Senin, 7 Juli 2014
Ada yang berbeda dari pelaksanaan
Pasar Wadai Ramadhan 1435 H dari tahun sebelumnya di Angkinang, Kabupaten Hulu
Sungai Selatan (HSS). Kalau biasa lokasinya di area dalam , kini berada di halaman depan
Pasar Angkinang. Perubahan ini tentu mendapat respon positif.
Tingkat kunjungan pembeli melonjak naik.
Menggunakan beberapa tenda besi. Ada puluhan pedagang aneka kue (wadai) dan
masakan menu berbuka puasa. Mereka mulai buka sekitar pukul 12.00 s.d 14.00
WITA.
Pasar wadai ini menjadi daya tarik
tersendiri. Pengunjung yang datang bukan saja berasal dari warga sekitar. Tapi
juga desa-desa tetangga dan daerah lain yang kebetulan melintas di Angkinang.
Kebetulan pasar angkinang berada di tepi jalan raya Trans Kalimantan.
Mereka singgah untuk membeli wadai
atau masakan lainnya. Harga yang cukup terjangkau menjadi kelebihan pasar wadai
ini. Adapun beberapa wadai yang dijual di pasar wadai tersebut anatara lain
sumapam, bingka barandam, putu mayang, roti hambar, dsb. Jenis masakan seperti
katupat, gangan, ayam masak habang, dsb.
Udin (30), warga Angkinang, mengaku
turut terbantu dengan kehadiran pasar wadai ini. “Saya setiap hari datang
kesini untuk membeli wadai atau masakan lainnya.,” ujar Udin yang tinggal
sekitar 1 kilometer dari pasar tersebut.
Udin mengharapkan tradisi pasar wadai
ini tetap lestari. “Mudahan kehadirannya tidak merusak nilai ibadah warga dalam
berpuasa. Tapi sebagai sarana memudahkan warga untuk menu berbuka puasa,” ujar
Udin.
Salah seorang pedagang wadai, Nina
mengatakan sejak awal Ramadhan 1435 H ia selalu meraup untung. “Alhamdulillah
dagangan yang saya jual selalu ludes terjual setiap harinya,” ujar Nina yang
berjualan bingka barandam.
Hasil berjualan diakui Nina, akan digunakan untuk ditabung dan
kebutuhan keluarga sehari-hari. “Juga nanti untuk beli pakaian lebaran anak dan
saya sendiri,” pungkas Nina.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar