Sabtu, 21 Maret 2020
>Shalat Subuh di Langgar Al Kautsar RT 1 Desa Angkinang Selatan, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Sabtu, Imam H Mastur, Muazin Sariansyah. Posisi saya saat shalat shaf depan kanan. Samping kiri Sariansyah, samping kanan Rizal.
>Usai bersalaman shalat Subuh Sabtu, Bandi Puspa manyaru semua jamaah, untuk hadir pada aruh setelah shalat Maghrib malam Ahad di tempat Ibu Dewi / Mama Febri dekat rumah Bahrudin. Kemudian usai shalat Isya di tempat H Mas'ud.
>Menerima SMS dari BNPB Sabtu pagi. Berikut isinya : Menjadi pahlawan kemanusiaan dengan sebar pesan, jaga jarak, hindari kerumunan, jangan sentuh mata, hidung, mulut, cuci tangan, perbanyak kegiatan di rumah. #BUMNUntukIndonesia
>Sabtu pagi gotong royong di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 HSS. Saya ikut menyapu dan melap ruang depan Kantor Tata Usaha (TU). Sementara di luar, hujan rintik turun.
>Jum'at siang, usai shalat Jum'at dan makan siang ke Klinik Utama Mubarak, yang terletak di Panggung, Kecamatan Haruyan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST. Berjarak sekitar 7 kilometer dari Angkinang Selatan, tempat saya tinggal. Karena ada paman saya, bernama Madi, tinggal di Bamban Utara, sakit manggah, asma, dan jantung, di rawat di sana. Masuk ruang IGD sekitar pukul 11.00 WITA. Beliau memang perokok berat. Ke Panggung, saya bersama ibu naik sepeda motor. Juga Acil saya, adik dari ibu saya bernama Maslimah bersama anaknya Amud. Disusul adik ibu saya lainnya bernama Masmurah, bersama anaknya Azhar, bersama-sama ke Klinik Utama Mubarak, untuk membezuk Paman Madi. Setelah memarkir sepeda motor, kami masuk ke ruang IGD, dimana Paman Madi terbaring. Disana sudah ada isteri Paman Madi, bersama Elma anaknya. Sebelumnya saat parkir, anak tiri Paman Madi menyalami kami, ia mau keluar sebentar. Selain itu ada adik isteri Paman Madi, laki-laki yang berdiam di Tabu Darat, datang membawa bungkusan, mungkin makanan dan yang lainnya. Agar tak jenuh disela-sela membezuk Paman Madi, saya bersama Amud dan Azhar, duduk santai di teras depan Klinik Utama Mubarak. Sambil lihat lalu lalang kendaraan yang melintas. Klinik ini berada di tepi jalan nasional Trans Kalimantan. Kalau dari arah Kandangan - Barabai, berada di sisi kiri. Sekitar pukul 17.00 WITA, Paman Madi pindah dari IGD ke ruang kelas khusus penyakit dalam. Jaraknya sekitar 20 meter dari IGD. Sebelum masuk ruang, Paman Madi sempat minta diantar ke WC. Setelah dari WC saya mendorong kursi roda ke ruang kelas. Tak lama kemudian, kepanikan terjadi. Paman Madi mengalami rasa sakit, mungkin tak tertahankan, sehingga dengan begitu keras mengucap Asma Allah berulang-ulang. Keluarga yang menunggu ikut abut. Sama-sama berdo'a untuk kemudahan menghadapi musibah ini. Saya melihat sempat air liur mau keluar mulut Paman Madi. Syukurlah tak lama kemudian, para perawat datang untuk mengatasi masalah itu. Paman Madi berangsur pulih, dengan bantuan oksigen. Beberapa puluh menit kemudian ibu saya mengajak pulang, kebetulan ayah puasa sunat jadi mau menyiapkan menu berbuka. Sementara Acil Imas dan Acil Imur beserta Amud dan Azhar tetap bertahan. Setelah mengambil motor di tempat parkir serta bayar kepada petugasnya, kami pulang menuju Angkinang Selatan, yang berjarak sekitar 7 kilometer. Saya berdoa semoga Paman Madi segera pulih dari sakitnya, sehat walafiat kembali, diberi kesehatan yang prima, umur panjang, hingga dapat kembali beribadah dan bekerja, mampu menafkahi anak dan isteri dengan rezeki yang halal. Amin Ya Rabbal 'Alamin.
>Di tengah hujan gerimis mambasahi, memakai payung Sabtu sekitar pukul 10.00 WITA ke warung Mama Icha di depan madrasah. Manguhup mie, menikmati guguduh, roti pisang, dsb. Ke tempat Yadi bahutang Rp 100 ribu, nanti kalau gajihan akan dilunasi. Kembali ke warung Mama Icha, saat itu ada Bapak Hasmi, abahnya Arif, dll. Inta buatkan guguduh 10 buting ke mama Icha. Untuk nantinya dibawa dan dinikmati rekan-rekan Tata Usaha.
>Di beberapa titik pinggir jalan di kampung saya, ada pemasangan baliho informasi calon anggota Badan Perwakilan Desa (BPD) Angkinang Selatan, dilengkapi dengan foto. Saya tak tahu pasti, apakah nanti pemilihan anggota BPD itu dilakukan warga, atau lewat perwakilan saja. Juga kapan waktunya, saya tak tahu pasti. Tapi kegiatan ini mungkin serentak di Kabupaten HSS.
>Saat hujan seperti ini, apa yang enak dilakukan ? Kalau di rumah saya bisa rebahan di tilam, pakai gabang atau selimut babungkun. Sambil pikiran melayang entah kemana. Cuaca yang dingin setidaknya memberi andil cukup besar, untuk memunculkan rasa malas melakukan apa saja.
>Indahnya hidup di kampung. Merasa tenang, senang, dan teramat bahagia. Walau sejuta masalah menghadang. Semua dinikmati sepenuh ikhlas. Aruh adalah momen bertemu dan silaturrahmi warga. Tegur sapa penuh makna.
>Usai bersalaman shalat Subuh Sabtu, Bandi Puspa manyaru semua jamaah, untuk hadir pada aruh setelah shalat Maghrib malam Ahad di tempat Ibu Dewi / Mama Febri dekat rumah Bahrudin. Kemudian usai shalat Isya di tempat H Mas'ud.
>Menerima SMS dari BNPB Sabtu pagi. Berikut isinya : Menjadi pahlawan kemanusiaan dengan sebar pesan, jaga jarak, hindari kerumunan, jangan sentuh mata, hidung, mulut, cuci tangan, perbanyak kegiatan di rumah. #BUMNUntukIndonesia
>Sabtu pagi gotong royong di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 HSS. Saya ikut menyapu dan melap ruang depan Kantor Tata Usaha (TU). Sementara di luar, hujan rintik turun.
>Jum'at siang, usai shalat Jum'at dan makan siang ke Klinik Utama Mubarak, yang terletak di Panggung, Kecamatan Haruyan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST. Berjarak sekitar 7 kilometer dari Angkinang Selatan, tempat saya tinggal. Karena ada paman saya, bernama Madi, tinggal di Bamban Utara, sakit manggah, asma, dan jantung, di rawat di sana. Masuk ruang IGD sekitar pukul 11.00 WITA. Beliau memang perokok berat. Ke Panggung, saya bersama ibu naik sepeda motor. Juga Acil saya, adik dari ibu saya bernama Maslimah bersama anaknya Amud. Disusul adik ibu saya lainnya bernama Masmurah, bersama anaknya Azhar, bersama-sama ke Klinik Utama Mubarak, untuk membezuk Paman Madi. Setelah memarkir sepeda motor, kami masuk ke ruang IGD, dimana Paman Madi terbaring. Disana sudah ada isteri Paman Madi, bersama Elma anaknya. Sebelumnya saat parkir, anak tiri Paman Madi menyalami kami, ia mau keluar sebentar. Selain itu ada adik isteri Paman Madi, laki-laki yang berdiam di Tabu Darat, datang membawa bungkusan, mungkin makanan dan yang lainnya. Agar tak jenuh disela-sela membezuk Paman Madi, saya bersama Amud dan Azhar, duduk santai di teras depan Klinik Utama Mubarak. Sambil lihat lalu lalang kendaraan yang melintas. Klinik ini berada di tepi jalan nasional Trans Kalimantan. Kalau dari arah Kandangan - Barabai, berada di sisi kiri. Sekitar pukul 17.00 WITA, Paman Madi pindah dari IGD ke ruang kelas khusus penyakit dalam. Jaraknya sekitar 20 meter dari IGD. Sebelum masuk ruang, Paman Madi sempat minta diantar ke WC. Setelah dari WC saya mendorong kursi roda ke ruang kelas. Tak lama kemudian, kepanikan terjadi. Paman Madi mengalami rasa sakit, mungkin tak tertahankan, sehingga dengan begitu keras mengucap Asma Allah berulang-ulang. Keluarga yang menunggu ikut abut. Sama-sama berdo'a untuk kemudahan menghadapi musibah ini. Saya melihat sempat air liur mau keluar mulut Paman Madi. Syukurlah tak lama kemudian, para perawat datang untuk mengatasi masalah itu. Paman Madi berangsur pulih, dengan bantuan oksigen. Beberapa puluh menit kemudian ibu saya mengajak pulang, kebetulan ayah puasa sunat jadi mau menyiapkan menu berbuka. Sementara Acil Imas dan Acil Imur beserta Amud dan Azhar tetap bertahan. Setelah mengambil motor di tempat parkir serta bayar kepada petugasnya, kami pulang menuju Angkinang Selatan, yang berjarak sekitar 7 kilometer. Saya berdoa semoga Paman Madi segera pulih dari sakitnya, sehat walafiat kembali, diberi kesehatan yang prima, umur panjang, hingga dapat kembali beribadah dan bekerja, mampu menafkahi anak dan isteri dengan rezeki yang halal. Amin Ya Rabbal 'Alamin.
>Di tengah hujan gerimis mambasahi, memakai payung Sabtu sekitar pukul 10.00 WITA ke warung Mama Icha di depan madrasah. Manguhup mie, menikmati guguduh, roti pisang, dsb. Ke tempat Yadi bahutang Rp 100 ribu, nanti kalau gajihan akan dilunasi. Kembali ke warung Mama Icha, saat itu ada Bapak Hasmi, abahnya Arif, dll. Inta buatkan guguduh 10 buting ke mama Icha. Untuk nantinya dibawa dan dinikmati rekan-rekan Tata Usaha.
>Di beberapa titik pinggir jalan di kampung saya, ada pemasangan baliho informasi calon anggota Badan Perwakilan Desa (BPD) Angkinang Selatan, dilengkapi dengan foto. Saya tak tahu pasti, apakah nanti pemilihan anggota BPD itu dilakukan warga, atau lewat perwakilan saja. Juga kapan waktunya, saya tak tahu pasti. Tapi kegiatan ini mungkin serentak di Kabupaten HSS.
>Saat hujan seperti ini, apa yang enak dilakukan ? Kalau di rumah saya bisa rebahan di tilam, pakai gabang atau selimut babungkun. Sambil pikiran melayang entah kemana. Cuaca yang dingin setidaknya memberi andil cukup besar, untuk memunculkan rasa malas melakukan apa saja.
>Indahnya hidup di kampung. Merasa tenang, senang, dan teramat bahagia. Walau sejuta masalah menghadang. Semua dinikmati sepenuh ikhlas. Aruh adalah momen bertemu dan silaturrahmi warga. Tegur sapa penuh makna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar