Tidak memiliki pendidikan tinggi dan
tidak memiliki pekerjaan tetap cukup berat untuk menghidupi anak isteri.
Apalagi anak-anak sudah memasuki usia sekolah. Tentu lebih berat lagi usaha
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Itulah yang dialami Saadillah, warga
Desa Pakuan Timur, Kecamatan Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
Lelaki berusia sekitar 40 tahun itu memiliki seorang isteri dan 3 anak. Dua anaknya
yang laki-laki masih duduk dibangku Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan seorang lagi
Kelas IX Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Karena tidak memiliki ijazah tinggi
hanya tamatan SD, Dillah, begitu lelaki ini biasa disapa, kerja serabutan. Ia
bekerja di Desa Angkinang Selatan, Kecamatan Angkinang yang berjarak sekitar 6
kilometer dari tempat ia tinggal sekarang. Setiap hari ia pulang pergi. Ada
tiga pekerjaan yang digelutinya setiap hari agar dapur rumah tetap mengepul.
Pertama sebagai paman sekolah dengan tugas membuka dan menutup pintu madrasah, kemudian
berjualan makanan dan minuman ringan, serta penjaga parkir di Warung Pakumpayan.
Untuk tugas yang terakhir ini ia baru pulang ke rumah sekitar pukul 12 malam.
Itu semua dilakukannya tidak lain
dan tidak bukan untuk mencukupi kebutuhan keuangan keluarga. Dulu Dillah
berdiam di Desa Angkinang Selatan. Namun karena tanah tempat rumahnya berdiri
diambil pemiliknya. Statusnya meminjam saja. Dillah sekeluarga harus hengkang
karena tanah tersebut diambil orang. Rumah kecil itupun diroboh. Lalu papan dan
segala perabot yang ada dibawa ke Pakuan Timur.
Di Pakuan Timur, merupakan tempat tinggal
isterinya. Jadi disanalah rumah itu dibangun kembali dengan ukuran cukup sederhana.
Dillah bercita-cita untuk hidup layak. Dillah berharap puterinya, Susi Miranti yang
sekarang sudah duduk dibangku Kelas IX bisa lulus dan bisa melanjutkan ke SMA
sederajat. “Saya ingin anak saya bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi dan setelah itu bisa bekerja.
Sudah saatnya sekarang merubah nasib kehidupan kami sekeluarga, “ ujar Dillah.
Dillah mengaku kurang tersentuh program
pemerintah. Seperti rumah layak huni dan bantuan lainnya yang sifatnya untuk
kesejahteraan rakyat . “ Belum pernah menerimanya. Tapi saya tetap bekerja
keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga bagaimanapun caranya . Yang penting
halal,” pungkas Dillah. (akhmad
husaini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar