Selasa, 10 Maret 2015

Catatan Dari STQ XX HSS Tahun 2015

Selasa, 10 Maret 2015


            Minggu (08/03/2015) pukul 13.00 saya pergi ke Kandangan. Bawa tas ransel berisi kamera dan pakaian. Sepeda motor saya parkir di Lapangan Lambung Mangkurat Kandangan. Di depan Gedung MTQ sudah ada yang berkumpul untuk kegiatan pelepasan kafilah Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) ke XX Tingkat Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Kecamatan menuju Daha Utara. Ada kameramen Kandangan TV yang wajahnya sudah tidak asing lagi bagi saya. Ia adalah Noor Aida Santi , yang merupakan adik kelas waktu di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Angkinang dulu. Mengikuti pelepasan kafilah STQ yang diadakan di Gedung MTQ Kandangan pukul 14.00 WITA. Saya berangkat dari Angkinang pukul 13.00 WITA.
Ketemu dengan Bahrul Ilmi, dari Humas Kantor Kemenag HSS. Bapadah umpat ka Nagara malam waktu pembukaan. “ Nanti usai maghrib kita berangkat, “ ujar Bahrul. Saya lebih duluan ke Nagara agar tidak beriringan dengan peserta pawai. Sempat singgah dan bertemu dengan rombongan Kecamatan Daha Utara yang menunggu peserta pawai yang datang dari Kandangan. Ketemu dengan Ahmad Naziza dari MTsN Negara.
Ke lokasi panggung utama. Shalat Ashar di Langgar yang tak jauh dari lokasi panggung utama. Balik haluan. Di jembatan persimpangan peserta pawai ta’ruf jalan kaki menuju panggung utama. Setelah itu Pulang ke rumah. Sebelumnya singgah di sekolah menyimpan file foto dari kamera ke laptop. Istirahat sebentar.
Tiba-tiba Sani datang memberitahu ada telepon dari Bapak Kepala. Yang memberitahu berangkat ke Nagara batal setelah shalat Maghrib. Namun sekarang juga. Bapak Kepala Kantor Kemenag, H Matnor sedang menunggu di Muara Gambah. Sepeda motor ditinggal di tempat pegawai Kemenag. Karena buru-buru, mandi tak sempat. Cuma berganti pakaian.
Lantas berangkat lagi. Di Muara Gambah sudah ada mobil dinas Kantor Kemenag HSS. Ada bapak H Matnor, Aidil, Bahrul, dan seorang ibu (yang jadi hakim / dewan juri STQ). Singgah di rumah Bapak Abdul Haris di Gambah menitipkan sepeda motor. Minta izin kepada isterinya. “ Kalau nanti saya tidak terbangun silakan ambil saja motornya. Jangan digarak,” ujar isteri Bapak Abdul Haris.
Sementara itu Bahrul minta izin mengambil rambutan. Setelah itu kami masuk mobil. Di Bangkau kami singgah menunaikan shalat Maghrib di sebuah masjid yang tengah direnovasi. Sampai di Daha Utara kami istirahat di rumah pemondokan hakim / juri STQ. Shalat Isya di Langgar yang tak jauh dari lokasi panggung utama. Langgar penuh sesak dengan jamaah.
Usai shalat Isya kami menuju panggung utama. Foto-foto setiap momen. Banyak sekali acara hiburan yang dibawakan pelajar yang ada di Daha Utara. Mulai habsyi, rebana, dan lainnya. Pada seremoni pembukaan yang dilakukan oleh Bupati HSS, H Achmad Fikry, selain penekanan tombol sirine juga ada pesta kembang api. Kembang api itu merupakan bantuan pengusaha asal Nagara yang berdiam di Muara Teweh, Kalteng.
Jadilah malam itu semarak dengan kembang api dilangit Kecamatan Daha Utara. Acara selesai sekitar pukul 23.00 WITA. Kami pulang. Setelah singgah di Gambah mengambil sepeda motor saya pulang ke Angkinang. Sementara mobil yang dikemudikan Aidil melaju menuju Kandangan. Saya sampai di rumah pukul 24.00 WITA. (akhmad husaini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...