Pengurus UPK Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Ubaidillah dan Hairul Ilmi
Aset produktif UPK (Unit Pengelola Kegiatan) Angkinang Kabupaten
Hulu Sungai Selatan (HSS) Kalsel, per September 2013 tercatat Rp 1,7 miliar.
Sejak 2009 mendapat penghargaan sebagai UPK terbaik tingkat nasional dari
Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Departemen Dalam Negeri, Ayip Muflich,
sampai kini tetap bisa mempertahankan prestasi tanpa tunggakan kelompok SPP.
Ketua UPK Ubaidillah, didampingi sekretaris Rasidah dan bendahara
Nuzulul Fitri kepada Faskab M Yusril saat klarifikasi laporan, Rabu 23 Oktober
2013 memastikan di Angkinang nihil kelompok simpan pinjam khusus perempuan (SPP)
yang fiktif. "Sebelum penyaluran dana ke kelompok yang mengajukan
pinjaman, proses verifikasi dengan wawancara langsung per anggota, sehingga
detail dan lama. Fasilitator Kecamatan juga selalu ikut untuk mengontrol,"
jelas Ubaidillah. Selain itu, UPK juga punya databased semua nama anggota
kelompok SPP lengkap dengan alamat dan NIK, sehingga bias cross check dengan
data yang ada dalam proposal.
Tercatat, saldo pinjaman di masyarakat Rp 867.440.000. Itu berarti
ada dana mengendap di bank Rp 834.010.897 per September 2013, yang berbuah
keberuntungan memperoleh hadiah undian dari BRI berupa sepeda motor Honda Space.
"Namun pada awal November ada perguliran lagi kepada 30 kelompok dengan
jumlah anggota 298 orang yang tersebar
di delapan desa sebesar Rp 968.500.000," papar bendahara Nuzulul
Fitri. Tiap bulan setoran angsuran SPP rata-rata Rp 160 juta.
"Semua kelompok sudah diverifikasi, terakhir Sabtu 26 Oktober
2013 di Desa Telaga Silih-Sili dan Angkinang. Ada lima kelompok baru, di Desa
Taniran Kubah, Taniran Selatan, Desa Kayu Abang dua kelompok, dan Desa Bambang
Utara," papar sekretaris Rasidah.
Adanya kelompok baru tak lepas dari hasil rapat tim pendanaan untuk
mengurangi dana mengendap di bank. Saran BKAD, tiap pengurus UPK harus mencari satu kelompok baru tiap
bulan, dan brosur penawaran pinjaman dibagikan kepada kelompok yasinan dan
maulid habsi.
Untuk anggota kelompok SPP baru pinjaman dibatasi Rp 1 juta sampai
Rp 1,5 juta. Di sini ada verifikasi awal dari kepala desa. "Mereka memang
berminat meminjam, untuk modal dagang sayur, ternak itik, dan aneka usaha. Mereka
berminat meminjam karena uang jasanya lebih murah daripada bunga bank, hanya 1%
per bulan," ujar pendamping lokal, Hairul Ilmi, yang ikut membantu
pembentukan kelompok SPP.
Surplus UPK yang dibagikan untuk kegiatan sosial 15% ke RTM Rp 17,5
juta, berupa ternak kambing dua pasang untuk warga RTM di luar anggota SPP.
Penyaluran ini menggenapkan 11 pasang atau 22 ekor kambing untuk RTM di 11
desa, peralatan sekolah dan sembako untuk warga RTM. Sedangkan peruntukan
sepeda motor hadiah undian belum diputuskan pemakaiannya melalui MAD.
Kemunginannya dilelang, hasilnya untuk menambah modal dan operasional UPK.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar