Cerpen Rifky Aulia Sari (Kelas IX E MTsN Angkinang) :
Sahabat
Aku mempunyai banyak sahabat yang sangat baik dan mengerti di setiap
keadaan. Maupun saat aku sakit, senang bahkan berduka. Kurang lebih satu bulan
yang lalu tepatnya saat aku berulang tahun, aku buka disalah satu aplikasi
media sosial (BBM) status atau PM salah seorang sahabatku menulis, Happy Birth Day (HBD) sahabatku
tersayang.
Dia orang pertama yang mengucapkan HBD padaku. Sosok penuh canda bagiku
adalah mereka sahabat-sahabatku. Selalu memberikan aku dorongan disetiap
keadaan. Membangkitkan saat aku terjatuh. Dan memberikan aku solusi saat
menghadapi masalah yang dialami. Mendengarkan cerita dan candaku saat aku
butuhkan, meski kadang sibuk tapi selalu kau luangkan waktu untukku.
Sahabat kau yang kuinginkan. Seorang sahabat bahkan saudara bagiku. Tawa
kecilmu mengalun saat aku berbuat hal yang konyol. Menatap mataku jika aku
mulai tak percaya dengan takdir. Meyakinkan aku bahwa hati dan impianku seluas
langit tanpa ujung.Tak pernah memaksa akan sesuatu hal yang aku tak bisa.
Selalu mendekapku jika aku merasa takut. Hampir setiap hari kita bertemu.
Namun saat ini tak seperti dulu. Saat dulu kita bersama dalam langkah, cerita
dan cinta. Hal ini sungguh membuatku tak bisa berbuat apa-apa. Saat semuanya
hampir terpisah. Meninggalkan janji dan kesetiaan yang pernah kita buat. Apa
mungkin semua karena salahku. Membuat kita terpisah dan hampir rapuh.
Terpisah langkah, cerita, dan cinta adalah hal yang jarang dimiliki oleh
para sahabat-sahabat di luar sana. Namun apa daya aku hanya bisa diam dan pasrah
akan kenyataan dan takdir. Terima kasih bagi para sahabat-sahabat sudah mau
jadi sahabat. Teman bahkan saudaraku bagiku. Kalianlah mimpi terindah tapi berujung
sebuah kekeliruan bagiku.
***
Menahan begitu sakitnya cemoohan orang yang ingin merendahkanku. Bagai batu
yang dilempar bertubi-tubi. Sakit namun aku harus kuat manghadapinya. Banyak
suara kecil yang sering mengguncang hatiku. Sakit, perih, dan terluka rasa itu
sudah biasa kurasakan. Saat aku tiba di sekolah ini. Banyak orang yang
menganggapku lemah tak berdaya. Namun banyak juga orang yang mengganggapku kuat
menghadapinya.
Sebenarnya diriku hanyalah orang yang tak berdaya menahan nafsu kekejaman
orang di sekitarku. Tapi berkat mereka para pengamat dalam hidupku, aku bisa
menjalaninya dengan senyum. Sahabat adalah mereka yang tahu kekurangan dan
batas kelemahanku. Memahami dan mendukung setiap yang aku mau. Namun kadang
mereka tahu bahwa pada akhirnya aku bakal menyerah.
Namun bagi mereka adalah membuat aku untuk terus mencoba, mencoba, mencoba
dan mencoba. Walau akhirnya mereka harus bilang sudahlah lupakan saja hal itu. Mulut
yang tak ada lelahnya untuk bersuara membuatku semangat untuk hal sekecil apa
pun yang kuhadapi. Mentertawakan disaat ada hal konyol yang aku lakukan. Jika
dia marah bagai petir di tengah hujan tangisku.
Dikala aku bersedih merekalah sang jiwa yang membuatku bergerak untuk
tersenyum. Membuatku terpejam dan kemudian membuka mata untuk menjelaskan dan
memperlihatkan bahwa impianku dan hatiku seluas langit tanpa tiang dan tanpa
ujung. Menemani saat banyak orang yang menjauhiku. Membuatku tegar walau sebenarnya
aku terluka. Ketika aku shalat mereka menjadi orang kedua setelah orangtuaku
yang selalu menemaniku.
Terbalut dalam canda tawa dan hangatnya persahabatan yang kami jalani.
Kadang banyak orang yang iri dengan
persahabatan. Aku yang lumayan kokoh berdiri walau banyak badai dan gelombang
yang selalu menguji coba untuk meruntuhkan persahabatan kami. Sepi bulan tanpa
bintang.
Begitu juga dengan aku. Selalu kesepian tanpa sahabat disampingku. Selalu membuatku
merasakan berjumpa embun pagi yang disambut hangat mentari. Embun bagaikan
mereka. Yang selalu ada untukku. Dan mentari bagai hangatnya hubungan persahabatan
ini. Yang takkan pernah berganti oleh
orang-orang yang akan kutemui suatu saat nanti. Mengawali hari dengan canda
tawa di setiap kali bertemu.
Tanpa harus ada hal yang membuat kami tertawa dan tersenyum. Jangan ada
orang yang mempunyai sahabat banyak. Bisa bertahan dengan keinginanku dan sahabatku
yang dijadikan satu. Mereka bak mentari dan bulan yang menjadikan setiap hariku
bersinar menerangi jalanku saat aku mulai ketakutan. Persahabatanku. Bagaikan
laut tenang padahal di kedalaman banyak ikan-ikan yang bersuka ria.
Persahabatanku ini tenang tapi jika dilihat lebih dalam maka persahabatan
ini banyak cerita. Banyak kekonyolan, banyak canda, dan banyak hal yang indah
lainnya. Tanpa sahabat sepertinya aku rapuh bagai kayu yang termakan ulat. Saat
ada sahabat rasanya air mataku terhalang yang merasakan semua rasaku. Kami
menanti dimana kami harus benar-benar dan bersungguh-sungguh untuk bahagia dan
tersenyum.
Mungkin hal itu langka. Begitu sulit untuk terwujud menjadi nyata. Saat
bersama sahabat dunia ini terasa milikku sendiri. Kadang saat aku sendiri. Aku
rindu dengan ocehan dan kekonyolan mereka. Meski kadang aku sering tersakiti
oleh sikap mereka yang kurang aku sukai. Namun hati mereka tetap menyayangiku
dan masih betah dengan semua sikapku. Kekonyolan yang sering kami lakukan
membuat orang heran.
Hanya dengan sikap konyol kami bisa terawat dengan lepas. Andai aku tahu
hal semacam apa yang bisa membuat persahabatan ini hancur. Aku ingin tidak
melakukan hal itu. Agar semuanya baik-baik saja. Persahabatan ini bukanlah
cerita yang tertulis di selembar kertas yang akan hilang dalam waktu ke waktu.
Tetapi sebuah pengalaman yang panjang dan takkan pernah sirna dalam waktu
kewaktu. Keinginan untuk tidak mencemari nama baik persahabatan ini semalam
kami pegang erat. Hari demi hari kami lewati dengan kebahagiaan dan canda tawa
yang menjadi hal yang begitu berarti bagi hidupku.
Memperhatikan satu sama lain dengan sesama sahabat membuat kami makin
mencintai sahabat-sabahat kami. Sampai hari terakhir hidup di dunia ini atas
izin Allah kami akan mengingat sahabat-sahabat kami, meski dunia kami berbeda
dan akan menyatu di taman terindah-Nya nanti.***
Bakarung, November 2015
Biodata Siswa
Nama : Rifky Aulia Sari
TTL : Bakarung, 19 Oktober 2000
Alamat : Bakarung, Kecamatan Angkinang, Kabupaten HSS
Ayah : Syarifudin
Ibu : Mas Ernawati
Pekerjaan : Pelajar Kelas IX E MTsN Angkinang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar