Jum'at (20/03/2020) siang, usai shalat
Jum'at dan makan siang ke Klinik Utama Mubarak, yang terletak di Desa Panggung,
Kecamatan Haruyan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST. Berjarak sekitar 7
kilometer dari Angkinang Selatan, tempat saya tinggal. Karena ada paman saya,
bernama Madi, tinggal di Bamban Utara, sakit manggah, asma, dan jantung, di rawat di sana. Masuk ruang Instalasi
Gawat Darurat (IGD) sekitar pukul 11.00 WITA. Beliau memang perokok
berat.
Ke Panggung, saya bersama ibu naik
sepeda motor. Juga Acil saya, adik
dari ibu saya bernama Maslimah bersama anaknya Amud. Disusul adik ibu saya
lainnya bernama Masmurah, bersama anaknya Azhar, bersama-sama ke Klinik Utama
Mubarak, untuk membezuk Paman Madi. Setelah memarkir sepeda motor, kami masuk
ke ruang IGD, dimana Paman Madi terbaring. Di sana sudah ada isteri Paman Madi,
bersama Elma anaknya.
Sebelumnya saat parkir, anak tiri Paman
Madi menyalami kami, ia mau keluar sebentar. Selain itu ada adik isteri Paman
Madi, laki-laki yang berdiam di Tabu Darat, datang membawa bungkusan, mungkin
makanan dan yang lainnya. Agar tak jenuh disela-sela membezuk Paman Madi, saya
bersama Amud dan Azhar, duduk santai di teras depan Klinik Utama Mubarak.
Sambil lihat lalu lalang kendaraan yang melintas. Klinik ini berada di tepi
jalan nasional Trans Kalimantan. Kalau dari arah Kandangan - Barabai, berada di
sisi kiri.
Sekitar pukul 17.00 WITA, Paman Madi
pindah dari IGD ke ruang kelas khusus penyakit dalam. Jaraknya sekitar 20 meter
dari IGD. Sebelum masuk ruang, Paman Madi sempat minta diantar ke WC. Setelah dari
WC saya mendorong kursi roda ke ruang kelas. Tak lama kemudian, kepanikan
terjadi. Paman Madi mengalami rasa sakit, mungkin tak tertahankan, sehingga
dengan begitu keras mengucap Asma Allah berulang-ulang.
Keluarga yang menunggu ikut abut. Sama-sama berdo'a untuk kemudahan
menghadapi musibah ini. Saya melihat sempat air liur mau keluar mulut Paman
Madi. Syukurlah tak lama kemudian, para perawat datang untukmengatasi masalah
itu. Paman Madi berangsur pulih, dengan bantuan oksigen.
Beberapa puluh menit kemudian ibu saya
mengajak pulang, kebetulan ayah puasa sunat jadi mau menyiapkan menu berbuka.
Sementara Acil Imas dan Acil Imur beserta Amud dan Azhar tetap
bertahan. Setelah mengambil motor di tempat parkir serta bayar kepada
petugasnya, kami pulang menuju Angkinang Selatan, yang berjarak sekitar 7
kilometer.
Saya berdo’a semoga Paman Madi segera
pulih dari sakitnya, sehat walafiat kembali, diberi kesehatan yang prima, umur
panjang, hingga dapat kembali beribadah dan bekerja, mampu menafkahi anak dan isteri
dengan rezeki yang halal. Amin Ya Rabbal 'Alamin. (ahu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar