Rabu, 06 November 2013

MENENGOK KIPRAH UPK ANGKINANG

KAMIS, 7 NOVEMBER 2013

  
Pengurus UPK Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan




 
Ubaidillah dan Hairul Ilmi

Aset produktif UPK (Unit Pengelola Kegiatan) Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Kalsel, per September 2013 tercatat Rp 1,7 miliar. Sejak 2009 mendapat penghargaan sebagai UPK terbaik tingkat nasional dari Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Departemen Dalam Negeri, Ayip Muflich, sampai kini tetap bisa mempertahankan prestasi tanpa tunggakan kelompok SPP.
Ketua UPK Ubaidillah, didampingi sekretaris Rasidah dan bendahara Nuzulul Fitri kepada Faskab M Yusril saat klarifikasi laporan, Rabu 23 Oktober 2013 memastikan di Angkinang nihil  kelompok simpan pinjam khusus perempuan (SPP) yang fiktif. "Sebelum penyaluran dana ke kelompok yang mengajukan pinjaman, proses verifikasi dengan wawancara langsung per anggota, sehingga detail dan lama. Fasilitator Kecamatan juga selalu ikut untuk mengontrol," jelas Ubaidillah. Selain itu, UPK juga punya databased semua nama anggota kelompok SPP lengkap dengan alamat dan NIK, sehingga bias cross check dengan data yang ada dalam proposal. 

Tercatat, saldo pinjaman di masyarakat Rp 867.440.000. Itu berarti ada dana mengendap di bank Rp 834.010.897 per September 2013, yang berbuah keberuntungan memperoleh hadiah undian dari BRI berupa sepeda motor Honda Space. "Namun pada awal November ada perguliran lagi kepada 30 kelompok dengan jumlah anggota 298 orang yang tersebar  di delapan desa sebesar Rp 968.500.000," papar bendahara Nuzulul Fitri. Tiap bulan setoran angsuran SPP rata-rata Rp 160 juta.

"Semua kelompok sudah diverifikasi, terakhir Sabtu 26 Oktober 2013 di Desa Telaga Silih-Sili dan Angkinang. Ada lima kelompok baru, di Desa Taniran Kubah, Taniran Selatan, Desa Kayu Abang dua kelompok, dan Desa Bambang Utara," papar sekretaris Rasidah.

Adanya kelompok baru tak lepas dari hasil rapat tim pendanaan untuk mengurangi dana mengendap di bank. Saran BKAD, tiap pengurus  UPK harus mencari satu kelompok baru tiap bulan, dan brosur penawaran pinjaman dibagikan kepada kelompok yasinan dan maulid habsi.

Untuk anggota kelompok SPP baru pinjaman dibatasi Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta. Di sini ada verifikasi awal dari kepala desa. "Mereka memang berminat meminjam, untuk modal dagang sayur, ternak itik, dan aneka usaha. Mereka berminat meminjam karena uang jasanya lebih murah daripada bunga bank, hanya 1% per bulan," ujar pendamping lokal, Hairul Ilmi, yang ikut membantu pembentukan kelompok SPP.

Surplus UPK yang dibagikan untuk kegiatan sosial 15% ke RTM Rp 17,5 juta, berupa ternak kambing dua pasang untuk warga RTM di luar anggota SPP. Penyaluran ini menggenapkan 11 pasang atau 22 ekor kambing untuk RTM di 11 desa, peralatan sekolah dan sembako untuk warga RTM. Sedangkan peruntukan sepeda motor hadiah undian belum diputuskan pemakaiannya melalui MAD. Kemunginannya dilelang, hasilnya untuk menambah modal dan operasional UPK.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Selama di Aceh

 Sabtu, 23 November 2024 Dari Diary Akhmad Husaini, Ahad (21/08/2022)  Semua akan abadi setelah diposting Dugal ke blog pribadi, tentu denga...