Selasa, 16 Maret 2021

Kesedihan Bulan dan Nelayan (Puisi Ruwau'l Munisah)

 Rabu, 17 Maret 2021

PUISI RUWAU’L MUNISAH

 

KESEDIHAN BULAN DAN NELAYAN

 

I

Bulan yang mengiringi arus deras bawah laut

berkata”Ah, aku nampak mulai tua!’

Dilihatnya bayangannya di air, terlihat sedih ia.

“Mulai jelas keriput di wajahku,” gumamnya lirih.

 

Seorang nelayan yang sedang pulang

membawa tak terlalu banyak ikan

dan, juga, sama bercermin di air laut yang tenang

berkata, “Sungguh semakin tua aku!

Dan anak-anakku tak mau meneruskan

pekerjaan, sedang ijazah sekolah mereka

tak juga laku!”

Betapa sedih ia.

 

II

Bulan yang makin tua malam ini

memang terlalu lemah sinarnya,

tak mampu melongok ke dalam gubuk tua itu

yang, jendelanya, dibiarkan terbuka oleh penghuninya.

Namun ia tetap bisa mendengar gumam sedih

sang nelayan yang kini telah renta

dan tak lagi melaut (ucapnya) : “Kenapa kedua

anak laki-lakiku sampai ikut kecanduan narkoba

dan sama bercerai dengan isteri mereka?”

Maka turut sedih ia.

 

(Jelapat-Banjarmasin-Kandangan, Juli 2019)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suasana di Rumah Malam Sabtu

 Jumat, 26 April 2024 Suasana di dalam rumah saya, pada hari Jumat (26/04/2024) malam Sabtu sekitar pukul 22.15 WITA. (ahu)