Senin, 7 Juli 2014
Teater, tari tradisional Banjar
semua diajarkan di Posko La Bastari, Kandangan. Komunitas seni yang bermarkas
di Jalan Padat Karya No.1 Gambah Luar, Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan
(HSS) memang tidak asing bagi pegiat seni dan masyarakat di HSS serta
Kalimantan Selatan (Kalsel).
Sejak dibentuk pada 17 Agustus 1979
oleh para tokoh seniman HSS, Posko La Bastari telah banyak memunculkan seniman
pelestari budaya daerah. Setiap hari tertentu tampak kesibukan para seniman
melatih para generasi muda berkesenian, baik tari maupun teater.
“Dibentuk oleh tokoh sastrawan dan budayawan
HSS,” kata satu anggotanya, Wahyu Hidayatullah.
Diungkapkan Wahyu yang juga Wakil II
Nanang HSS 2012 ini, nama La Bastari artinya bijaksana. Kemampuan panggungnya
tak diragukan lagi. Tak heran, banyak panggung seni yang pernah mereka isi,
dari local, tingkat Kalsel hingga daerah lainnya di Indonesia.
Anggotanya adalah orang-orang yang
peduli seni. “Untuk anggota ada anak-anak, remaja, hingga kalangan dewasa,”
ujarnya.
Sekarang mereka lebih menonjolkan
teater. Selain itu, mereka juga membuka sanggar tari untuk anak usia TK dan SD
serta tingkat SMP, SMA dan umum.
“Tak hanya itu, kita juga ada kelas
music karawitan Banjar, kegiatannya rutin setiap Minggu,” papar pemuda yang
bergabung sejak SMA ini.
Pengurus Posko La Bastari terdiri
atas tokoh seniman yang ada di HSS. Pengajar atau pelatihnya adalah Ujang,
Yaya, Muhammad Ilham, Wildan Rizkan, Abdaluddin, dan Mohammad Zakir Maulidi.
Meski kebanyakan remaja yang ikut
mereka tak menutup diri dan menerima jika ada anak-anak dan orang dewasa yang
ingin bergabung.
“Soalnya kemarin, sempat juga kami
melaksanakan teater anak, dan Alhamdulillah cukup tinggi animonya,” beber Wahyu
yang menguasai tari tradisional hingga teater ini.***
Sumber : Metro Banjar, Sabtu, 5 Juli
2014, Halaman 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar