Senin, 08 Maret 2021

Perawi Kemarau (Puisi Muhammad Advianoor Adzemi)

 Selasa, 9 Maret 2021

PUISI MUHAMMAD ADVIANOOR ADZEMI :

 

PERAWI KEMARAU

 

Pagi ini tak ada bayang

Kabut pekat menyelimuti pagi yang pukat

Kutapakkan harapan di pertigaan kota

Nampaknya enggan memihak

 

Bencana datang dan alam yang disalahkan

Gunung digerigit tangan bermesin baja

Dirampas diambil kehormatan

Hutan dibabat

Wajahnya bermandikan api

Rintih tangis tak didengar namun terasa

Ke mana lagi alam akan menceritakan keluh kesah

 

Sadarkah ketika mata perih terkena kabut asap

Maka seperih itulah tangisan alam

Tak terasa namun pasti

Kita membunuh alam dengan keserakahan

Perlahan-lahan kita mati

Terjerat asap yang kita buat sendiri

Lagi-lagi alam yang disalahkan

 

Banjarbaru, 18 September 2019

(saat gemuruh kemarau memanggil hujan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kartu Undangan Bakawinan Keluarga Ibu Hj Hatimah Rasyidah

 Sabtu, 23 November 2024 Kartu undangan perkawinan yang ada di ruang Tata Usaha Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Hulu Sungai Selatan (HSS...