Minggu, 01 Maret 2015

Berjuang Melawan Kemiskinan

Minggu, 1 Maret 2015


            Tidak memiliki pendidikan tinggi dan tidak memiliki pekerjaan tetap cukup berat untuk menghidupi anak isteri. Apalagi anak-anak sudah memasuki usia sekolah. Tentu lebih berat lagi usaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
            Itulah yang dialami Saadillah, warga Desa Pakuan Timur, Kecamatan Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Lelaki berusia sekitar 40 tahun itu memiliki seorang isteri dan 3 anak. Dua anaknya yang laki-laki masih duduk dibangku Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan seorang lagi Kelas IX Madrasah Tsanawiyah (MTs).
            Karena tidak memiliki ijazah tinggi hanya tamatan SD, Dillah, begitu lelaki ini biasa disapa, kerja serabutan. Ia bekerja di Desa Angkinang Selatan, Kecamatan Angkinang yang berjarak sekitar 6 kilometer dari tempat ia tinggal sekarang. Setiap hari ia pulang pergi. Ada tiga pekerjaan yang digelutinya setiap hari agar dapur rumah tetap mengepul. Pertama sebagai paman sekolah dengan tugas membuka dan menutup pintu madrasah, kemudian berjualan makanan dan minuman ringan, serta penjaga parkir di Warung Pakumpayan. Untuk tugas yang terakhir ini ia baru pulang ke rumah sekitar pukul 12 malam.
            Itu semua dilakukannya tidak lain dan tidak bukan untuk mencukupi kebutuhan keuangan keluarga. Dulu Dillah berdiam di Desa Angkinang Selatan. Namun karena tanah tempat rumahnya berdiri diambil pemiliknya. Statusnya meminjam saja. Dillah sekeluarga harus hengkang karena tanah tersebut diambil orang. Rumah kecil itupun diroboh. Lalu papan dan segala perabot yang ada dibawa ke Pakuan Timur.
            Di Pakuan Timur, merupakan tempat tinggal isterinya. Jadi disanalah rumah itu dibangun kembali dengan ukuran cukup sederhana. Dillah bercita-cita untuk hidup layak. Dillah berharap puterinya, Susi Miranti yang sekarang sudah duduk dibangku Kelas IX bisa lulus dan bisa melanjutkan ke SMA sederajat. “Saya ingin anak saya bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan setelah itu bisa bekerja.  Sudah saatnya sekarang merubah nasib kehidupan kami sekeluarga, “ ujar Dillah.
            Dillah mengaku kurang tersentuh program pemerintah. Seperti rumah layak huni dan bantuan lainnya yang sifatnya untuk kesejahteraan rakyat . “ Belum pernah menerimanya. Tapi saya tetap bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga bagaimanapun caranya . Yang penting halal,” pungkas Dillah. (akhmad husaini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...