Sabtu, 23 November 2013

MENGENAL MASERI MATALI

MINGGU, 24 NOVEMBER 2013

Maseri Matali lahir di Kandangan, 15 Juni 1925. Pendidikan Vervlog School Kandangan. Sehari-hari Maseri merupakan pemilik sebuah toko buku di Pasar Kandangan. Tahun 1947, bersama SM Darul dan Masdan Rozhany, menerbitkan majalah Piala di Kandangan. Majalah sastra yang sempat mencapai oplah 500 eksemplar ini sayangnya tak berumur panjang.
            Ketika Chairil Anwar mempublikasikan sajak Datang Dara Hilang Dara, Maseri mengirim surat kepada HB Yassin, memperingatkan bahwa sajak itu merupakan terjemahan harfiah dari sajak A Song of the Sea karya penyair Cina, Hsu Chih Mo.
            Mulai menulis sajak sejak tahun 1938. Publikasi karyanya, antara lain pada majalah Purnama Raya, Kandangan. SK Borneo Shimbun, Kandangan. Majalah Piala, Kandangan. Majalah Terang Bulan, Surabaya. Majalah Pustaka Timur, Jogjakarta. Majalah Jantung Indonesia, Kandangan. Majalah Waktu, Medan. Majalah Mimbar Indonesia, Jakarta. Majalah Bhakti, Denpasar. Majalah Spektrum, Jakarta. Majalah Panca Raya, Jakarta. Majalah Suara Foni, Balikpapan. Majalah Menara Merdeka, Ternate. Majalah Konfrontasi, Jakarta.
            Tahun 1950-an, sebuah sajaknya berjudul Setitik Embun yang dimuat disebuah majalah Jakarta sebelum perang dunia II, dijadikan syair lagu oleh komponis Mochtar Embut dan menjadi lagu wajib jenis seriosa pada Pemilihan Bintang Radio Tingkat Nasional di Jakarta.
            Tahun 1949 sajaknya yang berjudul Tiada Perduli dideklamasikan di Radio Malaysia, bersama dengan sajak Kerawang-Bekasi Chairil Anwar.
            Maseri juga dibicarakan oleh HB Yassin dalam bukunya Tifa Penyair dan Daerahnya. Agaknya ia merupakan satu-satunya penyair Kalimantan Selatan yang mendapatkan kehormatan itu.
            Tahun 1969, 15 buah sajak Maseri dikumpulkan oleh D. Zauhidie dan kawan-kawan ke dalam sebuah antologi, Nyala. Antologi ini kemudian diterbitkan lagi oleh Posko La Bastari, Kandangan tahun 1980. Dalam menulis Maseri Matali menggunakan berbagai nama samara antara lain Mantan Murni, MN Amandit, Mayasari, Agy Karma, atau Syah Karma. Meninggal di Kandangan, 27 Desember 1968.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Selama di Aceh

 Sabtu, 23 November 2024 Dari Diary Akhmad Husaini, Ahad (21/08/2022)  Semua akan abadi setelah diposting Dugal ke blog pribadi, tentu denga...