Oleh :
Akhmad Husaini
Selain senang menulis dan blogger Adhit juga senang
berpetualang. Mendatangi tempat menarik yang tak jauh dari tempat ia tinggal.
Hasil perjalanan ke tempat wisata baik berupa gunung, air terjun, dsb. Ia tulis
di blog pribadi dengan dilengkapi foto.
Ada semacam kepuasan dirasakan Adhit melakukan hal
itu. Biasanya Adhit dalam melakoni hobinya itu teman se kampung seperti Zaldy
dan Moudy. Naik sepeda motor sendiri atau dibonceng. Adhit tak ambil peduli
kala hobinya itu dikatakan orang tak ada gunanya. Buang tenaga, buang waktu,
buang duit, dsb.
Adhit tak menampik hal itu. Tapi ia tak bisa
meninggalkan hobinya itu. Karena Adhit memang sudah kadong suka. Anjing
menggonggong kafilah tetap berlalu. Ia tetap tak ambil pusing. Adhit mengenang
masa lalunya. Saat masih duduk dibangku Aliyah.
Untuk menuju tempat sekolah di Aliyah Kandangan
dari Angkinang ia naik taksi mikrolet.Dari
mana uang untuk ongkos taksi tersebut. Adhit menggunakan dana pemberian orangtuanya
dari hasil mengambil upah memarut kelapa milik tetangga yang berjualan ketupat.
Orangtua susah-susah sementara ia enak memakainya
dengan naik taksi setiap hari. Hanyut.
Mengingat itu Adhit merasa sedih. Sampai tak bisa membahagiakan kedua orangtua.
Sampai sekarang masih luntang-lantung.
Padahal Adhit punya niat mulia ingin membahagiakan
keduanya dengan menaikhajikan mereka. Untuk itu Adhit terus berdo’a dan berusaha.
Walau jauh langit dengan bumi.
Kali ini Adhit bersama Zaldy, Moudy, Fikry, dan
Zacky bajalanan ke Kabupaten HST. Tepatnya
tujuan mereka ke Gunung Batu Gua Sawar di Desa Salak, Kecamatan Batang Alai Timur.
Mereka harus menempuh perjalanan panjang untuk sampai
ke sana. Bergabung dengan teman teman dari Barabai. Ada sekitar 7 orang. Jadi
semuanya berjumlah sekitar 12 orang. Melewati beberapa ruas jalan di Batang Alai
Utara (BAU), Batang Alai Selatan (BAS), dan Batang Alai Timur (BAT).
Melewati beberapa buah jembatan gantung. Akhirnya
mereka sampai juga ke tempat tujuan. Adhit merasakan ini perjalanan paling
berkesan dan melelahkan. Debu jalanan akibat angkutan galian turut mempengaruhi
perjalanan menuju tempat yang ingin dicapai.***
Kandangan
– Barabai, Agustus 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar