Bagi
masyarakat Kalimantan Selatan khususnya, tentu sudah tidak asing lagi dengan buah
yang satu ini. Namanya kalangkala. Buah ini biasanya dijadikan
lauk untuk makan, namun jika penikmat berat buah ini, biasanya akan lupa memakan
nasi dihadapannya, cuma menyantap buah kalangkala
saja.
Pemerhati
Budaya di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Iwan Firmansyah menyampaikan kalangkala sendiri biasa diproses dengan
cara dimasak menggunakan air hangat, yang di masyarakat Banjar sendiri biasa disebut
di jaruk.
“Bila
sudah matang siap untuk dihidangkan, disebut dengan jaruk kalangkala. Untuk jaruk
kalangkala siap saji biasanya memakan waktu satu atau dua hari baru bisa
dihidangkan,” ungkap Iwan Firmansyah.
Menurut
Iwan, yang merupakan kru Kandangan TV ini, memasak kalangkala sendiri biasanya di
jaruk dalam sebuah toples dan diberi campuran tumisan bawang dan garam. Namun
sekarang ini buah kalangkala sudah
terbilang langka, karena pohonnya sudah banyak ditebang untuk dijadikan kayu
atau papan untuk bangunan rumah.
Iwan
menyebutkan, pohon kalangkala sangat
bagus dijadikan papan untuk rumah. Walau buah kalangkala ini banyak digemari kebanyakan orang dan pohonnya sudah
mulai langka, sekarang ini tidak ada pembibitan khusus atau perkebunan khusus
tanaman kalangkala.
“Karena
tanaman kalangkala ini sendiri hasil
dari pohon yang tumbuh liar pada zaman dahulu, tanpa ada perkebunan khusus yang
ditanam warga pada masa itu,” pungkas Iwan Firmansyah. (ahu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar