Jum’at (22/11/2019) pagi saat saya ke tempat
kerja, Bapak Kepala Madrasah (Kamad) tempat saya bekerja, H Muliadi mengabarkan
bahwa H Ahmad Syarmidin meninggal dunia Kamis (21/11/2019), saya tak tahu kabar
itu, karena tak punya Whats
App (WA) dan facebook sedang tidak
aktif.
Jum’at pagi ketika buka facebook di laptop tempat saya bekerja,
baru ada informasi yang saya dapatkan, Bapak Syarmidin meninggal dunia pada hari
Kamis sekitar pukul 15.00 WITA di Banjarmasin. Karena memang sidin dirawat di sebuah rumah sakit sejak
beberapa minggu lalu.
Pada Aruh Sastra Kalimantan Selatan
(ASKS) XVI Tahun 2019 di Pagatan, Tanah Bumbu beliau tidak ikut. Padahal setiap
kali ASKS digelar selalu ikut, bahkan bertindak sebagai Ketua Rombongan
Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), seperti terakhir kali pada ASKS XV di Kotabaru
tahun 2018 silam.
Pada buku Antologi Puisi ASKS XVI Tahun
2019 di Tanah Bumbu ada termuat puisi sidin. Pak Syarmidin atau biasa disapa
Papap, adalah sosok yang tegas, pensiunan PNS di Dinas Pendidikan HSS.
Aktif berorganisasi, terkenal sebagai seniman,
budayawan dan sastrawan. Kenangan yang tak akan saya lupakan saat mengikuti ASKS
di Banjarmasin, saat itu Subuh hari saya dengan Bapak Syarmidin, yang satu
kamar di Hotel Palm Banjarmasin, tempat rombongan Kabupaten HSS menginap.
Saat Subuh beliau membangunkan saya
untuk bersiap menuju masjid. Ternyata masjid yang dituju cukup jauh, saya lupa
namanya, kami berjalan kaki, karena ojek atau taksi belum beroperasi. Ada sekitar
2 kilometer kami berjalan kaki. Usai shalat kami kembali berjalan kaki ke hotel
tempat menginap.
Pertemuan terakhir kali saya dengan
Bapak Syarmidin sekitar Desember 2018, saat kegiatan Jalan Sehat/ Santai dalam
rangka menyemarakkan Hari Amal Bhakti (HAB)
Kementerian Agama (Kemenag) Tahun 2019. Dimana saya sempat memoto beliau yang
juga ikut Jalan Santai dengan beberapa pejabat teras di Kabupaten HSS.
Selamat jalan Bapak Syarmidin, semoga
amal ibadah diterima di sisi Allah SWT, meninggal secara Husnul Khatimah.
Keluarga yang ditinggalkan tabah dan sabar menjalani. Bumi Antaludin selalu mengenangnya,
lewat karya sastranya yang tersebar dimana saja. (ahu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar