Selasa, 05 November 2013

LEBIH DEKAT DENGAN DJARANI EM

RABU, 6 NOVEMBER 2013

 Djarani EM


Djarani EM lahir di Kandangan, 19 Februari 1941. Pendidikan PGSLP Jurusan Sejarah. Purnatugas sebagai Kepala SMPN 5 Kandangan tahun 2001.

            Ia punya kepedulian khusus terhadap kehidupan urang Bukit di kaki pegunungan Meratus dan lingkungan alam sekitarnya. Tahun 1982, dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Internasional, ia menerima penghargaan dari Menteri Negara Kependudukan dan Lingkunga Hidup, Prof Dr Emil Salim, yang diserahkan oleh Ibu Tien Soehato di Istana Negara, Jakarta.

            Kiprahnya di dunia sastra telah membuatnya beberapa kali memenangkan Sayembara Penulisan Buku yang diadakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan maupun oleh Pusat Perbukuan Nasional.

            Lingkungan dengan penajaman pada usaha pelestarian sumber daya alam selalu dacunya sebagai tematis pada setiap karyanya.

            Bukunya yang telah diterbitkan antara lain Kangkung Kembang Danau Bangkau (Mitra Gama Widya, Yogyakarta). Loksado Disini Kami Satu Hati (Proyek Depdikbud, Jakarta). Haratai, Ketapel (Adicita Karya Nusa, Yogyakarta). Lelehe (Adicita Karya Nusa, Yogyakarta). Sangga Langit (Adicita Karya Nusa, Yogyakarta). Dilangit Senja Negara Dipa (Adicita Karya Nusa , Yogyakarta). Sindang Langit Tanah Air Mata (Adicita Karya Nusa, Yogyakarta). Cerita Rakyat Kalimantan Selatan 2 (Adicita Karya Nusa, Yogyakarta).

            Karya ilmiah nonfiksi yang sudah diterbitkan, antara lain Bawanang, Minyak dan Gas Bumi (Pusat Perbukuan, Jakarta). Kalimantan Pulau Beribu Sungai, Mendulang Intan (Balai Pustaka, Jakarta).

            Antologi bersama yang memuat karyanya, antara lain Mengenang Bumi Kelahiran (Puspa Swara, Jakarta, 1995). Cerita Rakyat Kalimantan Selatan 2 (Bersama Burhanuddin Soebely dan Iwan Yusi, Grasindo, Jakarta, 1997).

            Karya lainnya adalah Lintas Revolusi Fisik Tahun 1945-1949 Daerah Kalimantan Selatan di Hulu Sungai Selatan (bersama Burhanuddin Soebely, Adicita Karya Nusa Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten HSS, 2001).

            Naskah drama karyanya adalah Kembanglah Kembang Jua Segala yang Manis (1970), Lamaran Pak Sabar (bersama Burhanuddin Soebely) yang digelar Posko La Bastari Kandangan pada Festival Pertunjukan Rakyat Tingkat Nasional di Mataram, Nusa Tenggara Barat.

            Dalam menulis kadang menggunakan nama Uda Djarani. Dia meninggal dunia Kamis, 18 Agustus 2005 sekitar pukul 04.20 WITA di kediamannya di Pandai Tengan Jl. Singakarsa Kandangan. Ayah tiga orang anak dan kakek lima orang cucu ini meninggal dalam usia 64 tahun. Ia adalah pendiri komunitas seni dan budaya Posko La Bastari Kandangan.***
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menengok Gerbang Desa Haruyan HST Sabtu Pagi

 Sabtu, 2 November 2024 Menengok sejenak pintu gerbang Desa Haruyan, Kecamatan Haruyan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), pada hari Sabtu ...