Djarani EM
Djarani EM lahir di Kandangan, 19 Februari 1941.
Pendidikan PGSLP Jurusan Sejarah. Purnatugas sebagai Kepala SMPN 5 Kandangan
tahun 2001.
Ia
punya kepedulian khusus terhadap kehidupan urang Bukit di kaki pegunungan
Meratus dan lingkungan alam sekitarnya. Tahun 1982, dalam rangka Hari Lingkungan
Hidup Internasional, ia menerima penghargaan dari Menteri Negara Kependudukan
dan Lingkunga Hidup, Prof Dr Emil Salim, yang diserahkan oleh Ibu Tien Soehato
di Istana Negara, Jakarta.
Kiprahnya
di dunia sastra telah membuatnya beberapa kali memenangkan Sayembara Penulisan
Buku yang diadakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan maupun oleh Pusat
Perbukuan Nasional.
Lingkungan
dengan penajaman pada usaha pelestarian sumber daya alam selalu dacunya sebagai
tematis pada setiap karyanya.
Bukunya
yang telah diterbitkan antara lain Kangkung Kembang Danau Bangkau (Mitra Gama
Widya, Yogyakarta). Loksado Disini Kami Satu Hati (Proyek Depdikbud, Jakarta).
Haratai, Ketapel (Adicita Karya Nusa, Yogyakarta). Lelehe (Adicita Karya Nusa,
Yogyakarta). Sangga Langit (Adicita Karya Nusa, Yogyakarta). Dilangit Senja
Negara Dipa (Adicita Karya Nusa , Yogyakarta). Sindang Langit Tanah Air Mata
(Adicita Karya Nusa, Yogyakarta). Cerita Rakyat Kalimantan Selatan 2 (Adicita
Karya Nusa, Yogyakarta).
Karya
ilmiah nonfiksi yang sudah diterbitkan, antara lain Bawanang, Minyak dan Gas
Bumi (Pusat Perbukuan, Jakarta). Kalimantan Pulau Beribu Sungai, Mendulang
Intan (Balai Pustaka, Jakarta).
Antologi
bersama yang memuat karyanya, antara lain Mengenang Bumi Kelahiran (Puspa Swara,
Jakarta, 1995). Cerita Rakyat Kalimantan Selatan 2 (Bersama Burhanuddin Soebely
dan Iwan Yusi, Grasindo, Jakarta, 1997).
Karya
lainnya adalah Lintas Revolusi Fisik Tahun 1945-1949 Daerah Kalimantan Selatan
di Hulu Sungai Selatan (bersama Burhanuddin Soebely, Adicita Karya Nusa
Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten HSS, 2001).
Naskah
drama karyanya adalah Kembanglah Kembang Jua Segala yang Manis (1970), Lamaran
Pak Sabar (bersama Burhanuddin Soebely) yang digelar Posko La Bastari Kandangan
pada Festival Pertunjukan Rakyat Tingkat Nasional di Mataram, Nusa Tenggara
Barat.
Dalam
menulis kadang menggunakan nama Uda Djarani. Dia meninggal dunia Kamis, 18
Agustus 2005 sekitar pukul 04.20 WITA di kediamannya di Pandai Tengan Jl.
Singakarsa Kandangan. Ayah tiga orang anak dan kakek lima orang cucu ini
meninggal dalam usia 64 tahun. Ia adalah pendiri komunitas seni dan budaya
Posko La Bastari Kandangan.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar