Senin, 21 Desember 2015

Stimulus Negeri Mengelus Tirani

Selasa, 22 Desember 2015


Tidak semulus seperti yang dibayangkan
karena baduit siang malam Maulid
sms datang tiba-tiba
di malam ini
tak akan berpindah ke lain hati
kisah senang masa lalu
buat aku lebih bahagia
stimulus negeri mengelus tirani
memendam cerita lugu
tentang ambisi tinggi masa lalu
menautkan lanjutan cerita bisu
tentang negeri yang hiruk pikuk
ranah budaya yang kian lapuk
tak mengerti soal isi puisi
kau harus tahu dengan keadaan sebenarnya
penuh perjuangan berat menempatkannya
menengok pun tak lagi
mengigau sepenuh warna
perjalanan panjang itu kelewat sempurna
Bukit Kayangan yang selalu terlewati
senang bersepeda setiap Minggu
melepaskan banyak kerinduan
andai semua bisa aku kuasai
duh bangganya dunia ini
inilah kekurangan yang kumiliki
harus banyak yang kau dapatkan
Maulid disambut dengan gembira
rampak rampu kisah masa lalu
memancing ikan papuyu
usai batanam di sawah tuntung
jadi fokus maunjun haja lagi
biasanya sendirian mencari palawa
tak pernah merasa puas
kamu harus saling mengerti
rindu dendam saling berkelindan
cobalah setia lewat cahaya gelap
perjalanan suci perjalanan impian
segera dibawa ke lain hati
bawa dengan hati yang ikhlas
lindap pesona jati diri


Kandangan, 20-12-2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...