Minggu, 31 Januari 2021

Kau Ingin Aku Menyerah pada Cinta yang Tak Pernah Ada (Puisi Nailiya Nikmah JKF)

Senin, 1 Februari 2021

PUISI NAILIYA NIKMAH JKF :

 

KAU INGIN AKU MENYERAH PADA CINTA YANG TAK PERNAH ADA

 

I

angin memberi isyarat pada pelabuhan

tentang kapal-kapal yang harus berangkat

laut sudah terlalu lama bergejolak

pantai sudah teramat bosan melawan sepi

dari jauh aku lihat pelita yang hidup mati

seperti aku yang sedang berupaya mempertahankan diri

kisah yang tertulis pada lembar-lembar takdir

dibaca berbeda oleh mata yang berbeda

bukankah suatu ketika aku pernah memintamu

tetaplah jadi dirimu seperti dirimu hari ini

meski di hari esok, aku terlihat tidak seperti diriku hari ini

 

II

pelitamu terlalu redup

untuk menerangi kisah kita yang begitu gelap

engkau belum sampai di pelabuhan

aku sudah hampir mampus diracuni rindu

tiang-tiang kapal menjadi saksi

kau menaruh prasangka di atas kepercayaan

padahal tidak ada di antara kita yang akan saling mendahului

semakin kita berusaha mendekat

semakin jauh jarak yang terbentang

lalu cerita tentang laut tak bertepi

menjadi senjatamu untuk menghabisiku

kau ingin aku menyerah

pada cinta yang tidak pernah ada.

 

Banjarmasin, Musim Memilih, Oktober 2019 

Jiwa Meratus (Puisi Muhammad Yani)

Senin, 1 Februari 2021

PUISI MUHAMMAD YANI :

 

JIWA MERATUS

 

Ketika lanting usia tertambat di muara senja

aku merasakan ada yang hilang perlahan

dari nyanyian ranting dan tarian angin

tak lagi terdengar seperti aku kecil dulu

bermain air di kali Benawa yang menawan

di sepanjang undakan menanjak bukit Meratus

 

Oh, anak cucuku dan bubuhan dangsanakku

yang kini berkumpul di Bumi Murakata

Bangkitlah pertahankan sekuat tenaga

tak akan gentar melawan mereka

yang sudah berani menjarah hutan kita

 

Karena setiap pucuk pohon di hunjur Meratus

ialah jiwa bagi kehidupan manusia

Setiap sungai di kaki Meratus

adalah nyawa bagi anak cucu kita

 

Kulanjutkan kembali mengayuh lanting usiaku

yang renta namun tak pernah gentar dan lapuk

melawan arus berlarut ke hulu ditutup kabut malam

dan kurasakan memang ada yang akan hilang perlahan

apabila Meratus tak dipertahankan dari sekarang

Diary Hangkinang : SBT.30.01.2021

Senin, 1 Februari 2021

[SABTU, 30 JANUARI 2021]

>Shalat Subuh di Langgar Al Kautsar, Sabtu, Imam Rasyidi, Muazin Sariansyah, dan Pembaca Do’a Budi Nida. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kanan Rizal, dan samping kiri Sariansyah. Pakaian yang saya kenakan baju muslim hijau, tapih bigi raman etnik, dan kopiah hitam III baru. Jamaah selain saya ada Rizal, Sariansyah, Bandi Puspa, dan Budi Nida. Cuaca di luar Langgar saat saya pulang sedang mendung.

Suasana Pagi Hari di Sekitaran RT 1 Desa Angkinang Selatan

 Sabtu, 23 November 2024 Suasana yang terlihat di sekitaran RT 1 Desa Angkinang Selatan, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan,...