Kelereng adalah permainan yang sangat
terkenal di Indonesia. Kelereng atau guli memiliki nama lain yaitu neker (Jawa), gundu (Betawi), kaleci
(Sunda), ekar (Palembang), dan kalikir (Banjar). Mainan kecil berbentuk
bulat ini terbuat dari kaca atau tanah liat dengan beragam ukuran. Kelereng
dapat dimainkan dalam permainan anak atau dikoleksi karena warnanya yang indah
dan bermacam-macam. Pada permainan anak, umumnya kelereng ditembakkan dengan
cara dijentikkan denagn jari telunjuk.
Permainan kelereng bermacam-macam, seperti :
menembakkan keluar kelereng dalam lingkaran di tanah lapang dan kelereng
penembak tidak boleh masuk lingkaran. Kelereng yang keluar menjadi milik
penembak. Pemenangnya adalah yang paling banyak mengeluarkan kelereng dari
lingkaran.
Permainan menembakkan dengan kelereng harus
masuk ke lubang di tanah sebagai posisi bidikan. Permainan ini diawali dengan
melempar kelereng pemain agar masuk ke dalam lubang sebelum menembak kelereng
lawan.
Permainan dengan dua huruf Z berjauhan yang
dibawahnya ada garis pembatas. Giliran ditentukan dengan melemparkan kelereng
tanpa melewati garis batas. Pemenangnya adalah pemain yang bisa menembak
seluruh kelereng yang ada di ujung huruf Z.
Kelereng dikenal sejak 3000 SM di
Mesir Kuno. Kelereng tertua koleksi The British Museum, London berasal dari
2000-1700 SM dan ditemukan di Kreta pada situs Minoan of Petsofa. Kelereng
populer di Eropa sejak abad ke 16 dengan nama bille (bola kecil) di Perancis,
‘knikkers’ di Belanda dan ‘marbles’ di Inggris. Pada masa Romawi, orang-orang
saling memberi sekantung biji-bijian sebagai kelereng tanda persahabatan pada
Festival Saturnalia.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar