Sepenggal kisah
dari tanah kesumat
mampu meretas
janji-janji yang terdalam
lewat beragam
aturan yang menghamba
sekelabat janji
mengungkit ambisi
dari gerusan
cahaya yang terus mendendam
rela pergi
seorang diri
hikayat hakikat
melayat kesumat
persembahan
terbaik untuk semua
merangkai janji
sepenuh purnama
bila nanti akan
tiba waktunya
linangan
airmata tanpa ganggu
batas ilmu batas
semua
jangan pernah
mentertawakan nasib
bila semua
butuh kesunyian
seringkali kealpaan
meneriapkan syak wasangka
menulis
dibatas retas
lewat senyum manis terus mengembang
dari sandera
jiwa menerawang kuasa
perputaran
imajinasi menukik tradisi
kamuflase rindu
menunggu
menyaksikan
ketiadaan diri meretas sembilu
yang kerap hadir
penuh sumpah serapah
hadir keping
hati yang sembunyi
mementas sembilu
jalan yang tak perlu arah
demi sesuap nasi yang kau harapkan
karena semua
sudah ditentukan
jangan ganggu
aku bila semua berlalu
pemandangan yang
begitu indah
aku akan terus mengharapkan semua
itu
dia malu datang
disini
menemani
setia perjalanan penuh gejolak
dibatas penghambaan
diri yang merana
anggota Koramil
Angkinang
datang
pengarahan
bela negara
beri banyak waktu
tentang semua ini
memikat suara bersama lagu
sendu
Kandangan,
04-08-2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar