Rabu (16/12/2015) pukul 09.00 WITA saya ke Kamat, Desa Pakuan Timuar,
Kecamatan Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Berjarak sekitar
4 kilometer dari Angkinang, tempat saya tinggal. Kali ini menghadiri acara
peringatan Maulid di tempat keluarga saya dari pihak ibu, bernama Irat. Saya
kesana bersama Ibu, Acil Imur, Awi (anak Acil Imur) bersama isterinya. Juga Uwai
dan lakinya Jani.
Tiba disana kami memarkir motor. Bersalaman dengan tuan rumah dan undangan
lainnya yang hadir. Saya, Awi dan Jani beserta undangan lain masuk ke dalam
rumah. Disuguhi menu berupa gado-gado tanpa sate. Piring kecil saja, mungkin
sebagai pembuka. Selesai makan gado-gado kami keluar rumah. Duduk di teras rumah.
Sementara Jani menuju Langgar, tempat kegiatan utama Maulid, berjarak beberapa
puluh meter.
Saya dan Awi tinggal di teras rumah saja sampai selesai acara di Langgar.
Dari kejauhan di Langgar acara diawali dengan ceramah agama yang dibawakan oleh
Tuan Guru yang sudah diundang panitia. Selesai ceramah dilanjutkan dengan
pembacaan Maulid Barjanzi yang dibawakan para paduan suara dari beberapa daerah.
Acara selesai sekitar sejam kemudian.
Setelah dari Langgar undangan pulang ke rumah pengundang awal. Kali ini di
rumah yang saya datangi disajikan nasi putih bersama lauk ada ayam dan daging masak habang. Setelah menyantap menu itu
beserta agar-agar kami keluar rumah. Menunggu Ibu dan Acil Imur keluar dari
ruang belakang tempat undangan wanita berada.
Kami pulang lewat Mandampa dan Sungai Hanyar. Selain saya di rumah Irat tadi ada juga wajah yang tidak
asing lagi, biasa disapa di radio dengan Mas Imam. Nama aslinya Muhammad
Thalhah, mantan anggota DPRD HSS asal Longawang, dari Partai Keadilan Sejahtera.
Dia mengatakan dan menyapa saya bahwa sering mengikuti akun media sosial saya.
Seperti tentang jalan-jalan ke Loksado. Jadi merasa ganal gulu juga saya.
Juga ada Bayu dan Jumhadi, alumni MTsN Angkinang yang juga berkeluarga
dengan Irat, tapi dari pihak suami Irat.
Ada yag menarik saat saya menghadiri Maulid di Kamat. Disela-sela di Langgar
sedang mambaca Barjanzi, justru di teras rumah tak jauh dari saya duduk undangan
lain, ngobrol tentang Pilkada dan serba-serbinya.
Ada seorang laki-laki yang mengaku jadi tukang sebar uang para calon
Gubernur/Wagub saat Pilkada serentak tadi. Hanya sekedar menjalankan tugas
menebar uang untuk calon pemilih sebelum pencoblosan. Katanya sekarang sudah zamannya
duit. Amun kada baduit kada tapilih.
Urang kulir datang. (akhmad husaini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar