Kamis, 18 Maret 2021
PUISI MARIA ISPRI :
KAPAL KARAM
Panas pedih kurasa di lorong waktu
Terbakar semua isi peradaban manusia
Di sana malaikat maut memanen nyawa
Negeri ini bak kapal bocor tak bernahkoda
Bersiap untuk karam
Merah hitam putih asap melahat semua
Menyesakkan dada
Tak ada yang berani mengungkap kebenarannya
Demi kelanggengan pemberi sedikit investasi untuk penguasa
Rakyat kecil dikorbankan
Di sana ada yang menangis pilu
Dibunuh direnggut nyawanya
Demi sebuah persen keuntungan duniawi
Demi tambang-tambang batu mulia
Melalui tangan boneka beringas yang dikendalikan tuannya
Di sana ada yang berteriak marah
Ketika suaranya tak didengar
Berteriak menuntut keadilan bagi kaumnya
Yang semakin tertekan dan dimarjinalkan
Seakan menemukan jalan buntu tak didengarkan
Si penguasa asyik mementingkan perut dan kroninya
Hukum tumpul ke atas tajam ke bawah
Keadilan sudah mati sejak lama
Ide-ide kebablasan melenggang di atas panggung dunia
Racun kebebasan dan sekulerisme berbalut manisnya gula
Langit berasap menghambur warna cahaya
Merah saga menuju kelamnya hitam
Negeri kita menuju kehancuran
Bukan kutuk dan keluh dari mulutku
Coba dengarkan aku
Ketika kita tak mencegah mereka berbuat kerusakan
Ketika kita tak menasehati si pembuat onar
Ketika aturan Ilahi tak lagi diperhitungkan
Kapal negeri ini telah terbakar berangsur karam
Karang Bintang, 30/09/2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar