Memangsa rindu dalam peraman masa lalu
dari celoteh musim yang memburu
pernah ke Kaltim dan Kalteng
Syukuri apa yang ada
tetaplah eksis beramal ibadah
taat kepada kedua orangtua
malam Kamis membuat ritmis
Dari hati ke hati melabuh ambisi
kau tunjukkan yang terbaik bagi semua
kalau bisa tulis dengan setia
Ramah memapah entah pasrah
sebatas ini kemampuan yang dimiliki
puisi rindu saling tertatih
menyapa harapan di pinggiran kelam
ingin terus posting blog dan Kompasiana hari
ini
kalau menulis memang tak bisa ditinggalkan
Dari lelaku kehidupan sehari hari
ibu adalah penari setia
setiap orang berharap untuk jadi juara
aku akan terus memberi arti
Menambat sendu nyanyian suara
diputus rindu keringat mendayu
kadang merasa sangat minder
dengan keadaan seperti cerita
tempias hakikat menuju sukma
Kandangan,
26 Januari 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar