setangkai bunga mawar mampu menaklukkkan hati. Kata-kata itulah yang
sering diucapkan Nayra dan sekarang diucapkan oleh teman-temannya di depan
makam Nayra.***
Tawia, November 2015
Biodata Siswa
Nama : Jumiati
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Tawia, 17 Maret
2000
Alamat : Tawia,
Kecamatan Angkinang, Kabupaten HSS
Nama Ayah : Yusri
Nama Ibu : Masniah
Pekerjaan : Pelajar Kelas IX B
MTsN Angkinang