Puas bajalanan di Kabupaten Hulu Sungai
Selatan (HSS) Minggu (16/08/2015) saya
ke Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Kali ini dengan teman-teman
berlima. Berangkat dari Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), tempat
saya tinggal sekitar pukul 08.30 WITA. Saya ikut dengan Rizal. Amud dengan
Ufik. Sedang Rajak sendirian. Lewat Jalan Lingkar Barabai. Sejam perjalanan
kami tiba di rumah teman Rizal, yang biasa dipanggil Guru di Labung Anak,
Kecamatan Batang Alai Utara, Kabupaten HST.
Kami disini
menunggu teman-teman dari Barabai. Ada tujuh orang teman dari Barabai yang
bergabung. Dimana ada empat laki-laki dan tiga perempuan. Yang perempuan satu
orang sudah tidak asing lagi bagi saya, yakni Sari Garimbas. Kami lewat
Birayang. Terus ke Batu Tangga, Wawai, dan Nateh. Tiba di kampung Salak,
Kecamatan Batang Alai Timur (BAT). Tempat yang dituju berupa Gunung Batu Gua
Sawar.
Selama
diperjalanan sebelum sampai di Gua Sawar seringkali kami berpapasan dengan
mobil truk pengangkut bahan galian. Juga kondisi jalanan dan jembatan yang
rusak serta berdebu. Di Gunung Batu Gua Sawar
kami singgah di lokasi tempat parkir. Kata tukang parkir kami harus
bayar Rp 10.000/kendaraan. Kemudian saat berada di atas ada dua anak muda
bertato minta jatah kepada kami dengan alasan untuk membeli tali dimana
perorang dipungut Rp 5.000.
Kami terus naik
keatas dengan medan begitu terjal. Harus melintasi jalan setapak berupa batu
cadas dan tanah. Tiba di muka gua kami disambut pemandangan indah di dalam gua.
Juga angin semilir berhembus dengan nikmatnya. Dipadu pula dengan bau kotoran kelelawar yang sudah
mengering. Kami kemudian memasuki gua dengan hati-hati. Karena bebatuan yang
tajam. Diatas sudah banyak orang.
Terlihat beberapa
anak warga desa setempat. Saya sempat berkenalan dan mewawancara singkat
anak-anak setempat. Ada Arlini, Anida Askia, Budianto, M Zulfadli, Yunita, Siti
Aisyah, M Syahrani, Herliani. Lalu saya bertanya tentang data diri kepada
beberapa anak.
Ada Muhammad
Sabda yang biasa dipanggil Sabda. Ia tinggal di Desa Salak. Lahir di Salak, 19
Juli. Sekolah di SDN Nateh Kelas V. Hobi bermain. Bercita-cita jadi polisi.
Daerah yang pernah dikunjungi Sabda paling jauh adalah Samarinda, Kalimantan
Timur dalam rangka ada keluarga yang meninggal. Sabda punya saudara bernama
Yunita, Bahtiar, Hikmah, Riduan, Annor, Jumri, dan Pauji. Ayah Sabda bernama
Rasudin dan ibunya Nurbayah.
Kemudian saya
meminta data Budianto. Nama panggilannya Yanto. Lahir di Salak, 17 Juni 2000.
Sekolah di SMPN 3 Satap Batang Alai Timur Kelas IX. Tinggal di Desa Salak,
Kecamatan Batabg Alai Timur. Hobi main bola. Bercita-cita jadi pemain bola
handal. Pernah ke Timan saat hari raya. Pelajaran yang disukainya di sekolah
adalah Bahasa Indonesia. Ayahnya bernama
Kasran dan Ibunya Rusmili.
M Zulfadli biasa
dipanggil Ijul. Lahir di Samarinda, 8 Oktober 2001. Sekolah di SMPN 3 Satap
BAT. Tinggal di Salak. Hobi main bola dan jadi pemain bola handal adalah
cita-citanya. Pernah ziarah ke Kalampayan. Punya saudara bernama M Saiful
Rahman. Pelajaran idolanya Bahasa Indonesia. Ayahnya bernama Adrianur dan
ibunya Rini.
Kemudian ada
Herliani yang biasa disapa Ihir. Lahir di Salak, 24 Juni. Sekolah di SDN Nateh
Kelas IV. Hobi main cibrak. Bercita-cita jadi dokter. Ayahnya bernama Kasran
dan ibunya Rusmili. Pernah ke Timan. Saudaranya Setia Budi, Budiyanto, Herlina,
dan Nurhikmah.
Puas di bagian
gua pertama kami memasuki gua bagian kedua. Disini dari mulut gua kami bisa
melihat pemandangan alam diluar berupa hamparan pegunungan dan hutan belantara.
Sekitar beberapa jam di gua kami kembali turun. Membasuh kaki yang kotor di
sebuah sungai kecil kami menuju tempat parkir. Membayar ongkos parkir kami
pulang.
Kami singgah di
Birayang. Memesan nasi goreng dan mie kuah di sebuah warung makan. Usai makan
kami berpisah. Saya dengan empat teman lainnya dari HSS menuju Barabai untuk ke
Masjid Agung Riyadus Shalihin menunaikan shalat. Beristirahat sebentar. Pukul
18.00 WITA pulang. Sampai di rumah saat maghrib tiba. (akhmad husaini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar