Jumat, 06 Maret 2015

Biografi Singkat Ahmadun Yosi Herfanda

Sabtu, 7 Maret 2015


            AHMADUN YOSI HERFANDA lahir di Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, 17 Januari 1958. Ia dikenal sebagai penyair religius-sufistik, tapi juga banyak menulis cerpen, kolom dan esai sastra, serta sering menjadi pembicara dalam berbagai forum sastra nasional dan internasional. Pernah menjadi redaktur (merangkap redaktur sastra) surat kabar Kedaulatan Rakyat (1986-1989), Yogya Post (1989-1992), majalah Amanah (1993), dan Republika (1993-2009). Sejak 2010 dia mengajar pada Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Serpong. Buku kumpulan sajaknya yang telah terbit, antara lain Sembahyang Rumputan (Bentang Budaya, Yogyakarta, 1996), Ciuman Pertama untuk Tuhan (puisi dwi-bahasa, Logung Pustaka, 2004-meraih Penghargaan Sastra Pusat Bahasa, 2008), Resonansi Indonesia (Pustaka Littera, 2014), dan Sajadah Kata (Pustaka Littera, 2014).
            Saat ini Ahmadun juga menjadi Ketua Tetap Jakarta International Literary Festival (JILFest), anggota pengarah tetap Pertemuan Penyair Nusantara (PPN), anggota tim ahli Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Kemendikbud RI Bidang Sastra, anggota dewan pakar Institude of Malay Studies Patthani University Thailand, Ketua Lembaga Literasi Indonesia (Indonesia Literary Institude), Direktur Utama PT Media Cipta Mandiri, dan Presiden Komisaris PT IM PowerHouse. Ia juga pernah menjadi Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta (DKJ, 2009-2012), Ketua Komunitas Sastra Indonesia (KSI, 2007-2012), dan Ketua Komunitas Cerpen Indonesia (KCI, 2007-2012).
            Karya-karya Ahmadun dipublikasikan diberbagai media sastra dan antologi puisi yang terbit di dalam dan luar negeri. Antara lain, Horison, Ulumul Qur’an, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana (Brunei), antologi puisi Secreets Need Words (Hary Aveling, ed, Ohio University, USA, 2001), Waves if Wonder (Heather Leah Huddleston, ed, The International Library of Poetry, Maryland, USA, 2002), Jurnal Indonesia and The Malay World (London, Inggris, November 1998), The Poets Chant (The Literary Section, Committee of The Istiqlal Festival II, Jakarta, 1995).
            Buku-buku Ahmadun lainnya yang telah terbit, antara lain, Sajak Penari (kumpulan puisi, Masyarakat Poetika Indonesia, Yogyakarta, 1991), Fragmen-Fragmen Kekalahan (kumpulan puisi, Penerbit Angkasa, Bandung, 1996), Sebelum Tertawa Dilarang (kumpulan cerpen, Balai Pustaka, Jakarta, 1997), Teror Subuh di Kanigoro (novel sejarah, Bentang Budaya, Yogyakarta, 1996), Sebutir Kepala dan Seekor Kucing (kumpulan cerpen, Bening Publishing, 2004), Badai Laut Biru (kumpulan cerpen, Senayan Abadi Publishing, Jakarta, 2004), dan The Worshipping Grass (kumpulan puisi dwi bahasa, Bening Publishing, Jakarta, 2005), serta puluhan buku antologi puisi, esai, dan cerpen lainnya, yang diterbitkan oleh berbagai lembaga dan komunitas.
            Sebagai sastrawan dan jurnalis, Ahmadun sering diundang untuk membaca puisi dan menjadi pembicara dalam berbagai forum sastra nasional dan internasional di berbagai negara, seperti Korea Selatan, Mesir, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Brunei Darussalam. Ahmadun juga telah meraih berbagai penghargaan sastra, antara lain, Penghargaan Sastra Pusat Bahasa Depdikbud RI ( 2008), penghargaan sastra Puisi Islam MABIMS (Forum Informal Menteri-Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura – 1997), penghargaan sastra Yayasan Iqra Jakarta (1992), Suara Merdeka Award (1992), dan Kincir Emas Radio Nederland (1989).
            Data-data lain tentang buku, puisi, esai, cerpen, dan aktivitas Ahmadun lainnya dapat ditemukan melalui www.google.com dan blog sembahyangrumputan.blogspot.com. Kini ia tinggal di Vila Pamulang Mas Blok L-3 No 11, Phone / Fax (6221) 7444765, Pamulang, Tangerang Selatan 15415, Indonesia. E-mail : ahmadun.yh@gmail.com Mobile : +6281315382096.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...