Sejak kecil saya senang memelihara ayam
kampung. Hingga sekarang hobi itu tetap saya lakukan. Sempat vakum beberapa
tahun, enam bulan terakhir kerjaan itu saya lakoni kembali. Walau tidak banyak
sekarang yang dipelihara, sekitar 50 ekor saja, tapi saya punya mimpi nanti
saya bisa memelihara hingga mencapai seribu ekor lebih.
Ada beragam tingkatan ayam yang saya
pelihara. Dari anak-anak hingga yang sudah bertelur. Memelihara ayam kampung
mengajarkan kita kedisiplinan, sabar dan telaten.
Setiap pagi saya harus membersihkan kandang dan mencuci alas makan. Sore harus
memasukkan ayam dewasa ke kandang.
Bibit ayam saya
beli di pasar mingguan, seperti Pasar Pantai Hambawang setiap Selasa, dan Pasar
Bagambir setiap Jumat. Untuk kandang / kurungan ayam menggunakan berbagai
jenis. Untuk anak ayam usia seminggu hingga sebulan menggunakan kardus air
mineral.
Dimana satu
kotak kardus berisi maksimal sepuluh ekor. Untuk ayam usia sebulan hingga tiga
bulan di kotak buah yang terbuat dari kayu / papan. Kotak buah itu saya beli
dari tetangga kampung saya seharga Rp 10 ribu / buah.
Sementara untuk
ayam yang dewasa menggunakan kandang permanen. Inilah asyiknya memelihara ayam
kampung, kalau butuh duit tinggal menyinggah pambalantikan hayam yang lewat di
depan rumah saya setiap pagi, seperti saat ini, jelang lebaran Idul Fitri 1439
H. Atau bisa juga di konsumsi untuk menu masakan berhari raya nanti. (ahu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar