Rabu, 17 Maret 2021
PUISI MASRUSWIAN :
PULAU HALIMUN
Pulauku pulau halimun
Dalam lukisan diri aku berdiam
Tiada pesona seorang diri pun hadir
Dalam kelam daku engkau sekap
Dalam pesona diri engkau pun merindu
Semilir angin laut pecahkan
gemerlap awan mega putih yang terapung
Daun semerai narasi kehidupan
Halimun tipis di sela-sela kabut dedaunan
Fajar mentari anak hulu sungai
Dayung dan terus mendayung
ikuti suara riak gemuruh gemerincing
lantunan sang lelembut anggun
Derai-derai langkah kaki berayun pasti
Di ujung hulu hilir kaki laut samudera
Terbias mata memandang keelokan
Pulau hijauku
Di balik sinar mentari mulai
bermain-main di ujung tepian daun
Selimut awan mega menguap perlahan
Tiada bertirai namun berkabut mata
Tiada memandang tapi bersentuhan jua
Saling bertatap mata namun tak jua melihat
Pulau halimun itulah namanya
Salam berkata bersambut gayung
untaian kata pembuka diucapkan
Aduhai insan pelantara istana insani
Apa gerangan langkah kaki sampai di sini
Tiada kan ada hujan angin pengantar alamat kan datang
Tiada berkunjung tiada pula teringat
Berkata sepatah kata pun tiada terlontar
Pulau halimun itulah negeri kami
Tiada berpangeran namun bertuankan ratu
Tiada beraja namun berputri jua
Putri harum semerbak wangi yang menebar
seuntai kain biru melilit paras merenda di wajah ayu
Dalam wahana angin yang mengalun
Bernyanyi menari-nari di kelopak mata
Senyum merah merajut lesung pipit sumringah
Jari jemari lentik memetik nirwana
Sungguh putri ciptaan yang disanjung sang lajang
Wahai angin lautan sungai pinggiran Pagatan
Nyanyian merdu sayup-sayup didendangkan
Santun kalam salam saya kumandanngkan
Salam diterima kami pun mengucapkan
Tuk semesta alam kami hadiahkan
Tiada bermakna indah dalam pandangan
Tiada buah tangan kami persembahkan
Namun do’a kami tetap dipanjatkan
Semoga sejahtera berdampingan kami haturkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar